"Jus."
"Eh?" (Namakamu) berbalik, masih dengan map di pelukan ia menatap bingung bosnya.
"Saya bilang Jus."
Butuh beberapa detik untuk (Namakamu) mencerna kalimat bernada datar yang sebenarnya adalah perintah itu.
"Bapak mau Jus?" Tanya (Namakamu) memastikan.
Si bos menatap (Namakamu) jengah, tangannya yang tadi berada diatas keyboard sudah berpindah ke samping lalu mengepal kuat-kuat. Pandangan beralih dari laptop menatap kearah (Namakamu) garang.
Duh Gusti! kali ini apa lagi?
(Namakamu) memejamkan mata, telinganya sudah ia siapkan mode tuli untuk mendengarkan omelan pedas bosnya kali ini.
Satu detik
Dua detik
Kenapa gak ada suaranya?
Pelan-pelan ia membuka mata, bos menyebalkan itu masih disana, menatap (Namakamu) dengan hidung kembang kempis.
"Saya beli jusnya sekarang," Ucap (Namakamu) cepat, tepat saat bosnya itu membuka mulut untuk mengucapkan kata.
"Mau jus apa... Ah iya bapak kan suka rasa strawberry, masih ka...n?"
(Namakamu) membulatkan mata, ia baru saja membuat kesalahan. Inilah kebiasaan buruk (Namakamu); pertama ia sering menanyakan pertanyaan yang sudah ia tahu jawabannya, kedua ia sering lupa bahwa ia tidak boleh mengungkit masa lalu si bos yang merupakan teman masa kecilnya itu.
***
Respost ya gengs, kemaren kan belum tamat. Semoga suka♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
My Annoying Boss
Fanfiction(Namakamu) benci bosnya! Dia adalah iqbaal, pria menyebalkan dan bermulut pedas. Tapi tanpa (Namakamu) tahu ada maksud berbeda dari semua kalimat pedas Iqbaal padanya. "Saya gak suka warna pakaian kamu, terlalu mencolok bikin mata saya sakit, ganti...