PART 23

33.5K 2K 15
                                    

Happy Reading..

Lau tertidur dengan masih menggunakan seragamnya. Saat tadi tiba di rumah, hanya ada asisten rumah tangganya sedangkan Alvino dan Ara sedang ke rumah Keenan dan Airin. Setelah Andovi balik ke sekolah, Lau langsung memasuki kamarnya sebelumnya Ia sudah meminum dua gelas air putih dingin niatnya agar perutnya dingin menurut Lau tetapi jadinya perut Lau kembung.

"Mami kemana si ih. Sakit" ucap Lau saat perutnya serasa melilit kembali. Matanya berkaca-kaca. Lau memutuskan untuk ke bawah siapa tau Ayah dan Maminya sudah pulang, tapi ternyata tidak.

Lau duduk di kursi sambil menidurkan kepalanya di atas meja makan tersebut. "Neng, kenapa sakit perut?" tanya Bik Ina kepada Ara.

Lau mengangguk sambil mengangkat kepalanya, "Iya, perutnya melilit" jawab Lau lemah.

"Makan apa tadi di sekolah? Ibu bikinin teh jahe anget ya?" tawar Bik Ina kepada Lau. Memang seluruh keluarga Lau menyebut Bik Ina dengan sebutan Ibu bukan Bibi.

Lau langsung menggeleng, "Teh anget biasa aja deh bu, kalo jahe ga suka" ucap Lau lemas.

"Yaudah tunggu ya" ucap Bik Ina.

"Iya, Ibu telponin Mami dong! Adek sakit banget perutnya" Lau mulai menangis saat perutnya benar-benar sakit.

Bik Ina mengangguk.

"Halo, Assalamu'alaikum bu" ucap Ara yang ada di seberang sana.

"Wa'alaikumsalam"

"Kenapa bu?" tanya Ara langsung saat Bik Ina menjawab salamnya.

"Neng Ara masih lama di luarnya?"

"Sebentar lagi bu, kenapa? Ada yang mau di titip?" tawar Ara kepada Bik Ina.

"Engga, ini Neng Lau udah pulang sekolah. Kat--"

"Loh, pulang cepet?" tanya Ara memotong perkataan Bik Ina.

Bik Ina menghela nafasnya pelan, majikannya itu memang tipikal orang yang khawatiran apalagi jika menyangkut orang yang kenal baik dengannya, "Neng Lau sakit perut katanya neng, Neng di suruh pulang cepet katanya sakit banget perutnya" jelas Bik Ina kepada Ara.

"Yaallah adek! Yaudah bu, Ara pulang sekarang juga" terdengar nada khawatir di seberang sana.

"Iya neng cepet ya, soalnya Ibu ga tega liat Neng Lau kesakitan gitu. Lemes banget keliatannya"

"Iya iya Bu, yaudah Ara tutup ya. Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam.."

Setelahnya Bik Ina menghampiri lagi Lau yang masih terduduk di meja makan sambil membawa secangkir teh hangat yang tadi di buatnya setelah menelpon Ara.

"Neng, ini diminum dulu tehnya" ucap Bik Ina sambil mengelus lembut punggung Lau.

Lau mendongkak lalu mengangguk dan langsung meneguk setengah dari teh hangat yang dibuat Bik Ina tadi, "Mami pulang kan bu?" tanya Lau kepada Bik Ina yang sudah duduk di sampingnya.

Bik Ina mengangguk, "Neng Lau mending ganti baju dulu atuh, yuk Ibu anter atau mau dibawain lagi minumnya?" tawar Bik Ina kepada Lau.

Lau menggeleng, "Adek sendiri aja ke kamarnya, nanti  Ibu nyusul aja ke atas ya" saran Lau.

Bik Ina mengangguk kemudian berlalu ke belakang untuk menambah teh hangat dicangkir Lau tadi sedangkan Lau berjalan menaiki tangga untuk sampai di kamarnya. Setelah sampai Lau langsung memasuki kamar mandinya untuk mengganti bajunya.

"Aduh! Udah sakit perut karena sambel ditambah halangan pertama lagi, pantes aja melilit gini" gumam Lau saat mengetahui dirinya kedatangan tamu bulanannya itu.

Lau keluar dari kamar mandi setelah semuanya beres lalu duduk di pinggiran kasur.

Clek..

Bik Ina masuk dengan membawa satu cangkir penuh berisi teh hangat yang sama saat tadi Lau meminumnya dan handuk kecil serta air hangat di dalam baskom kecil.

"Neng dikompres ya perutnya biar ga sakit banget. Neng Ara kayanya kena macet makanya lama" jelas Bik Ina kepada Lau.

Lau tersenyum, "Ibu ga usah khawatir banget sama Adek. Ternyata Adek halangan pertama makanya sakit banget, udah kaya yang diperes perutnya. Maafin juga ya Adek bikin Ibu repot" ucap Lau menjelaskan kepada Bik Ina.

Bik Ina membalas senyuman Lau, "Iya gapapa, Neng ga pernah ngerepotin Ibu ko. Ya udah Neng Lau boboan dulu biar bibi kompres perutnya" titah Bik Ina kepada Lau.

Lau mengangguk lalu menidurkan tubuhnya dan menyibakan bajunya sehingga menampilkan perutnya. Bik Ina dengan lemah lembut mengkompres perut Lau dengan handuk yang sudah dicelupkan ke dalam baskom berisi air hangat itu.

"Udahan aja bu" ucap Lau dan Bik Ina mengangguk kemudian memberikan minyak telon ke perut Lau agar perut Lau merasa hangat.

"Makasih Ibu" ucap Lau sembari tersenyum ke arah Bik Ina dan langsung duduk kemudian memeluk Bik Ina.

Bik Ina tersenyum, "Iya sama-sama, yaudah sekarang istirahat ya biar perutnya lebih enakan" ujarnya kemudian dan Lau mengangguk.

oOo

Ara dan Alvino sudah sampai di rumah, Ara turun dari mobil dengan tergesa dan langsung memasuki rumahnya. Saat sampai di pertengahan ruang tamu, Ara melihat Bik Ina dan langsung memberi salam kepada Bik Ina. Kemudian langsung menyusul Lau di atas setelah diberitahu oleh Bik Ina.

Ara memasuki kamar putri bungsunya itu dan melihat Lau tengah tertidur dengan posisi menghandap ke kiri. Ara duduk disamping Lau sambil mengelus pelan kepala Lau, "Sayang.." panggilnya.

Lau yang tidak sepenuhnya tertidur itu langsung membuka matanya dan mendapati sang Mami yang menatapnya khawatir. Bagaimana tidak khawatir, Lau terlihat sangat pucat dengan badan yang sangat lemas.

"Mami.." ucap Lau langsung memeluk Ara.

"Sakit perut ya? Mau ke dokter?" tanya Ara kepada Lau.

Lau menggeleng, "Adek sakit perut karena halangan pertama Mi, jadi ga usah ke dokter" jelas Lau kepada Ara.

Ara terkekeh pelan, "Haduh Mami kira kamu kenapa dek! Mami sampe deg-degan waktu Bu Ina telponin Mami. Ayah kamu juga tadi bawa mobil ga tenang kepikiran kamu, syukur banget kamu ga kenapa-napa" ucap Ara panjang.

"Maaf Mami.."

"Engga sayang gapapa, ga usah minta maaf"

Dikarenakan udah lumayan lama ga up, jadi rencananya hari ini bakalan double up. Tapii kalian vote dan coment dulu yaaa. Thx uuu♡

LAURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang