Cheer Up

372 52 31
                                    

Apa yang paling tidak masuk akal dari semua ini adalah ketidaktahuan dibalik semangatnya yang mendadak hilang. Situasi ini mirip seperti mendapatkan benda yang paling diinginkan setelah sekian lama menunggu, tetapi begitu bendanya ada di jangkauan, kebahagiaan itu tidak memberikan efek kepuasaan yang tepat. Perasaan itu tidak bisa dikatakan salah dan benar pula. Hanya saja perasaan itu memberikan jejak keganjalan yang tak terucapkan. Lucunya lagi intensitas kemunculan perasaan itu tak terprediksi, tidak menentu kapan dan bagaimana sehingga si empunya tak punya kesempatan untuk bisa mengerti walau ingin.

“Aku telah menyemangati diriku, tapi tidak berhasil. Aku akan menghubungimu nanti. Jangan lewatkan jam makan dan jaga dirimu tetap hangat, Hae-ya!”

Donghae menghela napas setelah membaca isi pesan yang dikirimkan Hyukjae beberapa jam yang lalu. Sekarang sudah waktunya makan malam, Hyukjae mengirimkan pesan itu di siang hari dan mungkin itu setelah Hyukjae bangun tidur. Donghae tahu kekhawatiran ini dengan baik, tetapi mengiyakan permintaan yang lain terasa tidak benar. Donghae pikir, dia sanggup membiarkan Hyukjae sendirian di apartemennya, akan tetapi di sinilah Donghae berdiri.

“Mungkin dia akan memarahiku kali ini?”

Bukan sesuatu yang tak mungkin setelah melihat seberapa dinginnya cuaca, Donghae dengan syal pemberian Hyukjae yang melilit rapat dan baju tebal sudah berdiri di depan pintu apartemen lelaki yang lebih tua. Mungkin Hyukjae akan murka begitu tahu Donghae berkeliaran di saat cuaca dingin padahal kondisi tubuhnya rentan. Namun, demi mengecek kondisi Hyukjae yang cukup mengkhawatirkan, Donghae rasa dimarahi sedikit tidak apa-apa.

Donghae memasukkan password di pintu, membukanya perlahan dan masuk dengan tenang. Tidak seperti pada kunjungan yang sering dilakukannya, yang terlalu banyak suara dan keributan. Donghae ingin kunjungan ini terasa lebih hening, seperti menjenguk orang yang sakit. Namun, tidak pula Donghae ingin memperlakukan Hyukjae seperti orang sakit. Hanya saja, ketenangan itu perlu untuk Hyukjae sekarang, jadi Donghae akan menjadi tenang.

Tak biasanya apartemen ini sangat sepi sehingga Donghae dapat mendengar langkah kakinya. Setelah mengetahui Hyukjae tidak ada di sofa dan menonton siaran di televisi seperti pada hari-hari biasa. Donghae berbalik memeriksa ruang kamarnya. Mungkin Hyukjae tertidur atau menonton sesuatu sehingga lupa makan malam. Donghae agak khawatir tentang kebiasaan telat makan itu. Walau terburu-buru membuka pintu, Donghae sengaja mengurangi kemungkinan banyak suara yang timbul. Menyelipkan kepala, mengintip ruangan kamar Hyukjae yang terlalu hening dan hanya menyisakan cahaya kecil di sudut.

Sesuai dugaannya, Hyukjae benar-benar tertidur dan melupakan makan malam. Karena yang lebih tua sedang tidur dan tangan Donghae penuh dengan barang bawaan. Donghae berbalik ke dapur meletakan bawaannya, menyimpan syal dan jaket tebal untuk kembali lagi ke kamar Hyukjae. Tak ingin mengejutkannya, Donghae tanpa menghidupkan lampu utama dan berjalan mengendap-endap sudah masuk dan bergabung di atas kasur untuk memeluk Hyukjae dari belakang.

“Apa aku memintamu untuk datang?”

Suara Hyukjae yang agak berat dan kering terdengar bertanya. Donghae tak menjawabnya secara lisan, tetapi perilakunya yang memeluk pinggang lelaki itu dengan erat dan bernapas lambat dibelakangnya telah memberitahu banyak hal. Mereka bertahan di posisi itu cukup lama seperti betah mendengar napas masing-masing yang bersautan.

“Kau tahu sedingin apa cuaca di luar hari ini?”

“Hm.”

Hyukjae berhenti bertanya, merasa pelukan yang diberikan Donghae menegang. Hyukjae bertanya karena jemari Donghae yang dingin karena anak itu tak memakai sarung tangan. Donghae khawatir Hyukjae akan murka, tetapi Hyukjae tak punya energi memarahi yang paling muda. Karena merasa tak ada lagi yang perlu dipertanyakan, Hyukjae mulai menghangatkan jemari kecil itu. Mereka lagi-lagi berdiam, menikmati sentuhan dan suasana yang akan membuai Donghae untuk terlelap di sana. Namun, Hyukjae berbalik untuk menghadap Donghae dan menggantikan pelukan yang lain. Sambil mengelus punggung yang lain, Hyukjae beristirahat di puncak kepala Donghae dengan deheman membentuk melodi lembut.

“Hyukjae, aku lapar. Bagaimana kalau kita makan dan melanjutkan kegiatan ini nanti?”

“Biarkan begini sebentar lagi.”

Donghae ragu mengeluarkan suaranya, hanya mengedip pada titik pandang yang jatuh pada leher Hyukjae. “Kau yakin tidak akan terganggu saat mendengar suara perutku? Kalau kau tidak—ucapannya terputus, Hyukjae mengecup bibirnya untuk mendiamkan Donghae—baiklah aku menurut saja.”

“Jadilah tenang sebentar setelah itu kita makan. Aku juga lapar dan mungkin suara perut kita bisa beradu di sini?”

Donghae tidak bisa menahan tawa setelah mendengar komentar itu. Resonansi getar yang dibawa Donghae membuat sudut bibir Hyukjae gatal dan dengan mudah membentuk segaris senyum. Sudut matanya berkerut senang mendengar suara tawa yang lain. Merasa kegiatan ini semakin menarik, Hyukjae mendekap Donghae lebih erat daripada sebelumnya. Lelaki itu menenggelamkan hidungnya pada rambut halus yang lain dan meninggalkan banyak kecupan.

“Terima kasih sudah datang, Hae-ya.”

“Tentu saja. Ini sudah menjadi tugasku.”[]

Hello! (。•̀ᴗ-)✧

Bagaimana kabar kalian di penghujung tahun ini? 2020 memang sesuatu, kan? hahahaha~

Pertama-tama, Hara senang bisa balik lagi bawain chapter baru di fanfict ini. Kan, udah lana juga ga up setelah chapter kemarin. Publish chapter ini bener-bener karena interaksi Hyuk dan Hae yg bikin semangat lagi!!! (≧▽≦)

Chapter ini ditulis karena sempat denger kabar dari bubel kayaknya Hyuk lagi feeling down gitu. Tapi, syukurnya ga berkelanjutan, ya~ Hyuk uda gapapa, kok.. Hyuk punya Hae yg bisa bikin bahagia (◡ ω ◡)

Oya, Hara mau berterimakasih kepada para pembaca atas antusiasnya. Makasi sudah meluangkan waktunya utk membaca dan memberikan komentar dan juga vote!!!
(っ˘з(˘⌣˘ )

Oya, chapter selanjutnya akan dipublish pada pukul 20.00!!! Ayo, rajin² cek notip, ya!! ( ◜‿◝ )♡

Catch The MomentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang