32

654 84 29
                                    

Annyeong, chingu...

Jangan lupa vote dan komen yaa🙌

Yang banyak dong yaa😘😘😘

"Kau sedang apa di sini?"

Situasinya benar-benar aneh. Yuri masih diam mencoba mencerna. Sedangkan Donghae, pria itu tengah bertatapan sengit dengan pria yang satunya lagi.

Kyuhyun entah bagaimana bisa berada di sana. Bersama mereka.

Lebih tepatnya duduk bergabung di meja itu.

Kyuhyun hanya diam memasang wajah datar seolah tak terjadi apa-apa. "Kalian tidak mau makan? Kalau begitu aku ambil sedikit. Timingnya entah bagaimana tepat sekali. Aku memang mau makan siang."

"Astaga, anak ini tak bisa dipercaya!" Donghae memutuskan menyerah. Kyuhyun mana mau mendengarnya sekalipun ia suruh pergi. Donghae kemudian memandang Yuri yang masih heran dengan kedatangan Kyuhyun yang tiba-tiba.

"Tidak usah perdulikan dia, Yuri-ya." Ucapnya sembari memberikan sesendok besar raboki-ramyeon ke dalam mangkuk Yuri. Kyuhyun melihatnya, namun kemudian kembali pada makanannya.

"Kau mau makan di tempat begini, hyung? Seleramu sudah berubah rupanya." Sindirnya.

Donghae memandanginya sebentar sebelum kembali pada mangkuknya, "Aku mau makan dimana itu urusanku. Memang kau yang bayar?"' Balasnya sarkas.

Kyuhyun hanya mengangguk acuh sembari mengunyah makanannya baru kemudian berkata, "Kupikir itu hanya akal-akalanmu saja."

Donghae mengeraskan rahang. Ia kemudian melirik sedikit pada Yuri. Untung saja gadis itu sibuk pada raboki-ramyeon nya. "Kupikir kau yang sedang main akal-akalan. Begitu banyak restoran di Seoul, kenapa malah kemari?"

"Kan dirimu yang memberi pesan padaku."

"Hanya keberadaanku. Itupun karena kau yang bertanya. Bukan menyuruh kau kemari kan?"

Brakk!!!

Suara hantaman kasar terdengar saat Yuri meletakkan sumpit makannya di atas meja. "Bisa kalian tunda kelahi-nya untuk nanti saja? Aku ingin menikmati makananku." Ujarnya. Mereka berdua memang harus dihentikan secepatnya atau itu bisa berlanjut hingga besok pagi.

"Donghae-ssi, kau niat tidak sih mentraktirku? Bagaimana aku bisa menikmatinya dalam situasi ini?"

Kyuhyun tersenyum menang. Donghae bisa melihatnya. Padahal Kyuhyun duluan yang mengajaknya berdebat, tapi kenapa Yuri malah memarahinya? Lihat? Pria yang duduk di seberangnya itu merasa seolah dibela dan tentu saja dia merasa senang.

"Dan Anda Dokter Cho... Jika hanya ingin membuat keributan, silakan pergi dari sini. Karena, toh, Anda juga tidak diundang. Jadi tolong jaga sikapmu."

Donghae langsung tersenyum mendengarnya. Ia bahkan hampir tertawa karena ucapan Yuri untuk pria itu. Mungkin dia memang kena semprotan Yuri, namun jauh lebih baik dari Kyuhyun yang diusir secara tersirat. Wajah Kyuhyun berubah seratus delapan puluh derajat.

Yuri kemudian mengambil sendok tepat di sebelah sumpit yang ia letak dengan kasar tadi. Kembali pada raboki-ramyeon nya guna mengambil kuah dari mangkuk miliknya.

"Sambung makan kalian."

Luar biasa!

Suasana menjadi begitu tenang. Dua pria dewasa itu makan dengan tenang seperti anak yang habis dimarahi ibunya. Menurut sekali.

Setidaknya begitulah yang terlihat dari sudut pandang gadis itu. Dia hanya tidak sadar saja, pertarungan Kyuhyun dan Donghae sebenarnya tidak berhenti, melainkan hanya berjeda sebentar saja tadi. Karena Kyuhyun dan Donghae beberapa kali masih saling menatap tajam dan sengit setelahnya.

Tears of HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang