7. 100%

3.6K 464 43
                                    

Baca part ini setelah buka puasa ya guys. Takutnya pikiran kalian kemana-mana haha. Kalau masih mau lanjut baca, dosa ditanggung sendiri yak.

***

Prak

Iqbaal menghela napas, pulpennya jatuh dan menggelinding lumayan jauh. Dia bangkit dari kursinya hendak mengambil pulpen itu. Bersamaan dengan pergerakan Iqbaal, pintu ruangannya terbuka, menampakkan Bastian yang membawa map.

"Pak saya mau menyerahkan lapor—aa" Bastian terus berjalan tanpa memperhatikan lantai yang ia pijaki. Iqbaal yang menyadari hal itu langsung refleks hendak menolong Bastian, tapi terlambat. Tubuh Bastian sudah mendarat ke lantai dengan keras.

Bruk

Bodohnya lagi iqbaal yang hendak menolong malah tak bisa menjaga keseimbangan dan jatuh diatas tubuh Bastian. Memalukan sekali kalau dilihat.

Krit

Double kill! Pintu ruangan Iqbaal ada yang membuka.

Triple kill! Yang membuka adalah (Namakamu)! Dengan ekspresi kaget bukan main.

"(Namakamu)?" Gumam mereka berdua. Lalu Iqbaal segera mengambil tubuhnya untuk bangkit. Disusul Bastian.

"Tadi gue jatuh, Pak Iqbaal cuma mau nolongin tapi ikutan jatuh," Bastian  menjelaskan tanpa diminta. Bastian paham melihat raut wajah (Namakamu) yang antara kaget, bingung, tapi malah tak bersuara, hanya berdiri di depan pintu.

(Namakamu) berusaha menetralkan wajahnya.

"Apa apa (Namakamu)?" Tanya Iqbaal.

(Namakamu) diam sejenak, "Ah itu pak, saya masuk karena denger suara..."

"Gak ada apa-apa kok, kalian berdua silahkan keluar. Bastian tingkalkan saja mapnya, saya baca laporannya nanti," ucap Iqbaal santai lalu kembali kemejanya, berkutat lagi dengan laptop.

Bastian dan (Namakamu) menurut, mereka langsung keluar dari ruangan Iqbaal.

"Ngapain kalian keluar dari ruangan pak Iqbaal barengan?" Tanya Steffi ketika mereka sudah keluar dari ruangan Iqbaal.

"Ah gue anterin laporan," jawab Bastian lalu berlalu.

"Lo?" Tanya Steffi.

"Nanti gue ceritain," ucap (Namakamu) setengah berbisik. Membuat Steffi langsung bereaksi cepat mendekat dengan (Namakamu).

"Kenapa? Ada apa? Kasih tau dong?" Steffi berbisik di telinga (Namakamu).

"Ish, tar gue ceritain," ucap (Namakamu).

Dan akhirnya pada jam makan siang, ketika mereka berdua sedang menikmati makanannya, (Namakamu) bercerita tentang apa yang ia lihat didalam ruangan Iqbaal.

"Apa?! Lo serius?" Teriak Steffi, membuat (Namakamu) segera menutup mulut Steffi.

(Namakamu) mengangguk, lalu melepaskan tangannya saat dirasa Steffi sudah kondusif.

"Gak lo foto?" Tanya Steffi berbisik.

"Aish, ya nggak lah," jawab (Namakamu).

Steffi berdecak, "Sayang banget..."

(Namakamu) mengangguk-angguk, "Iya sayang banget, pak Iqbaal ganteng-ganteng gitu gay."

"Maksud gue sayang banget lo gak foto mereka, " lanjut Steffi, membuat (Namakamu) mendekat untuk menjitak kepala temannya itu.

***

Hari ini kantor menjadi heboh karena kedatangan seorang perempuan cantik berwajah bule. Ya siapa lagi kalau bukan tunangan si Bos. Semuanya langsung tau karena cewek bernama Cassie itu sering sekali datang ke kantor menemui Iqbaal. Bedanya kali ini yang membuat heboh adalah pakaian yang cewek itu kenakan. Turtle neck ketat warna putih tanpa lengan disambung dengan rok pendek yang memamerkan paha putihnya. Cewek itu mau ke kantor atau ke bar?

Berkat penampilannya, cowok-cowok kurang iman di kantor pada melotot lalu langsung duduk lemas, ya lemas karena tidak bisa berbuat apa-apa sebab cewek itu milik bos mereka.

Cassie berjalan anggun lalu berhenti didepan meja (Namakamu). Dia melepaskan kacamata hitamnya, dengan dahi terangkat yang seolah menunjukan superioritasnya dia berkata, "Iqbaal di dalam kan?"

Sebelum menjawab (Namakamu) lebih dulu menelisik penampilan cewek didepannya. Sangat seksi, tak cocok dipakai di tempat seperti ini. Ah lebih tepatnya tak cocok dipakai didepan Iqbaal.

"Lo tuli?" Tanya Cassie lagi, membuat (Namakamu) kembali fokus. Ah (Namakamu) benar-benar tidak menyukai cewek didepannya. Sombong, angkuh, heum apa lagi? Sok cantik? Ah tidak dia memang cantik.

"Ada didalam," (Namakamu) menjawab pertanyaan Cassie sebelumnya. Setelah mendapat jawaban dari (Namakamu), Cassie kembali berjalan angkuh. Lihat bagaimana dia mengangkat dagunya, atau bagaimana dia berjalan agar tampak menggoda.

"Cih," (Namakamu) berdecih secara tidak sadar, dia mengasihani Cassie yang tampak berusaha sangat keras untuk mendapatkan perhatian Iqbaal. Tapi 98% (namakamu) yakin Cassie tak akan dapatkan itu. Yah (namakamu) yakin Iqbaal tak akan terangsang melihat tubuh molek dan putih Cassie.

2%nya (Namakamu) gunakan untuk menguping pembicaraan mereka. Gak tau kenapa (namakamu) jadi sekepo ini. Jadi disinilah (namakamu) berdiri didepan pintu Iqbaal yang sedikit terbuka lalu memasang telinga dan mata paling sensitif.

"Apa apa lagi sih?"

(Namakamu) mendapatkan suara itu. Suara Iqbaal. Dia melihat Cassie bergerak mendekati Iqbaal yang duduk di kursinya.

"Heum.... Kok kamu responnya kayak gitu sih bby... Kamu gak seneng aku datang?" Cassie makin bergerak mendekat, tangan mulai bergerak ke bahu Iqbaal. (Namakamu) menaikkan sebelah alisnya, melihat reaksi Iqbaal yang ogah-ogahan sekali melihat Cassie.

"Aku gak minta kamu datang," cuek Iqbaal. Matanya fokus pada layar komputer.

Cassie cemberut sok imut, (Namakamu) pura-pura muntah ditempatnya menyaksikan tingkah Cassie. Lalu tangan Cassie mulai bergerak kearah keyboard juga, bergerak lalu mendarat diatas tangan Iqbaal.

Iqbaal melirik Cassie sekilas, membuat Cassie bereaksi kegirangan. Dia mendekatkan wajahnya pada wajah Iqbaal.

(Namakamu) melotot. 2% yang ia sebutkan tadi mendadak naik menjadi 50%. (Namakamu) tidak bisa menerka apa yang akan terjadi selanjutnya. Apa sebentar lagi akan ada adegan panas diantara mereka. Kalau betul maka ini adalah perdananya (Namakamu) nonton  adegan dewasa, live pula!!!

Iqbaal bergerak menjauh, lalu menepis tangan Casie yang hendak merangkulnya. 98% naik jadi 100%. Ya (namakamu) yakin bosnya itu tidak normal. Disuguhkan seorang gadis cantik, seksi, molek berdada sintal seperti Cassie dia menolak? Kalau Iqbaal pria normal ia akan menerimanya dengan ganas.

(Namakamu) melotot lalu bergerak tak keruan saat melihat Iqbaal berdiri dan melangkah menuju pintu keluar. Gawat kalau ia kepergok mengintip. (Namakamu) bergergas duduk di kursinya lalu sebisa mungkin menetralkan wajahnya.

Pintu terbuka bersamaan  dengan suara Iqbaal terdengar, "(Namakamu) ikut saya," ucapnya dingin.

(Namakamu) langsung berdiri, dadanya berdegup kencang. Apa Iqbaal tahu ia tadi mengintip? Mampuslah (Namakamu) kali ini jika memang benar. Kenapa juga sih (Namakamu) selalu memergoki Iqbaal di suasana yang seharusnya tidak boleh dilihat. Salahkan rasa kepo (Namakamu).

(Namakamu) menurut, dia berjalan dibelakang Iqbaal sambil merapalkan doa. Sementara Iqbaal didepan meruntuki kebodohannya. Mengapa ia menyuruh (Namakamu) ikut dengannya disaat hormon Iqbaal naik akibat Cassie. Lalu apa yang akan Iqbaal lakukan sekarang? Membawa (Namakamu) ke hotel lalu menyelesaikannya? Atau selesaikan saja didalam mobil? Ah Iqbaal benar-benar frustasi saat ini.

***

Loh ayo bos mau ngapain (Namakamu)? Awas loh (Namakamu), bos itu cowok tulen 🙄

My Annoying BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang