[ m o t i o n s ]
Biru melangkahkan kakinya ke arah ruang kerja Julian. Menatap sofa yang ada di dekat jendela. Membaringkan tubuhnya disana.
"Adek Biru?" Susternya menyusul. Kemudian menatap wajah Biru.
"Jangan takut ya.. kan ada Sus."
"Biru mau sus kasih tau rahasia gak?"
Biru menatap susternya, kemudian duduk. Biru diam disini karena merasa tidak sendirian di ruangan ini. Biru merasa dekat dengan Papa. Dari sini juga dia bisa melihat rumah - rumah lain. Yang satu komplek dengan rumahnya.
Biru pikir, ini tempat paling aman. Berjaga - jaga kalau ada sesuatu ia bisa langsung teriak.
"Rahasia apa?"
Suster membisikan sesuatu ke telinga Biru kemudian Biru mengangguk - angguk.
[ m o t i o n s ]
Biru mengelus punggungnya pelan. Tadi Oma mencubitnya cukup keras sampai punggungnya agak panas. Pokoknya. Dibandingkan telinga, punggung dan lehernya terasa paling sakit kalau disentuh Oma.
Biru lebih memilih menjauhkan tubuhnya dari oma kalau bisa.
"Apa? Mau ngadu ke Papa?"
Biru menggeleng.
"Kamu tuh, banyak tingkah banget Biru. Persis Mamamu itu."
"Udah bu.. udah almarhum. Masih diomongin aja." Suster itu membantu menyiapkan makan di meja.
Kepala suster itu didorong oleh Oma. Membuat Biru meringis.
"O-oma" kata Biru pelan.
"Nggak sopan Bu.. depan anak kecil kayak gitu. Gak apa - apa Bu kalau ke saya. Kalau ke Biru jangan. Anaknya Pak Julian bu."
"Mulut kamu tuh ya?"
Ada alasan kenapa Oma benci sekali pengasuh Biru yang ini. Karena berani. Makannya dia benci sekali waktu suster ini kembali.
"Udah.." Biru takut. Ia meraih tangan susternya.
"U-udah.. takut.."
Oma malah tertawa ketika melihat Biru ketakutan. "Anak aneh.."
"Anaknya Pak Julian Bu.."
Oma tersulut emosinya. Biru sampai tersentak.
"Anak Julian sama si cewek gak jelas itu. Jadinya gini nih, bawa sial mulu. Waktu itu Axel, terus Mamanya yang gak jelas itu nyusul, nanti siapa lagi nih yang dia bikin mati?,""Udah aku bilang ke Julian dulu. Hati - hati, gak nurut. Akhirnya—"
"Udah bu. Udah. Biru nggak ngerti Bu. Biru juga nggak mau Mamanya meninggal. Ibu tega ya?"
Biru menggigit bibir bawahnya. Ketakutan. Oma menampar pipinya pelan.
"Nangis kamu."
"Eh Bu?! Kok main tangan ke Biru juga."
Dulu suster itu tahu kalau Oma selalu sensi pada Biru. Tapi tidak tahu kalau sekarang mulai berani main tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I. MOTIONS [COMPLETED.]
Romancein which alana fallin in love with how julian take care of blue.