25

8.8K 1.2K 79
                                    

[ m o t i o n s ]

Julian tersenyum menenangkan ketika melihat Biru membuka mata. Sedetik kemudian, Biru memejamkan matanya lagi, hening. Setiap sakit kepalanya memburuk, Biru akan meremas tangan Julian sekuat tenaga, seperti tangan Julian adalah satu - satunya hal yang bisa membuat Biru selamat. Julian benci sekali melihat Biru harus ada di kondisi seperti ini lagi.

"Sakit.." kata itu keluar dari mulut Biru.

Julian melirik ke arah tangan kiri Biru yang dipenuhi infus.

"Mana yang sakit?," Julian mengelus kening Biru. "S..semua.."

Alana ada disana, mengompres kening Biru dengan kantung pendingin. Besok, Biru dijadwalkan untuk menjalani operasi Endovaskular Coiling, untuk memperbaiki pembuluh darah di otaknya yang pecah.

Dari pembuluh darah terbesar di tubuh Biru akan dimasukkan selang berukuran kecil yang nantinya akan membawa kawat halus untuk mengikat pembuluh darah Biru yang pecah.

Biru sekarang dalam keadaan demam, mereka semua berusaha meredakan demam Biru agar besok keadaan nya stabil untuk tindakan.

"Jangan pergi Biru, kalau kamu nggak ada, Papa sama siapa?," Bisik Julian.

"Mama..." Biru menjawab setengah sadar. Saking demamnya anak itu lupa kalau Mamanya sudah tiada. Julian tersenyum kecil.

"Papa sekarang maunya sama Biru aja.."

Alana terdiam, menyaksikan bagaimana Julian begitu besar menyayangi Biru. Alana dibesarkan oleh dirinya sendiri dan keadaan. Kadang melihat Ayahnya memperlakukan dia dan Ibunya dengan begitu buruk sampai rasanya ia benci Laki - laki. Tapi melihat fakta di depannya kalau seorang laki - laki bisa tulus mencintai seseorang seperti Julian pada Biru rasanya Alana tersentuh.

"I love you Blue. I love you so much that i cant explain it, it hurts seeing you like this."

Biru tidak menjawab, hanya mengela nafas lemas, kemudian membuka matanya sedikit.

"Mama.."

"Ssh.." Alana menenangkan karena Biru bergerak - gerak gelisah. Ia menepuk pelan punggung tangan Biru. Kemudian entah kenap tergerak untuk melakukan hal yang sama seperti yang Julian lakukan.

Menggenggam tangan Biru.

"..Jangan dilepas ya Ma.." Biru berbicara, sampai Lana dan Julian berpandangan kaget. Biru tersenyum kecil kemudian kembali memejamkan mata.

"O-okay.."

Jangan dilepas ya...

Kata - kata itu rasanya menyenangkan dan sejuk sekali seperti hembusan angin di pagi hari yang cerah setelah hujan semalaman.

Jadi.. mungkin ini ya rasanya dicintai?

Alana ternyata sangat berharga ya di mata Biru?

[ m o t i o n s ]

Alana terbangun ketika merasakan seseorang menyelimuti badannya dengan scarf berukuran cukup besar. Tadi ia mengantar Julian kembali ke rumahnya untuk mengambil beberapa keperluan Biru yang akan di operasi.

I. MOTIONS [COMPLETED.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang