11

7.8K 1.4K 186
                                    

[ m o t i o n s ]

Julian mematikan layar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Julian mematikan layar. Setelah menghubungi toko kue langganan Kakaknya untuk ulangtahun Biru. Ia menatap ke seluruh ruangan. Tadi setelah mendampingi Biru makan malam dan tidur, Julian menyetir jauh kesini menjelang tengah malam karena tiba - tiba hatinya terasa sakit. Kadang, ia masih belum bisa menerima keadaan.

Ada penyesalan mendalam di hatinya.
Kenapa dulu ia terlalu menuruti kemauan Ibunya? Sampai rela pisah rumah dengan istri dan anak yang begitu dicintainya.

Mungkin karena Julian menganggap sepele perasaan Istrinya dan Biru. Tuhan jadi menghukumnya.

"Pak? Manggil saya?"

Julian tersentak.

"Diturunin aja Bi.. Piala - piala sama medali nya." Julian mengeluarkan tangannya dari saku. Menunjuk jajaran medali dan Piala milik Biru.

"Sama foto yang itu juga. Yang 3 deret itu. Iya." Julian mengarahkan pembantunya menurunkn foto Biru memegang medali dan piala. Kemudian ia berbalik. Menyadari kalau di balik pintu masih ada gantungan - gantungan lanyard dan nametag punya Biru yang entah sudah berapa lama ada disana.

Batara Biru Pranadipta,

Julian membiarkan yang itu ada disana. Lagipula, Biru sudah tau kalau dulu dia pergi sekolah. Kalau soal piala tadi Julian khawatir Biru tertekan melihat bagaimana dirinya dulu. Julian mau Biru healing. Sembuh secara alami tanpa perlu menjadi Biru yang dulu. Yang belajar dan berprestasi mati - matian agar bisa di notice Julian.

Sekarang Biru tidak perlu seperti itu. Julian tidak akan kemana - mana.

"Adek Biru, mau balik tinggal disini Pak?"

"Oh.. nggak sih. Kemarin tuh dia happy waktu bahas bahas trip kita ke New York makannya mau saya biarin ke kamar lamanya. Siapatau seneng. Soalnya akhir - akhir ini sakit terus, kayaknya butuh suasana baru."

"Wah gitu yaudah atuh pak saya bakal ganti sprei sama laundry gorden nya biar bersih ya.. oh iya pak. Suster nya Adek Biru itu teh keluar ya Pak? Kalau misalnya Teteh saya balik lagi, bisa? Suaminya udah sehat."

Julian menatap pembantu rumah tangganya.

"Wah, boleh. Boleh deh. Dia lebih telaten kalau ngurus anak - anak."

[ m o t i o n s ]

"Halo selamat siang, dengan Baked by Na. Ada yang bisa kami bantu?," Lana melirik kedepan. Adiknya menyambut dua orang remaja yang masuk ke dalam toko mereka.

"Eh, udah abis tau.." Lana mengingatkan adiknya. Beberapa saat kemudian, "Cranberry Bun nya udah abis, cuma sisa minuman aja untuk hari ini."

"Yah...." Yang perempuan menunduk, lucu sekali. Bibirnya dimajukan beberapa senti.

"Its your fault. Its Abang Matthew fault!"

I. MOTIONS [COMPLETED.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang