29

721 83 9
                                    

Annyeong chingu...

Jangan lupa vote dan komen ya...

♥♥♥♥♥♥


"Eungh..."

Yuri meregangkan otot-otot tubuhnya yang kaku. Tidurnya memang tidak terlalu memuaskan namun bisa dibilang cukup. Anehnya, ia bisa bangun tepat waktu tanpa suara alarm. Agaknya karena ia sadar betul jika ia tidak sedang berada di kamarnya.

Indera penciumannya dipenuhi oleh aroma pinus dan mintz yang begitu kuat namun tidak menyengat dan seolah menjadi candu saking enaknya.

Tenang saja. Yuri tidak lupa dimana ia berada saat ini. Ia hanya terlalu terbiasa dengan aroma Kyuhyun yang begitu melekat di kamar itu. Hingga ia merasa malas untuk sekedar membuka mata. Percayalah, bau nya sungguh enak.

"Sudah bangun? Keluarlah, sarapan."

Yuri mendecak sebal. Jika di rumah, ia masih bisa berlama-lama bergelung di dalam selimut untuk mengumpulkan kesadaran. Tapi, ia tidak bisa begitu di tempat orang.

Yuri berjalan terseok-seok menuju dapur. Dengan wajah sembab khas bangun tidur dan mata sayu yang setengah terpejam. Kyuhyun masih menata piring di atas meja.

"Cuci mukamu dulu."

"Anda tadi menyuruhku keluar untuk sarapan, bukan cuci muka." Yuri mendudukkan dirinya di atas salah satu kursi di sana. Kyuhyun menghela napasnya.

Pria itu mengambil tangan Yuri dan menariknya pelan menuju kamar mandi. Yuri tidak protes. Ia terlalu malas berdebat di tengah kantuk yang masih mendera.

Kyuhyun dengan telaten membasuh wajah Yuri dengan air di depan wastafel. Yuri terus menolak pada awalnya, namun Kyuhyun bersikeras. Dan berakhir dengan Yuri yang berhasil jinak layaknya anak kucing penurut.

Kyuhyun menata rambut gadis itu yang cukup berantakan, menguncirnya di belakang. Kemudian baru membasuh wajah mulus gadis itu dengan perlahan dan hati-hati.

Kyuhyun hampir saja menyikatkan gigi Yuri saat gadis itu menolak melakukannya dengan alasan nanti saja setelah sarapan. Ia bilang, akan percuma melakukannya karena giginya akan kotor lagi setelah makan dan dia tetap akan menyikat giginya setelah itu. Jadi lebih baik sekaligus saja nanti.

Alhasil, Kyuhyun langsung mengambil sikat gigi baru di sana dan meletakkan odol di atasnya. Menyuruh Yuri membuka mulut dan bersiap melakukan ekspedisi di mulut gadis itu. Melihat itu, Yuri langsung sadar sepenuhnya dan mengambil alih. Membuka mulutnya dan dengan gerakan cepat mengobrak-abrik isi di dalamnya. Kyuhyun mengawasi dengan bersandar di sisi wastafel.

"Makanlah."

Mereka kini telah berada di dapur dan bersiap untuk sarapan. Apartemen Kyuhyun tidak memiliki meja makan. Meja bar itulah yang dijadikan Kyuhyun sebagai meja makan. Karena ia memang tak membutuhkannya. Ia kan hanya sendiri di sana.

"Aku akan ke rumahmu hari ini." Ucap Kyuhyun. Yuri hanya menaikkan alisnya singkat sebagai respon.

"Kau denganku saja biar sekalian." Sambungnya lagi.

Yuri menggeleng, "Aku harus bekerja." Tolaknya.

"Ini hari sabtu." Kyuhyun mengingatkan. Benar juga. Yuri baru sadar. Ia libur hari ini dan besok. Seperti biasa...

Tunggu!

Yuri baru menyadari sesuatu.

"Bisa Anda kembalikan tasku? Aku ingin mengecek ponselku." Ujarnya serius.

"Habiskan dulu sarapanmu-"

"Jangan berulah Dokter Cho. Aku tidak mau hariku hancur karena ribut di pagi hari." Yuri bicara dengan intonasi yang mengharuskan Kyuhyun untuk mengikutinya. Lagipula, pria itu memang akan mengembalikannya juga. Ia pun ke kamarnya dan keluar dengan tas Yuri di tangannya.

Tears of HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang