Mr. Perfect

702 69 85
                                    

Hyung, terima kasih sudah bekerja keras!”

Hyukjae terpejam sebelum lengan sudah menutup sebagian wajah, ada kesan tak ingin diajak bicara yang sangat jelas. Donghae yang duduk di bangku depan menghela napas di antara perjalanan pulang. Tak ada pembicaraan, suasana van terlalu hening dan mencekam. Semenjak acara yang dihadiri Hyukjae usai, maka Donghae hanya menemukan yang lain terlihat murung.

Lelaki yang lebih tua telah mendapat undangan sebagai pengisi sekaligus penerima awards di salah satu acara bergengsi. Sungguh suatu kebanggan bagi Hyukjae untuk bisa bergabung di sana dan dapat bertemu hoobae sekaligus menyapa penggemar di awal tahun. Lelaki itu antusias sampai sesuatu yang di luar dugaan terjadi saat performance-nya.

Perlu dicatat bahwa ini menjadi kali pertama Donghae sebagai manajer melihat Hyukjae berada dalam suasana hati yang sangat buruk.

Ada alasan mengapa yang lain begitu murung dan kesal, Donghae memahami itu. Lelaki beriris cokelat sudah memeriksa SNS dan belum ada penggemar yang menyadari kesalahan yang terjadi saat stage Hyukjae. Hanya ada pujian dan ucapan selamat teruntuk Hyukjae dengan beragam bahasa, tidak ada yang mengungkapkan kekecewaan tentang penampilan Hyukjae.

Kesalahan teknis yang terjadi cukup fatal mengingat Donghae berada di dekat Hyukjae dan menjadi pemerhatinya. Karena lelaki itu kerap menanyakan pendapat Donghae walau hanya sebuah latihan. Donghae mengingat detail ide kemunculan Hyukjae di atas panggung dan menemukan itu sangat brilliant. Belum lagi, Hyukjae menambahkan tarian khusus sebagai pembuka. Bagi Donghae itu sangat sempurna dan akan sangat cantik untuk sebuah pertunjukan tiga lagu. Namun, sayangnya, pertunjukan itu dimulai dengan bencana kecil karena hidrolik panggung tidak berfungsi dengan semestinya.

Donghae ingat ekspresi macam apa yang dipakai Hyukjae setelah acara usai. Lelaki itu bahkan segera meninggalkan tempatnya. Donghae mengikuti yang lain, berada di sisinya untuk menggantikan keramahan Hyukjae. Beruntung orang-orang memahami perasaan Hyukjae.

Semenjak menjadi manajer Hyukjae, Donghae memperhatikan perbedaan besar caranya bekerja dengan Heechul dulu. Kepribadian mereka tidak bisa diabndingkan, walau Heechul dan Hyukjae nemiliki kemiripan dibagian menjadi lucu dan menghibur.

Namun, Donghae memerhatikan kalau Hyukjae memiliki kebiasaan untuk memendam emosinya. Bukan tanpa alasan untuk tidak sadar, Donghae telah banyak melakukan kesalahan. Hanya saja, Hyukjae tidak pernah sampai memarahinya. Lelaki itu selalu muncul untuk menghela napas, memejam sejenak dan memanggilnya dengan nama yang konyol. Lalu, Hyukjae akan menasehatinya, tidak menunjukkan kemarahn yang asli.

Bukan hanya itu, Donghae telah menemukan sesuatu yang agak disesalinya terkait Hyukjae. Mungkin konyol melihat kalau Hyukjae terus tertawa saat orang-orang selalu mengomentari penampilannya. Donghae tahu itu hanya candaan, tetapi melihat sekilas kalau Hyukjae sempat meredup dan ikut mentertawakannya juga. Kadang-kadang Donghae merasa agak tidak enak untuk apa yang paling mungkin dirasakan Hyukjae. Itulah yang akhirnya membuat Donghae secara tulus hadir sebagai mesin pujian agar yang lain merasa kalau penampilannya selalu baik.

“Kau terlihat bagus, hyung!”

“Kupikir aku tidak bisa membandingkanmu dengan Heechulie hyung, selera pakaian kalian jelas berbeda. Aku menyukainya!”

“Aku iri hyung bisa terlihat begitu bagus dengan apa saja.”

Donghae senang menemukan yang lain sangat percaya diri dan tersenyum lebar setelah mendengar banyak komentar positif itu. Hyukjae memang tidak menunjukkan kesenangannya pada pujian, tetapi Donghae bersyukur telah muncul sebagai orang yang dapat memberikan banyak dukungan pada penampilannya.

Catch The MomentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang