4

10.2K 1.7K 36
                                    

[ m o t i o n s ]

Biru mengelus lengan kanannya yang terasa perih, ia mengangkat lengan bajunya, ada bekas memerah disana. Biru menghela nafas, menggigit bibir bawahnya, kemudian menatap punggung susternya yang berjalan menjauh dari jendela.

"Heh? Ngapain?,"

Matthew, sepupu biru mengangetkan Biru. Anak itu berbalik pelan.

Matthew meraih lengan Biru, kemudian menatap Biru serius.

"Kamu kenapa? Tangannya sakit?"

Biru mengangkat pundaknya acuh, kemudian meraih lengan Matthew. Menunjuk ke arah meja makan.

".. minta tolong, roti.."

"Yaampun.. yaudah ayok kita sarapan bareng ya?"

Tidak lama, Julian bergabung. Memperhatikan Biru yang kesulitan memakai tangan kirinya.

"Sini deh, sama kakak Matt dibantuin."

"Nggak. Biru harus belajar pake tangan kiri." Biru menolak sepupunya dengan halus.

"Kok Pagi banget. Kalian mau kemana?," Matt meraih roti kemudian melahapnya cepat tanpa selai karena masih dipakai oleh Biru.

"Mau beli alat bantu dengar baru, buat Biru."

"Hah? Rusak lagi?," Matt bertanya.

"Hilang." Biru mengoreksi.

"Hilang?,"

Julian menatap Matt, sepertinya mereka punya pikiran yang sama.

"Beneran hilang?"

Biru mentap Julian dan Matt lama. Kemudian mengangguk.

[ m o t i o n s ]

Biru menatap keluar kaca mobil. Melihat orang dan kendaraan berlalu - lalang sibuk.

"Itu flat nya Tante Lana."

"Huh?,"

"Itu yang ada laundry dibawahnya." Julian menunjuk sambil lanjut menyetir.

"Ooh.. Papa udah ganti uang Tante Lana?"

Biru jadi teringat hutangnya.

"Hahaha. Lupa, nanti deh pulang kerja. Soalnya Aunty Lana udah gak kerja sama Papa lagi."

"Oh.."

"Papa. Biru boleh minta uang?" Julian menatap Biru lama, Birunya terdengar seperti dulu, waktu sebelum kecelakaan. Baru kali ini Julian mendengar Biru meminta sesuatu lagi darinya.

"Mau beli apa?"

"Untuk simpen aja. Biar nggak ngutang lagi."

Julian menepikan mobilnya, mengeluarkan dompet. Mengeluarkan kartu - kartu didalamnya. Menyisakan kartu nama dan beberapa helai uang cash di dalamnya.

"Nih pegang sama Biru ya. Ini namanya dompet. Semua orang punya satu. Jaga baik- baik ya, jangan hilang."

Biru menatap Julian lama. Merasa dipercaya oleh Papa.

"B-beneran?"

Julian mengangguk.

[ m o t i o n s ]

Biru menatap bangunan flat yang terlihat megah. Mendudukan dirinya di ruang tunggu dan menatap orang yang berlalu lalang.

Itu dia!

Orang yang dicarinya sejak tadi terlihat memasuki area lobby flat membawa kantung belanjaan.

Biru menghampiri orang itu.

I. MOTIONS [COMPLETED.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang