PART 54

44K 2.7K 431
                                    

Budayakan follow dulu
Happy Reading

"Ati-ati, Bang" ucap Ara saat Leonard akan bangun. Ya, Leonard sudah boleh keluar dari ruang rawatnya karena infusnya sudah habis.

"Adek belum bangun?" tanya Leonard.

Ara menggeleng, "Ada Ayah yang nemein Adek, makanya Babang ga boleh sakit-sakit nanti bisa jagain Adek"

Leonard mengangguk lalu Ara membantu Leonard berjalan dengan cara memapahnya, "Pelan-pelan Bang" titah Ara karena Leonard yang berjalan dengan terburu-buru.

"Babang mau liat Adek" jawab Leonard dan Ara hanya menghela nafas keras kepala.

Sedangkan Alvino dan yang lainnya sekarang tengah menunggu Lau sadar. Alvino memasuki ruang rawat Lau dan langsung mendekat ke arah Lau ketika melihat Lau yang sudah membuka matanya.

"Sayang.." panggil Alvino sembari mengelus rambut Lau tetapi Lau hanya diam menatap ke arah langit-langit kamar tersebut.

"Adek.. Ini Ayah, nak" ucap Alvino lagi.

Lau menoleh ke arah Alvino dengan tatapan kosong, dirinya tidak tersenyum atau bahkan berekspresi ketika melihat Alvino. Alvino bingung dengan Lau yang menjadi pendiam seperti ini beda dari tadi yang berteriak histeris.

Lau terus menatap Alvino tanpa berkedip dan yang membuat Alvino khawatir adalah Lau yang sama sekali tidak merespon perkataannya. Berulang kali Alvino mencoba memanggil Lau dan mengajak Lau berbicara namun Lau hanya diam.

"Adek.." panggil Leonard yang baru saja datang bersama dengan Ara dan Airin.

Lau menatap ke arah Leonard kemudian berusaha duduk namun susah karena kakinya yang tidak merasakan apa-apa. Alvino yang melihat Lau kesusahan untuk duduk pun mencoba membantu Lau untuk duduk namun tidak ada sepatah kata pun keluar dari mulut Lau.

Leonard memeluk Lau namun Lau tidak membalas pelukan tersebut yang membuat Leonard mengernyitkan dahinya bingung, "Adek kenapa Yah?" tanga Leonard kepada Alvino.

Alvino menggeleng tanda tak tahu, "Dari tadi Lau engga merespon apa yang Ayah katakan" jawab Alvino.

"Dek.." panggil Airin seraya mendekat ke arah Lau. Namun masih tidak ada jawaban, padahal Lau masih membuka matanya.

"Sayang, jawab dong jangan gini!" ucap Ara sembari menggoyangkan pelan bahu Lau.

Akhirnya semua keluarga yang ada di luar ikut masuk ke dalam ruangan Lau karena mendengar kegaduhan dari dalam. Dari mulai Agas dan Saga yang mencoba memanggil Lau, diikuti oleh yang lainnya tapi Lau masih diam tanpa respon apa-apa.

Hingga kemudian Keenan memanggil Dokter dan langsung memeriksa Lau. Dokter mengatakan bahwa, "Kejadian seperti ini sering di alami oleh orang yang terlalu larut dalam kesedihan, namun kalian tidak perlu khawatir karena kejadian ini akan membaik dengan sendirinya. Dan untuk Lau, diusahakan agar kalian tidak terlalu banyak mengajaknya berbicara, biarkan dia terlalrut dalam kesedihannya untuk beberapa saat. Nanti jika dirasa Lau terlalu lama dalam keterdiamannya baru kalian bisa mencoba agar Lau kembali berbicara" jelas Dokter.

Dengan mata sayu Lau mengedipkan matanya ebberapa kali, Leonard yang melihat itu langsung mengelus rambut Lau dengan lembut serta mengelus dahi Lau yang mengerut.

"Adek.. Babang pengen Adek sehat, jangan kaya gini. Please ngomong!" ucap Leonard dengan lirih.

Lau hanya diam lalu mencoba memejamkan matanya, mencoba tidur. Karena dirasa Lau ingin beristirahat mereka pun memutuskan untuk pergi ke kantin, namun Naura meminta agar dirinya menjaga Lau karena takut Lau sadar tetapi tidak ada siapa-siapa.

LAURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang