12

7.7K 1.3K 53
                                    

[ m o t i o n s ]

Lana meraih kenop pintu tokonya dengan tangan gemetaran. Ketika lari pagi tadi, Lana diikuti dua orang laki - laki tidak dikenal. Seluruh tubuh Lana gemetaran. Ia menutup tirai tokonya kemudian duduk di belakang meja kasir. Mengelus dadanya yang berdebar tidak karuan.

Lana merangkak ke ruang kantor belakang. Kemudian melihat CCTV, mendapati dua orang itu berjalan mengelilingi tokonya. Yang satu mencoba membuka kenop pintu dengan kasar. Yang satu lagi menggedor pintu belakang.

Lana tidak pernah mengalami hal seperti ini. Seluruh tubuhnya terasa lemas. Ia tidak tahu siapa mereka dan mengapa mereka bersikap seperti itu pada Lana.

Lana hanya bisa menangis..

Karena ia tidak punya siapa - siapa.

Ia tidak punya orang yang bisa diandalkan sama sekali dalam hidupnya.

Ia terisak, kemudian memeluk tubuhnya sendiri karena takut. Selama 15 menit Lana diam dibawah meja dengan keadaan panik.

Beberapa saat kemudian, Lana mendengar namanya dipanggil.

Ponselnya juga bergetar.

Incoming Call from Julian...

[ m o t i o n s ]

"Papa!" Biru yang pertama kali melihat Lana ada di bawah meja dengan kondisi gemetaran.

"Aunty, aunty kenapa?! Papa! Papa kesini! Aunty kenapa?!"

Julian datang, menatap Lana dengan pandangan khawatir kemudian memeluk Lana erat.

"Youre safe now.."

Lana melihat dari ujung matanya yang buram karena air mata, Biru berusaha mengambil air putih dari dispenser kemudian memberikan gelas itu untuk Lana.

"Papa, kita bawa ke rumah sakit?"

"Lana, do you hear me?"

Lana merasakan Julian melepas pelukannya, kemudian menatap Lana khawatir.

"Lana!"

Lana ingin bicara, tapi dadanya sakit dan sesak.

"Ssst, Lana. Kamu udah aman sekarang. Liat? Ada Biru sama saya disini. Lana!"

Lana akhirnya bisa mendengar semuanya. Pandangannya menjadi jelas, ia bisa bernafas normal lagi meskipun tubuhnya masih gemetaran.

"Biru.." Lirih Lana pelan.

"Oh! Thank god!" Julian langsung memeluk Lana lagi. Lana tiba - tiba merasa sangat lelah. Dan lega.

[ m o t i o n s ]

Lana merasakan kepalanya pening sekali kemudian tersentak ketika melihat plafond putih bersih diatasnya. Ini bukan rumahnya! Ia berada di atas sofa berwarna cream muda yang bersih dan mewah. Kontras sekali dengan baju olahraga hitamnya.

"Ibu.. tadi Bapak sama Biru bawa ibu kesini. Tenang aja Bu istirahat dulu. Tadi Ibu pingsan,"

Lana menatap asisten rumah tangga lugu itu kemudian tersenyum kecil. Berterimakasih.

I. MOTIONS [COMPLETED.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang