Yok sebelum baca vote dulu
***
Sebelum pulang kerja, (Namakamu) terlebih dahulu ke toilet lantai dasar. Setelah selesai dengan urusannya dia keluar dari pintu toilet, menuju wastafel untuk mencuci tangan.
Saat baru keluar (Namakamu) sudah dihadiahi pandangan tak enak dari beberapa karyawan perempuan. Tadi (Namakamu) sempat mendengar perbincangan mereka. Mereka membicarakan (Namakamu) yang diam-diam memiliki hubungan gelap dengan bossnya.
(Namakamu) selesai mencuci tangannya, berjalan acuh tak acuh melewati dua orang perempuan yang menatapnya hina. Dalam hati (Namakamu) berdecih. Memangnya mereka se-suci apa sampai memiliki pandangan seperti itu pada (Namakamu).
Ketika keluar dari gedung kantor, (Namakamu) berjalan sebentar bukan menuju parkiran ataupun halte depan kantor. Dia berjalan lumayan menjauhi kantor, menuju mobil putih yang terparkir menunggunya.
Sudah hapal dengan mobil itu, (Namakamu) langsung masuk kedalam. Saat sudah duduk di kursi penumpang, seorang di kursi kemudi membuka suaranya.
"Maaf ya (Nam...)," Ucapnya.
(Namakamu) menoleh sejenak lalu memasang sabuk pengamannya, "Maaf kenapa?" Tanyanya.
"Maaf karena bikin kamu repot, cuma mau pulang sama aku aja harus diam-diam gini, mana kamu harus jalan—"
(Namakamu) dengan lekas memotong ucapan Iqbaal, "Aelah gak apa kali baal, santai ih jalan bentar doang " ucapnya disertai senyuman.
Iqbaal menarik bibirnya keatas. Merasa beruntung memiliki pacar yang sangat pengertian. Dan karenanya Iqbaal tak mau menyerah atas hubungan ini. Sudah hampir sebulan mereka berhubungan diam-diam. Dan selama itu pula mereka harap harap cemas pada hubungan ini.
Iqbaal menjulurkan tangannya. Menyentuh pucuk kepala (Namakamu). Lalu mengacak rambut perempuan itu pelan. "I love you," ucapnya, entah sudah keberapa kalinya.
Tak menjawab pernyataan cinta Iqbaal, (Namakamu) malab mengerucutkan bibirnya mendapati kelakuan Iqbaal, "Ih Baal, nyebelin banget sih, berantakan rambut aku..." Serunya sambil merapikan rambut.
Seruan (Namakamu) hanya dibalas kekehan kecil oleh Iqbaal. Iqbaal berjanji akan mencari cara untuk memperjuangkan hubungannya dengan (Namakamu). Iqbaal tak akan menyerah, tak akan pernah.
Karena bagi Iqbaal, (Namakamu) merupakan cinta pertamanya, dan ia berharap (Namakamu) akan menjadi cinta terakhirnya.
"Loh kita mau kemana?" Tanya (Namakamu) saat menyadari jalan yang diambil Iqbaal bukan jalan menuju rumahnya.
"Ikut aku bentar," ucap Iqbaal.
"Kemana?" Tanya (Namakamu) lagi.
"Nemuin seseorang," ucap Iqbaal sok misterius. Sebenarnya (Namakamu) ingin bertanya lebih dalam seseorang itu siapa, tapi mobil yang mereka tumpangi sudah memasuki pekarangan rumah sakit.
(Namakamu) menatap Iqbaal penuh tanya, siapa yang sakit? Belum sempat (Namakamu) mengajukan pertanyaan, Iqbaal lebih dulu berkata, "Turun," ucapnya setelah itu turun dari mobil.
(Namakamu) menurut. Dia keluar dari dalam mobil, setelah itu mengekor Iqbaal yang mulai masuk kedalam rumah sakit.
Tak lama berjalan masuk, Iqbaal berhenti disebuah ruangan pasien pribadi yang cukup mewah. (Namakamu) memperhatikan ruangan itu dengan penasaran. Saat pintu ruangan terbuka (Namakamu) melihat seseorang terbaring di ranjang pasien.
"Eh pak Iqbaal, nyonya lagi tidur,"ucap seseorang perempuan perempuan yang duduk di sofa dekat ranjang. Dia Inah— seorang pengasuh pribadi.
Iqbaal mengangguk, lalu Inah berpamitan sebelum beranjak pergi dari ruangan itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/202251053-288-k720984.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Annoying Boss
Fanfiction(Namakamu) benci bosnya! Dia adalah iqbaal, pria menyebalkan dan bermulut pedas. Tapi tanpa (Namakamu) tahu ada maksud berbeda dari semua kalimat pedas Iqbaal padanya. "Saya gak suka warna pakaian kamu, terlalu mencolok bikin mata saya sakit, ganti...