38

692 81 29
                                    

Jangan lupa vote dan banyakin komen ya😉😉😉

"Langsung saja. Apa kau menyetujui perjodohan konyol ini?"

Yuri bersidekap dengan punggungnya yang ia sandarkan di sandaran jok. Keduanya berada di dalam mobil pria berkulit tan itu. Tuan dan Nyonya Kim yang memaksa puteranya untuk mengantarkan Yuri pulang. Katanya agar mereka bisa berbincang sejenak dalam rangka saling mendekatkan diri.

Tuan serta Nyonya Kwon tentu saja sangat mendukungnya. Yuri jelas tak bisa menolak ketika Eomma-nya menatapnya sembari tersenyum yang sudah gadis itu bisa tangkap maksud di balik senyuman itu. Yuri berharap banyak agar pria itu yang menolak. Namun naas nya, pria itu mengangguk tanpa merasa keberatan. Yuri mengumpat dalam hati.

"Entahlah." Jawab Taehyung santai.

"Apa-apaan jawabanmu itu?" Yuri mengernyit tak suka. Taehyung hanya mengedikkan bahu masih fokus pada jalanan. Pria di sampingnya luar biasa menyebalkan.

"Berapa usiamu, Yuri-ssi?" Tanya Taehyung tanpa perduli Yuri yang tengah geram padanya. Yuri berpikir sejenak. Ia mendapatkan sebuah ide.

"Aku sudah cukup tua. Usiaku tiga puluh sembilan tahun." Ucapnya memasang wajah sendu. "Yakin masih mau melanjutkan perjodohan ini? Kulihat, kau masih sangat muda." Ucapnya melirik sedikit pada Taehyung.

"Wah, jinjja?" Taehyung terkejut.

"Begitulah. Aku tidak tertarik pada pernikahan. Dan memutuskan untuk melajang saja. Karena itu aku tidak ingin perjodohan ini terjadi." Yuri menghela napasnya menunjukkan kesedihan mendalam. Dalam hati tersenyum karena mendapati Taehyung mengangguk sekilas.

"Menarik. Aku pernah menjalin hubungan dengan perempuan berusia lebih tua dariku. Namun belum pernah yang sejauh ini. Bahkan hampir memasuki kepala empat? Wow... Aku jadi penasaran." Taehyung kembali mengangguk. Yuri yakin ada yang salah dengan kepala pria itu. Taehyung sedang serius atau mengerjainya?

"Kau pernah?" Tanya Yuri.

"Mm. Aku suka."

Yuri terbelalak. Sepertinya dia sudah salah langkah. Pria di sampingnya agak berbeda. Sedikit tidak normal. Pria aneh ini. Otaknya sedikit miring menurut Yuri. Bukan hanya karena ini, namun juga kejadian di kedai es krim kemarin.

"Jangan begitu. Aku tahu pria sepertimu mana mungkin melajang. Dan dari ucapanmu, aku bisa menebak jika kau suka menjalin hubungan dengan perempuan. Kemungkinannya kecil jika kau melajang sekarang. Aku yakin kau memiliki kekasih. Tidak takut ketahuan kekasihmu?" Yuri masih berusaha mencoba. Pria itu meletakkan tangannya di dagu. Mencoba berpikir.

"Tidak." Jawabnya kemudian memandang Yuri datar tanpa beban.

"APA??!" Yuri terperanjat.

"Mana mungkin! Semua perempuan pasti merasa sakit saat tahu kekasihnya malah dijodohkan dengan perempuan lain. Kau gila, ya?" Cerocosnya.

"Kau punya kekasih, kan?" Yuri memastikan.

"Mm... Bisa jadi."

"Astaga, demi Tuhan! Jadi kau tidak menganggap serius hubunganmu?? Kau ini pria atau bukan, sih? Meski aku memang menolak perjodohan ini sedari awal, mendengar ini semua membuatku semakin yakin untuk menolaknya!" Yuri benar-benar marah. Dia adalah perempuan. Dan paling tidak suka mendengar ada yang merendahkan perempuan lainnya.

"Astaga." Taehyung mengusap telinga kirinya. Suara Yuri terlalu kuat membuat gendang telinganya sakit.

"Bukan begitu."

"Lalu apa?! Jangan berkilah lagi! Aku tidak menyangka kau sebrengsek ini, Kim Taehyung-ssi." Sinis Yuri.

"Aku yakin tidak akan marah. Mana berani mereka."

Tears of HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang