PART 32

36.6K 2.2K 144
                                    

Lau sudah selesai dengan acara siap-siapnya. Kini Lau sedang duduk di atas kasur sambil melihat kearah jendela, melamun. Berkali-kali Lau menghembuskan nafasnya dengan kasar. Saking fokusnya dengan acara melamunnya, Lau tidak sadar bahwa ada Alvino yang masuk ke dalam kamarnya dan duduk di sebelahnya.

"Dek.." ucap Alvino sambil memegang lembut bahu Lau.

Lau tersentak kaget dan langsung menoleh ke arah Alvino sambil tersenyum, "Ayah"

"Ngelamunin apa si?"

"Hehe.. Engga ko, Adek cuma lagi mikir gimana ya nanti kalo Adek punya adik baru pas--"

"Adek ayo ke baw--" Leon yang tadinya semangat ingin menemui Lau, langsung membungkam mulutnya karena melihat ke hadiran Alvino.

"Babang, sini dulu" panggil Lau kepada Leon guna mengajak Leon bergabung bersamanya dan sang Ayah.

Leon menggeleng, "Babang tunggu di bawah" sambil tangannya menunjuk arah bawah.

Kemudian Leon sudah tak terlihat di depan pintu kamar Lau.

Alvino langsung memeluk Lau, "Maafin Ayah" ucap Alvino lirih.

Lau mengernyit bingung, "Kenapa Ayah minta maaf?" tanya heran Lau sembari mendongak menatap wajah Alvino.

"Ayah denger apa yang Adek omongin sama Babang, maaf ternyata selama ini Ayah kenal kamu ternyata Ayah belum ngerti sama kamu"

"Ayah, bukannya gitu. Adek sama Babang bukannya gamau, kita berdua sen--"

Alvino sedikit menetes kan air matanya, "Jangan pernah benci Ayah ya nak"

"Ayah.."

"Kamu putri Ayah satu-satunya dan akan seperti itu selamanya. Jangan pernah berubah kalau pun semuanya ga sama lagi Dek, Ayah akan selalu sayang dan ada untuk kamu. Jangan pernah bosen ngadu sama Ayah dan jangan pernah takut Ayah tinggalin Adek. Ayah janji, Ayah selalu ada untuk Adek" ucap Alvino lembut kepada Lau.

Air mata Lau menetes dengan sendirinya mendengar kata-kata Alvino. Lau langsung mempererat pelukannya terhadap Alvino, menangis di pelukan hangat sang Ayah.

"Seharusnya Adek yang bilang kalau Ayah nanti jangan pernah berubah walaupun Ayah punya anak baru lagi. Ayah adalah Ayah terhebat buat aku, Ayah jangan bosen urusin aku nantinya ya. Aku bakalan pegang janji Ayah" jawab Lau dengan terisak.

Alvino kemudian mencium puncak kepala Lau dengan lembut dan mengurai pelukannya. Menghapus sisa air mata Lau yang ada di pipi dan tersenyum hangat ke arah Lau.

oOo

"Udah nyampe?" tanya Lau yang melihat mobil di depannya berhenti serta mobil yang di tumpanginya pun ikut berhenti.

"Belum sayang, kita harus jalan kaki dulu masuk ke gang sana. Gapapa kan?" jawab Ara kepada Lau.

Lau mengangguk, "Iya"

Kemudian semuanya turun dari mobil dan bersiap melangkah ke gang yang hanya cukup untuk tiga orang yang berdampingan serta jalannya pun bukan seperti jalanan aspal melainkan hanya tanah dengan banyaknya kerikil.

Lau berjalan berdampingan dengan Leon sembari tangan kirinya memegang tangan kanan Leon.

"Masih jauh ya?" tanya Lau kepada Leon.

Leon menoleh ke arah Lau dengan sedikit menunduk, "Gatau, cape ya?"

Lau menggeleng. Sebenarnya dirinya lelah berjalan cukup jauh apalagi jalannya yang tidak rata, namun Lau tidak mau membuat keluarganya berhenti hanya karenya. Apalagi sang Mami yang sepertinya sangat senang.

"Ini masih jauh ga si, Bang?" tanya Leon kepada Saga.

"Nanya siapa lu?" tanya balik Saga.

"Yeee, dasar lo"

"Yang sopan ya sama kakak lo. Gue kutuk baru tau rasa"

"Bilang aja 'yang sopan ya lo sama yang tua' haha gitu kan?" ucap Leon sengaja untuk mengejek Saga.

"Babang, berhenti dulu yu. Adek capek" ucap Lau kepada Leon yang masih bisa di dengar oleh yang lainnya bahkan Alvino dan Keenan yang berjalan di depan pun ikut menoleh ke arah Lau.

"Sebentar lagi nyampe dek" ucap Ara ke arah Lau.

"Iya, nanti istirahatnya di sana aja bisa sekalian minum sambil selonjoran" ucap Leon yang setuju dengan kata-kata Ara.

Lau yang mendengar bujukan Ara dan Leon pun hanya tersenyum miris, baru saja ingin menjemput anggota baru keluarganya namun sekarang permintaan sederhana Lau saja sudah seperti ditolak. Apalagi nanti? Tak sadarkah mereka bahwa Lau baru saja keluar dari rumah sakit beberapa hari yang lalu.

"Yaudah, Adek nanti nyusul aja. Adek gakuat buat jalan lagi. Kalo misalnya Mami sama yang lain mau duluan ya duluan aja, gapapa" ucap Lau sembari berjalan ke arah kursi kayu yang ada di pinggir jalan gang di samping sebuah warung yang terlihat kumuh.

Leon yang mendengar ucapan Lau langsung mendekat ke arah Lau begitu pun dengan Ara.

"Maafin Babang, ga ngertiin Adek" bisik Leon di telinga Lau. Lau hanya tersenyum membalasnya.

"Maafin Mami ya sayang, Ma--"

Lau dengan cepat menggeleng, "Ini bukan salah Mami tapi ini salah Adek, tapi beneran ko kalau Mami sama yang lain mau duluan, duluan aja. Adek duduk sebentar di sini nanti Adek nyusul ke sana. Mami udah ga sabar kan liat anak baru Mami? Makanya Mami duluan aja jangan khawatirin Adek, Adek ga bakalan ilang ko walaupun ditinggal" ucap Lau sambil menunduk memegang kakinya kemudian tersenyum ke arah Ara yang membuat Ara sedih mendengar kata-kata Lau.

"Yaudah, Adek di sini sama Abang Saga sama Babang ya" ucap Keenan yang melihat cucu putrinya itu.

Lau tersenyum miris, "Ehh.. Gausah, Adek sendiri aja. Bang Saga sama Babang udah gasabar liat adik baru kalian juga kan?"

"Ribet banget si. Lemah!" celetuk Saga yang menbuat Lau langsung menoleh ke arah Saga.

"Saga apa-apaaan si kamu!" bentak Ara kepada Saga.

"Saga.." panggil Alvino dengan suara dalam yang menandakan bahwa ucapan Saga tadi salah.

"Aku emang lemah, jadi ga usah diomongin lagi. Aku bukannya ribet, dari tadi aku bilang buat kalian tinggalin aku disini dan aku ga minta buat di temenin. Kalau kalian ga mau lagi punya anggota keluarga kayak aku, yaudah kalian ambil anak baru dan tinggalin aku di panti sini"ucap Lau dengan nada bergetar menahan tangis.

"Sayang, jangan dengerin kata Abang Saga ya?" ucap Sinta yang mendekat ke arah Lau dan memeluknya.

Lau hanya diam menunduk. Beberapa detik kemudian Lau berdiri dan menatap Sinta, "Adek mau pulang aja Oma" ucapnya kemudian.

"Sayangg.. Kita ga mungkin balik lagi, ini sedikit lagi nyampe. Nan--"

"Adek pulang sendiri aja" ucap Lau kemudian langsung berjalan meninggalkan seluruh keluarganya sembari menangis.

Tanpa kata Alvino mengejar Lau.

Ternyata eh ternyata aku selesai nulis part ini tanggal 26 februari dan lupa banget banget buat dipublish😖dan mungkin bakalan sering up lagi pas selesai unbk jadiiiiiiiiiiii gimana sama part iniiiiiiiii? Komen dongggggg
Yaudahlah yaa, terimakasih buat yang setia baca, vote dan komen. Jangan lupa vote dan komen di part ini yaaa. See you💓

LAURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang