PART 35

38.8K 2.1K 71
                                    

Sebelum baca, budayakan follow dulu dongg

---

Leonard berjalan dengan tergesa. Melihat ke kiri dan ke kanan berharap bertemu dengan Lau namun sudah sepanjang jalan ini Leonard tidak melihat kembarannya itu.

"Iya, kasian ya bu. Kayanya si anak orang kaya tapi sendirian gitu" ucap seorang ibu-ibu yang tengah duduk di dekat warung pinggir jalan raya tersebut.

"Untung aja ga parah ya bu. Tapi kasian, cantik begitu" sahut ibu-ibu yang tadi diajak bicara.

"Pas saya liat si dia awalnya nangis, saya mau tanya eh keburu keserempet" ujar pemilik warung.

Leonard mendengarkan percakapan ibu-ibu tersebut dan pikirannya tertuju kepada Lau. Leonard khawatir maksud orang yang terserempet itu adalah Lau. Karena penasaran, Leonard menghampiri ketiga ibu itu dan bertanya.

"Maaf bu, saya tadi denger ada yang keserempet. Siapa bu?" tanya Leonard penasaran.

"Ohh itu mas, kita juga engga tau. Tapi anak perempuan gitu cantik lagi mas" jawab ibu tersebut.

"Perempuan? Pake baju warna apa ya bu?" tanya Leonard lagi, ingin memastikan bahwa itu bukan kembarannya.

Ibu-ibu disana tampak bertanya satu sama lain, "Aduh mas, kita lupa mbaknya pake baju apa. Soalnya kekadiannya bikin kita deg-degan untung aja engga kenapa-napa. Ehh tapi mbaknya kuat banget loh dia gamau di bawa ke rumah sakit padahal banyak yang nawarin loh" jawab panjang si ibu.

"Sekarang yang keserempetnya kemana bu?"

"Tadi si masih duduk disini, tapi sekarang udah jalan kesana" jawab ibu yang satu lagi sambil menunjukkan arah gadus tersebut.

Setelahnya Leonard mengucapkan terimakasih dan langsung menyusuri jalan yang ditunjuk oleh ibu-ibu tadi, berharap bukan adiknyalah yang terserempet tersebut.

"Ya ampun, gue kan punya hp. Lah kenapa kaga gue gunain" gerutu Leonard yang baru saja teringat ponselnya.

Leonard langsung merogoh kantong celananya dan langsung menghubungi Lau. Dipanggilan pertama Lau tidak mengangkat telponnya begitu pun pangilan kedua dan ketiga dan saat panggilan keempat nomor Lau tidak dapat dihubungi.

"Ah! Sial" umpat Leonard.

Leonard mengacak rambutnya frustasi. Menyesal tidak langsung mengejar Lau saat baru saja Lau pergi.

"Kemana kamu Dek?" lirih Leonard.

Drrt.. Drtt..

Ponsel Leonard bergetar menandakan ada panggilan masuk, dan terlihat nama 'Bang Dovi' disana. Langsung saja Leonard mengangkatnya.

"Hallo bang"

"Lagi dimana lo?" tanya Andovi diseberang sana.

"Nyari Lau, kenapa?" jawab dan tanya Leonard.

"Ke rumah gue sekarang" titah Andovi.

"Buat apa? Maen PS? Nanti ajalah Bang, gue pusing nih nyari kembaran gue. Gue khawatir Bang, nanti kal--"

"Lau disini, makanya cepet ke sini"

"DEMI APA? SUMPAH LO BANG? ADEK GUE GAPAPA KAN BANG? DIA BAIK-BAIK AJA KAN, LO KO BIS--"

"Bacot banget ya lo!" jawab Andovi yang langsung memutuskan panggilan tersebut.

"Ya Allah, akhirnya Lau ketemu juga" ucap syukur Leonard.

Tanpa babibu Leonard langsung menghentikan taxi yang kebetulan melewati jalan tersebut dan langsung menuju rumah Andovi yang berada tepat disebelah rumahnya.

oOo

"Sayang, plesternya diganti dulu yu. Itu darahnya nembus gitu" bujuk Eca kepada Lau.

Ya, sekarang ini Lau tengah duduk bersandar di atas sofa milik keluarga Wiranata. Sebenarnya Lau ingin langsung pulang kerumahnya, namun Andovi memaksa Lau agar ikut kerumahnya dengan alasan dirumah Lau tidak ada siapa-siapa padahal ada ART disana.

Lau yang duduk disamping Andovi langsung melirik kearah Eca, "Gapapa engga diganti juga Aunt" jawab Lau.

"Pokonya harus mau, Aunty gemes liat luka kamu"

"Lah Bunda! Luka ko gemes sih?" heran Andovi kepada Bundanya.

"Apaan si kamu" jawab Eca dengan sinis kepada anak semata wayangnya itu.

Dan Andovi hanya memutar bola matanya dengan jengah.

Akhirnya dengan paksaan Eca juga Andovi, Lau akhirnya mengganti plesternya dengan perban yang tidak terlalu tebal.

"Kamu ko bisa begini si sayang?" tanya Eca.

"Namanya juga musibah Aunty" jawab Lau tenang sambil sesekali meringis saat lukanya dibersihkan menggunakan alkohol oleh Eca.

"Tapi kamu gapapa kan? Mau ke rumah sakit?" tanya dan tawar Eca kepada Lau.

"Eh eh, gausah Aunty. Inikan lukanya biasa" jawab Lau.

"Tapi kalau kamu nanti ada sakit apapun bilang ya, jangan ditahan takutnya ada luka dalem loh!" pwringat Eca kepada Lau.

Lau hanya mengangguk mengiyakan.

"Sekarang istirahat dulu ya. Dov anterin gih sana, maen hp mulu" ucap Eca sambil menggeplak punggung Andovi.

"Bar-bar sekali Bundaku" celetuk Andovi dengan suara yang pelan namun masih terdengar oleh Lau juga Eca.

"Mau dipotong uang jajannya? Gampang si" ancam Eca dengan santai.

"Bunda ih!" rengek Andovi dan Lau hanya tertawa kecil melihatnya.

"Yaudah sana anterin ke atas, tapi jangan ke kamar kamu loh ya. Awas macem-macem Bunda buang kamu Dov!" ancam Eca.

"Subhanallah, tega bat dah Bunda" reaksi spontan Andovi.

"Astagfirullah Bang!" ucap Lau.

"Tuh kan, menantu Bunda tuh pinter engga oon kaya kamu" ucap Eca tertuju kepada Andovi.

"Menantu? Siapa?" heran Andovi

"Lau lah!" jawab Eca kesal.

Andovi tersenyum bahagia, "Berarti nanti Lau nikahnya sama aku kan Bun? Bolehlah, aku menerima dengan lapang dada" ucap Andovi sambil menepuk dadanya pelan.

Lau hanya tersenyum malu karena disebut sebagai menantu Eca.

Eca menatap Andovi dengan raut wajah yang tak terbaca, "Enggalah! Anak Bunda kan bukan cuman kamu aja"

"HAH? BUNDA PUNYA ANAK LAGI? SAMA SIAPA? BUNDA SELINGKUH?" kaget Andovi dengan berdiri dan matanya yang melotot.

Eca dan Lau tertawa melihat ekspresi konyol Andovi, "Hahaahaa" tawa keduanya terdengar.

"Bunda jawab ga?" desak Andovi.

Eca mendekat kearah Andovi dan langsung mencubit kedua pipi anaknya itu, "Yaampun anak Bunda yang paling ganteng, Bunda bercanda ko hehee" kemudian Eca langsung berlalu pergi ke belakang.

"BUNDA!" geram Andovi sebab Bundanya itu terlalu sering membuatnya kesal. Tapi, bagaimana pun Bundnya membuat kesal dirinya Andovi akan tetap sayang walaupun kadang Eca itu bercanda cukup keterlaluan yang membuat jantung Andovi serasa ingin copot.

Lau tertawa melihat Andovi yang sedang kesal tersebut.

"Hah! Yaudah kita ke atas aja yu" ajak Andovi kepada Lau. Dan Lau hanya mengangguk.

Lalu keduanya pergi keatas untuk beristirahat, tepatnya hanya Lau yang beristirahat dan Andovi hanya mengantar Lau saja.

Terimakasih buat yang sudah baca, vote dan komen🙏
Gimana sama part ini? Sarannya donggg
Ohiya, gimana kabar kalian semua? Semoga baik-baik dan sehat selalu. Jangan ketinggalan buat vote dan komen di part ini yaaaa
Next part bakal di up kalo menurut aku yang vote dan komenya banyak hehe, jangan bosen2 nunggu cerita ini yaaa
Thx and see you💕

LAURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang