3

702 76 7
                                    

Jangan lupa klik bintang dan di komen ya...😊😊😊

Hik! Baby Shark du du du du...”

“Baby Hik! Shark du du du du...”

“Baby Shark du du du du...”

“Baby Shark! Hik!”

Yuri berjalan lunglai dengan terseok-seok. Dia sudah mabuk berat saat ini. Gadis itu memang peminum yang handal. Ia biasanya tidak mabuk saat minum hingga lima botol soju. Tapi coba tebak berapa banyak botol soju yang ia habiskan di kedai minum tadi?

Tujuh botol?!

Apa gadis itu sudah gila? Menghabiskan tujuh botol itu sendiri. Bahkan laki-laki dewasa pun hanya sanggup minum hingga lima botol!

“Apa kau bilang?! Aku mabuk?!”

“Yak!!! Hik!”

“Aku sama sekali tidak mabuk... Hik!

“Aku masih sangat sadar dan bisa saja aku memukulmu Hik! hingga masuk rumah sakit jika tidak mau menyingkir dari hadapanku sekarang juga! Hik!” Ia menunjuk dengan jarinya.

“Aku juga tidak takut meskipun kau sangat tinggi! Hik!

Ia menendang namun justru malah tertolak ke belakang.

“Yak!!!”

Beginilah jika ia sudah mabuk. Bahkan tiang listrik di sana terlihat seperti manusia baginya. Astaga, meracau di tengah malam begini. Ah, bahkan sembari berkomunikasi dengan setiap benda yang ia temui di sepanjang gang menuju rumahnya. Gadis ini pasti akan dikira gila jika ada orang yang melihatnya.

“Baiklah... baiklah... Hik!

“Aku melepaskanmu kali ini. Karena kau meminta jadi Hik! aku tidak tega...”

Ia membalikkan tubuhnya dan menyudahi pertengkaran sengit antar dirinya dengan tiang listrik tadi. Yuri pasti memiliki hati yang besar hingga merasa alangkah baiknya memaafkan tiang listrik itu. Dan jika pertengkarannya sudah usai, maka ia akan kembali bernyanyi.

“Ah, tadi nyanyiku sampai mana ya...? Hik!” Tanyanya riang.

“Benar! Baby Shark! Berarti selanjutnya Mommy...ah, tidak... Hik!

“Aku tidak merasa punya Ibu...” Lirih Yuri.

“Apalagi ya...? Hik! Hm... Iya benar! Daddy Shark du- tapi...”

“Aku juga tidak merasa Hik! punya ayah...”

Yuri mengerjapkan matanya yang mulai berair.

“Apa ini? Kenapa tiba tiba mataku buram? Apa air hujan masuk ke mataku? Hik!” Ia mengucek matanya.

“Tapi kan tidak hujan...”

“Ah, berarti aku harus memeriksakan mataku ke dokter nanti.” Ia kembali tersenyum dan melangkahkan kakinya.

“Tak masalah! Aku bisa bernyanyi Baby Shark saja! Hik!

“Baby Shark du du du du... Hik!

“Baby Hik! Shark du du du du...”

“Baby Shark du du du du...”

“Baby Shark! Hik!

“Baby Shark du du du du... Hik!

“Baby Shark du du du du...”

Ia terus mengulang lirik yang sama di sepanjang jalan. Bibirnya tersenyum dan suaranya riang. Namun pipinya basah. Dan ia bersikeras mengatakan jika matanya harus segera di periksa ke dokter.

Tears of HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang