PART 10

46.5K 2.4K 4
                                    

Tak terasa sudah satu minggu lebih Sam dan kedua sahabatnya bersekolah di SMA Geraldi. Seminggu itu pun Sam semakin dekat dengan Lau, dan banyak perubahan yang terjadi di kelas itu. Siswi yang ada di kelas X IPA 2 pun sudah terbiasa dengan adanya Sam dengan bukti mereka tidak seantusias seperti pertama kali Sam datang dan memperkenalkan dirinya, semua sekarang terkesan biasa saja walaupun ada satu atau dua orang yang diam-diam menyukai dan memperhatikan Sam. Lau menjadi siswi yang paling dekat dengan Sam, lebih tepatnya Sam yang selalu mendekati Lau walau terkadang Sam bersikap biasa kepada Lau dan siswi disana pun menganggap bahwa Lau dan Sam memiliki kedekatan khusus yang mengharuskan mereka untuk tidak terlalu terkagum-kagum dengan Sam.

Sekarang hari kamis dan jadwal pelajaran di jam kedua di kelas X IPA 2 adalah olahraga. Semua murid X IPA 2 sedang berada di lapangan tengah menantikan guru olahraga yang akan mengajar mereka, ada yang memainkan bola basket, bola volly ataupun bermain sepakbola. Lau hanya duduk melihat teman-temannya berlari bermain kesana kemari. Dirinya tidak boleh kelelahan karena penyakitnya bisa saja kumat di saat yang tidak tepat jadi Lau memilih opsi aman yaitu duduk dan melakukan sesuatu jika di perintahkan oleh guru tidak membuang tenaganya karena hanya akan membuat dirinya susah saja.

Sam yang melihat Lau di pinggir lapangan pun menghentikan permain sepakbolanya dan berjalan menghampiri Lau, "Kenapa ga ikut main?"

Lau menoleh dan mengernyit mendapati kehadiran Sam yang sedang mencoba duduk di sampingnya, "Gapapa" ucap Lau di sertai dengan gelengan kepala.

"Mau main bulu tangkis sama gue? Tuh ada raket nganggur" ajak Sam.

"Engga deh! Nanti cape" jawab Lau.

"Ga mungkin capeklah, main bulu tangkis itu seru bisa nambah tinggi badan lo juga" ucap Sam sambil terkekeh.

Lau memukul pelan lengan Sam, "Gamau! Kalo kamu mau main ya ajak aja murid lain. Banyak yang nganggur tuh" tunjuk Lau kepada sekumupulan teman perempuannya yang sedang bergosip ria di pinggir lapangan beberapa meter darinya.

"Gue pengennya sama lo" ucap Sam.

"Aku kan ga mau Sam ihhh!" ucap Lau kesal sembari memberenggut.

Sam terkekeh, "Kenapa si gamau? Alesannya cape? Alasan yang klasik. Bilang aja takut item" ucap Sam menggoda Lau, memang jam pelajaran kedua adalah pukul 09.00 dan matahari hari ini bersinar dengan terik apalagi tidak ada pepohonan di dekat lapangan membuat udara terasa lebih panas dan juga gersang.

Lau menggeleng, "Aku takut cape Sam. Nanti pingsan lagi kan ngerepotin orang" ucap Lau menundukan kepalanya.

"Pingsan?" tanya Sam dan Lau hanya mengangguk.

Prrt... Prrt..

Bunyi peluit yang di bunyikan oleh Pak Yosi selaku guru Olahraga yang mengajar di kelas X. Seakan sudah terbiasa, semuanya langsung berkumpul dan membentuk barisan untuk pemanasan.

Tanpa Lau sadari, di samping kiri Lau terdapat Sam yang sedang tersenyum memperhatikan Lau yang sedang mendengarkan seksama arahan dari Pak Yosi.

"Oke semuanya, rentangkan tangan grak!" perintah Pak Yosi.

Lau menoleh dan mengernyit ke arah kiri saat tangannya menempel dengan tangan Sam dan Sam hanya tersenyum menanggapinya.

"Ih Sam, geser sana. Ini tangannya nempel nih lagian Kamu ngapain baris di sini? Bukannya di belakang, kamu kan tinggi kaya tiang listrik" ucap Lau.

"Suka-suka lah" jawab Sam berpura-pura cuek.

"Dih!"

"Modus itu Lau" ucap Winda yang baris di belakang Lau dan yang juga mendengarkan protesan Lau kepada Sam.

"Nyambung aja heran" ucap Sam kepada Winda.

"Masing-masing dongg" jawab Winda dan Sam hanya menanggapinya dengan diam.

"Tegap grak! Sekarang kalian lari 5 putaran sebagai pemanasan" perintah Pak Yosi.

"Lau ga usah ikut yaa" ucap Dara kepada Lau.

Lau menggeleng, "Pengen ikut! Janji ga bakalan cape" ucap Lau.

"Gabisa Lau, nanti lo kecapean. Mending duduk aja Pak Yosi juga maklumin ko" ucap Salsa juga.

"Bener tuh apa kata Salsa, bisa-bisa lo di marahin bang Gevin loh" ucap Salsa.

"Kaliannya jangan ngadu atuh" ucap Lau.

"Kaya ga tau aja, bang Gevin tuh punya mata-mata di mana-mana pasti bakalan tau lah" ucap Salsa.

"Oke mulai! Prrt...prrt" ucap Pak Yosi dan meniupkan peluit. Sam yang mendengar percakapan keempat perempuan itu sedikit bingung, mengapa Lau tidak boleh lari? Hanya lari biasa kan bukan maraton jadi menurutnya lari 5 putaran adalah hal yang enteng apalagi dia yang jago untuk kabur-kaburan.

"Keras kepala" ucap Dara saat melihat Lau berlari mendahuluinya.

Semua lari dengan santai namun ada saja yang berlari seperti sedang lomba maraton 5 kilometer, sebagian siswi perempuan ada yang berlari atau hanya berjalan sambil mengobrol. Seperti Lau yang sekarang ini sudah berlari 2 putaran, semakin semangat langkah Lau semakin lamban. Dirinya menarik nafas kasar lalu menghembuskannya berkali-kali dengan cepat, atas alis matanya terasa berkedut dan mulai meraskan pusing. Lau memilih berjalan di samping Winda yang emmang sudah berjalan sedari tadi.

"Kenapa pusing?" tanya Winda kepada Lau. Winda, Dara dan Salsa bahkan teman sekelasnya sudah mengetahui jika Lau memang tidak boleh merasa terlalu lelah makanya jika Lau tidak mengikuti pelajaran olahraga mereka sudah mengetahui alasannya.

"Engga" jawab pelan Lau.

Lau kemudian berusaha berlari dengan mengajak Winda, "Ayo lari lagi win!" ajak Lau.

Winda hanya menggeleng dan Lau kemudian berlari lagi tanpa memperdulikan Winda yang berteriak melarang Lau untuk berlari lagi.

Bruk..

Terimakasih sudah membaca
Jan lupa votementnya yaaa💖
Untuk pembaca setia makasih bangettttt♥

LAURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang