PART 8

44.4K 2.6K 15
                                    

Hari ini, semuanya kembali ke aktivitas semula. Sewajarnya pelajar, hari ini hari pertama bersekolah setelah libur semester pertama. Tepatnya sekarang semester dua dimulai, dimana yang berleha-leha harus lebih rajin lagi untuk mengejar ketertinggalan dan memperjuangkan diri agar naik ke tingkat yang lebih tinggi.

Lau duduk di bangku kelas X IPA 2 sedangkan Leon di kelas X IPS 1 dan Gevino duduk di bangku kelas XII IPS 1. Mereka bertiga bersekolah di SMA Geraldi, ya sekolah Ara dan Alvino dulu. Sama seperti Ayahnya, Leon dan Gevino kadang-kadang sering mengikuti tawuran atau acara yang mengundang keributan semacam itu.

Pagi ini Lau berangkat diantar oleh Alvino, di mobil Lau hanya diam memerhatikan jendela.
Alvino merasa aneh dengan tingkah putri bungsunya yang lebih cuek daripada biasanya.

Alvino mengusap rambut Lau lembut, "Kenapa?" tanya Alvino dengan nada biasa.

Lau menoleh dan kemudian menggeleng, "Gapapa ko" jawab Lau.

"Dari pagi Ayah liat adek jadi pendiem. Kenapa? Marah sama Ayah?" tanya Alvino menelisik kepada Lau.

"Ayah.." panggil Lau pelan, "Kenapa sayang? Hm?"

"Em itu, eee eh udah sampe. Kalo gitu adek masuk dulu ya Yah!" awalnya Lau akan bertanya namun saat melihat mobil Ayahnya berhenti di depan sekolahnya membuat Lau mengurungkan niatnya. Sembari mengulurkan tangan untuk berpamitan kepada Alvino namun Alvino malah menatap intens anak bungsunya itu, "Bilang sama Ayah dulu, kenapa?"

"Kapan-kapan aja deh Yah, soalnya hari ini hari pertama adek sekolah adek takut telat, Ayah juga harus ke kantor kan?" ucap Lau.

Alvini menghela nafas, Lau sama seperti Ara. Jika ada sesuatu sebisa mungkin diri sendiri yang hanya tau. Tidak seterbuka kebanyakan orang, Ara dan Lau adalah tipe orang yang sulit untuk bercerita mengenai masalah yang sedang menganggu pikirannya.

"Oke. Belajar yang rajin, jangan makan-makanan yang instan. Pesen nasi aja oke?"

"Iya Ayah, tapi ga janji yaa" ucap Lau tercengir.

"Harus janji, Ayah udah bilang sama Bang Gev"

Lau menghela nafasnya dengan berat, di larang memilih makanan kesukaannya membuat Lau menjadi malas untuk sekedar mengganjal perutnya, "Iya Ayah" ucap Lau kemudian bersalaman dan Alvino mengecup kening Lau dengan lembut.

"Pulang nanti bareng Babang atau Bang Gev ya!" titah Alvino dan Lau hanya mengangguk kemudian membuka pintu mobil dan menunggu Ayahnya pergi meninggalkan halaman sekolahnya itu.

oOo

Setelah upacara, Lau langsung memasuki kelas. Tadi Lau diajak oleh Gevino ke kantin karena Lau belum sarapan alhasil dirinya harus ke kelas seorang diri.

"Ini kenapa ko kelas kita rame banget?" tanya heran Lau pada satu sahabatnya yang duduk bersamanya, namanya Winda Frahatya Gunawan.

"Itu kelas kita ada murid baru, makanya banyak yang ngomongin" jawab Winda yang masih melihat ke arah pojok kelas

"Yang mana si?" tanya Lau penasaran.

Winda menunjuk ke arah tiga orang yang duduk satu meja, "Itu yang tengah, dia ganteng banget bahkan kembaran lo aja kalah ganteng ini mah. Tapi tenang, hati gue cuman mau babang lo seorang" ucap Winda.

Lau tertawa, "Emang Babang mau sama kamu?" tanya canda Lau kepada Winda.

Winda cemberut, "Ahh.. Lo mah ga dukung banget sih. Lau imutnya akuuu, bantuin gue deketin babang lo yaa. Please" mohon Winda kepada Lau dengan nada yang di imut-imutkan.

Lau hanya tersenyum dan kemudian duduk di tempatnya tanpa ingin tau mengenai murid yang menjadi penghuni baru di kelasnya itu.

Kemudian datang seorang guru perempuan yang bernama Fitria Andini. Bu Fitri sudah menjadi wali kelas kelas X IPA 2 dari awal semester 1 maka dari itu semua yang di kelas juga sudah mengenal dan hapal bagaimana sifat dan sikap Bu Fitri.

"Ibu liat ada murid baru, bisa perkenalkan diri?" tanya Bu Fitri dengan mata yang mengarah ke arah tiga murid laki-laki yang duduk di pojokan itu, "Ayo maju" titah Bu Fitri kemudian.

Kemudian ke tiga laki-laki itu berjalan ke depan kelas untuk memperkenalkan dirinya masing-masing.

"Halo! Perkenalkan nama gue Vito Adijaya, pindahan dari SMK UNU" ucap satu laki-laki yang tinggi kurus serta berambut lurus hitam.

"Hai! Gue Alfan Fahmi Jeoja, pindahan dari SMK UNU" ucap satu laki-laki bernama Alfan itu.

Sedaritadi Lau tidak memerhatikan acara perkenalan itu, Ia malah membaca novelnya dengan khusu. Bisa dilihat dari 18 orang murid perempuan hanya Lau yang tidak memerhatikan acara perkenalan itu menurut Lau itu tidak lebih dari penting karena kehadiran mereka bertiga tidak akan berpengaruh padanya. Namun dugaan Lau salah, salah satu laki-laki yang belum memperkenalkan namanya itu terus memerhatikan Lau dengan intens entah apa maksudnya.

"Perkenalkan gue Reano Samudra Dewantara, pindahan dari SMA 1 Nusa Bangsa dan salam kenal" ucap Reano yang akrab di sapa Sam tersebut, Lau mendongak dan melihat kearah Sam sedetik kemudian Sam tersenyum manis kearah Lau yang membuat semua murid perempuan menengok ke arah Lau dan Sam secara bergantian. Lau hanya diam tanpa ekspresi dan kemudian mengalihkan tatapannya ke novel yang tadi Ia baca.

Cantik batin Sam.

Terimakasih sudah membaca
Jan lupa vote dan coment yaa
See you💖

LAURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang