7

8.7K 1.4K 63
                                    

[ m o t i o n s ]

Lana memotong - motong salmon yang baru saja ia beli dari supermarket tadi. Ia sedang membiarkan bumbunya meresap sebelum mendengar suara ketukan di pintu apartementnya.

"Ayah?"

Lana terkejut sekali, Ayahnya ada di depan pintu apartementnya. Kedua matanya memerah, Lana tahu dia habis mabuk.

Lana langsung menutup pintu apartementnya, kemudian mengajak Ayahnya berbicara di luar. Lebih baik jika ada CCTV.

Tubuhnya gemetaran, setahun yang lalu, Ayahnya masuk penjara karena kasus drive under influence. Ayah Lana menyetir sambil mabuk sampai menyebabkan seorang wanita muda meninggal. Ayah Lana juga abusif. Itu yang menyebabkan sejak lulus SMP Lana memilih untuk meninggalkan rumah.

"Mana? Uang buat investasi, kamu kan udah janji hari ini? Mana Lana?!"

Lana menjauh, aroma alkohol menyengat. Membuat Lana pusing. "

"Mana sepuluh juta?!" Lana semakin berjalan mundur.

Ia tidak tahu kenapa Ayahnya tahu alamat apartementnya yang baru. Kehidupan tenang yang ia dambakan menghilang begitu saja.

Lana.. seharusnya kamu tidak perlu berharap banyak.

[ m o t i o n s ]

Biru menoleh ke kanan dan ke kiri, memastikan tidak ada yang melihat dirinya. Kemudian dengan cepat, ia membuang soup yang tersisa setengahnya ke tempat sampah.

"Ngapain di sini?"

Biru menatap perempuan paruh baya itu ketakutan. Ia tidak berani menatap matany, sehingga ia menatap jemari lentiknya yang dihiasi cincin berlian berkilauan.

"Udah makannya?"

Biru mengangguk.

"Mana?"

Biru menunjukan mangkuk sup nya yang sudah kosong.

"Bagus. Gak usah lama - lama kamu kalau makan. Lagian jadi anak lambat banget sih?"

"Papa kamu tuh gak pernah kaya gitu. Julian itu sempurna. Nggak kayak kamu."
Biru mundur ke belakang. Karena perempuan itu mendekat.

Dagu kurus biru ditarik, membuat ia menatap perempuan itu langsung.

"Kalau ada yang ngomong tuh diliat! Biar ngerti. Udah tau budek!"

Biru mengangguk.

[ m o t i o n s ]

Lana terkesiap, terbangun dari tidur lelapnya. Menyadari kalau ia sedari tadi tidur dibalik pintu. Ia menatap pisau dapur yang masih ada di genggamannya. Kemudian dengan hati - hati ia melirik ke lubang pintu apartementnya. Ia takut ayahnya masih ada disana. Tadi pihak security sudah membawa Ayahnya pergi karena membuat kegaduhan. Tapi tetap saja Lana merasa tidak aman.

"Hah? Biru?" Lana melihat layar yang menampakan tubuh kecil anak itu didepan pintu.

Lana buru - buru membuka pintu, memasukkan biru ke dalam unitnya kemudian menggiring anak itu duduk setelah mengunci pintu.

I. MOTIONS [COMPLETED.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang