25

1.5K 110 50
                                    

Holla chingu~

Jangan lupa vote dan komen yaaa😄

"Oppa, bagaimana kau bisa sekejam ini?" Seseorang masuk ke ruangan dengan dobrakan halus tanpa permisi.

"Kau sudah lama tak mengunjungiku, namun sekalinya datang malah bicara seperti itu."

Lee Myungjae membalikkan kursi kebesarannya menjadi menghadap wanita itu. Padahal sebenarnya, pria itu lah yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya.

"Meski bagaimana pun, Kyuhyun juga putramu, Oppa."

"Aku memang ada bilang apa?"

"Lalu, kau akan tetap bersikap begini pada puteramu?"

"Bersikap bagaimana? Aku bahkan belum mengambil tindakan apapun."

"Aku adalah adik kandungmu. Tentu saja aku sangat mengenalmu. Kau tampak diam padahal sebenarnya kepalamu penuh dengan rencana. Apa yang sebenarnya ingin kau lakukan?"

"Mina-ya, kau bilang sangat mengenalku. Tapi kau belum bisa memahami Oppa mu ini dengan baik." Tuan Lee bangkit dari duduknya. Berdiri menghadap jendela besar yang menyuguhi pemandangan kota dengan bangunan-bangunan tinggi.

Mina mengernyit tak paham. Memutuskan diam tanpa niatan menyela. Ingin mendengarkan penjelasan kakaknya itu dengan seksama.

"Mereka telah dewasa. Keputusanku takkan lagi berpengaruh. Baik Donghae maupun Kyuhyun tak lagi mendengarku. Jika tidak, Donghae pasti takkan sembunyi-sembunyi dengan pekerjaan tak bergunanya itu dan Kyuhyun juga takkan sembunyi-sembunyi mencari gadis itu."

"Itu terjadi karena Oppa tak mendukung mereka."

"Aku melakukannya demi mereka juga. Apa yang bisa didapat Donghae dari pekerjaan yang digilainya itu? Dan demi mencari gadis itu, Kyuhyun rela menelantarkan perusahaan yang kuserahkan padanya."

"Tunggu! Oppa sudah tahu soal Jina? Kenapa tak ikut mencarinya?" Mina terkejut luar biasa. Jadi apa gunanya ia dan Kyuhyun menyembunyikannya dari pria ini?

"Kau juga ikut-ikutan main petak umpet bersama mereka. Jika bukan karenaku, Rumah Sakit itu tidak bisa jadi milikmu."

"Kau yang tidak mau mengambil alih seperti yang dikatakan oleh Appa. Appa menawarimu lebih dulu, salah sendiri tidak mau terima. Bukankah kau menyianyiakan otak jeniusmu, Oppa?"

"Justru itu, sangat disayangkan sekali jika otak jeniusku hanya digunakan untuk beramal mengurus orang sakit."

"Kau ingin menyombongkan kekayaan juga bisnismu yang sudah dimana-mana itu? Jangan mengalihkan pembicaraan, Oppa. Katakan kenapa kau masih bisa sesantai ini walaupun sudah mendengar kabar soal Jina. Kuyakin, kau sudah tahu sejak awal kan?" Mina mendekat pada Tuan Lee. Tuan Lee tampak diam sebentar.

"Oppa..."

"Ada alasan dari diamnya aku selama ini. Aku masih diam saat Kyuhyun memutuskan menjadi dokter yang aku tahu juga atas saranmu. Aku masih diam saat Donghae membuka bisnis club itu..."

Mina terkejut saat Tuan Lee mengatakan jika ia tahu Mina lah yang memberi saran pada Kyuhyun soal itu. Tapi yang lebih mengejutkan lagi adalah mengenai club malam Donghae.

"Bocah itu ingin kuhajar rupanya." Gerutunya pelan. Rasanya Mina ingin langsung menemui Donghae juga.

"... Kau menyarankan Kyuhyun untuk menjadi Dokter pribadi gadis itu. Itu pun aku tahu."

Mina merinding. Kakaknya luar biasa mengerikan. Mereka malah mencoba bersembunyi saat Tuan Lee justru mengetahui segalanya. Jika dipikirkan lagi, itu sungguh memalukan dan bodoh. Kakaknya pasti tertawa selama ini.

Tears of HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang