20

7.2K 1.3K 113
                                    

[ m o t i o n s ]

Pintu apartement Lana diketuk. Membuat Lana meminta Julian menunggu. Beberapa saat kemudian, Lana menghampiri Julian dengan sedikit gugup.

"Kenapa?"

"Polisi?" Lana menjawab tapi dengan nada bertanya. Dia sendiri heran kenapa bisa terdengar bodoh macam itu. Apa karena sebenarnya Lana takut?

Tidak. Dia tidak takut. Dia pemberani.

"Oh. Gak apa - apa Lana. Kalau mereka mau periksa kita disini. If they found something, i will find a way to swept it. Aku bisa cari orang buat selesaikan masalah kita."

Lana menatap Julian. Nah itu lebih terdengar bodoh dari kelakuannya tadi.

"Yang bener aja? Mama kamu itu abis mukulin orang sampe hampir mati Julian.. dan itu reaksi kamu?"

"Kamu nyepelein nyawa orang apa gimana?"

Julian diam.

"Kalau Biru yang sekarang koma di rumah sakit. Kamu nggak bakal santai kayak gini kan?" Lana berdiri disana.

Beberapa saat kemudian. Biru keluar dari kamar Lana. Wajahnya pucat sekali.

"Kenapa Papa disini..?"

Anak itu bertanya. Pintu Apartement Lana digedor lagi. Kali ini, Biru yang berjalan kesana. Membuka pintunya.

Julian meraih tubuh Biru. Kemudian mendorong Biru mundur agar berdiri dengan Lana.

"Selamat Siang Pak."

"Kami izin mencari Ibu Alana."

"Hah?" Julian dan Alana berpandangan. Sementara Biru, memeluk Alana erat.

"Jangan.." Biru menggeleng.

"Ada masalah apa ya?" Julian menatap dua orang berseragam itu.

"Mana surat - surat perintah penangkapannya?"

Mereka menunjukan surat yang terlipat rapi.

Alana Zetta Alandra

Menjadi saksi penggelapan uang 50 Milyar.

"Saudari Alana sudah 3 kali tidak memenuhi panggilan dari polisi. Oleh sebab itu kami melakukan penjemputan ke kediamannya."

"Papa.." suara bergetar Biru terdengar. Julian tahu Biru panik. Sementara Alana mendekat, melihat surat itu seksama. Biru menarik Alana menjauh dari pintu.

"Sebentar okay Bi.. its okay.."

"Jangan pergi.."

"Saya gak ngerasa pernah nerima surat apapun dari kepolisian." Jawab Alana. "Kalau saya harus jadi saksi, saya bisa ikut sekarang."

"Its okay Julian, Biru."

Alana menguncir rambutnya tinggi. Mengambil handbag nya kemudian berjalan santai. Ini pasti berkaitan dengan Ayahnya. Alana sudah hapal tabiat si tua brengsek itu.

I. MOTIONS [COMPLETED.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang