PART 39

37.7K 2.3K 296
                                    

Budayakan follow dulu
Happy Reading

Keesokan harinya, Lau menuruni tangga setelah dirasa semuanya sudah rapi dan lengkap. Hari ini adalah hari pertama Naura Calista Geovan pergi untuk ke sekolah di sekolahan yang sama dengan Lau, Leonard dan juga Gevino. Di meja makan sudah ada keluarganya yang berkumpul, Lau merasa berbeda dengan suasana pagi ini entah kenapa.

"Dek, ayo sini gabung!" teriak Leonard yang ternyata sudah duduk di meja makan.

Lau sadar dari pikirannya yang bercabang, lalu Ia menghampiri Leonard dan duduk di sebelah Leonard. Dan terjanya Naura duduk di sebelah Lau tepatnya Lau di apit oleh Leonard dan Naura. Lau duduk tanpa menatap siapa pun kecuali untuk tersenyum kepada kembarannya.

"Mau makan apa sayang?" tanya Ara kepada Lau.

Lau menatap Ara, "Aku bisa ambil sendiri" jawab Lau yang membuat Ara kaget akan perubahan nada bicara Lau yang tiba-tiba.

"Ga mau Mami ambilin? Nasi goreng atau roti aja?" tanya Ara lagi karena pastinya Lau tidak akan pernah menolak tawaran dari Ara karena biasanya pun seperti itu, namun ternyata tidak untuk hari ini.

"Ga usah, aku ambil sendiri aja" jawab Lau sambil mengambil roti dan juga selai kemudian mengoleskannya tanpa menatap Ara yang raut wajahnya sedih.

Ara merasa Lau berubah, yang biasanya Lau selalu meminta diambilkan makanan tetapi sekarang Lau menolak tawaran darinya. Ara kemudian duduk kembali dan mulai makan namun pandangannya tak lepas dari Lau. Wajah sendu Ara terlihat oleh Alvino.

"Dek, kamu kenapa?" tanya Alvino dengan nada datar.

Entah Alvino bertanya kepada siapa karena yang jelas Lau sudah tidak merasa sebagai adik yang harus dipanggil 'adek' lagi oleh semua anggota kekuarganya terkecuali untuk kembarannya.

"Dek, kamu marah?" tanya Alvino yang merasa pertanyaannya tadi tidak digubris oleh Lau bahkan menatap pun Lau tidak. Ia terfokus kepada roti yang sedang Ia lapisi dengan selai coklat kesukannya.

Semua yang ada di sana menatap ke arah Lau. Semuanya bingung kenapa Lau hanya diam bahkan Leonard pun aneh melihat sikap Lau yang seperti ini.

Agas yang menyadari bahwa Lau hanya diam langsung menegur Lau, "Lau, Ayah tanya sama kamu" ucapnya.

Dan sontak saja Lau yang mendengar kata-kata Agas itu langsung menatap Agas lalu beralih menatap Alvino, "Oh, Ayah tanya sama aku. Kirain bukan" jawabnya singkat.

Alvino mengernyitkan dahinya bingung, "Lau Ayah panggil siapa lagi kalau bukan kamu?"

Lau hanya menggidikan bahunya acuh sambil menggigit rotinya.

"Sejak kapan lo ga sopan kaya gini Lau?" tanya Saga yang jengah melihat sikap Lau.

"Aku gamau dipanggil Adek lagi" jawab Lau.

"Kenapa?" tanya Ara yang terheran kepada Lau. Karena sejak dulu Lau selalu ingin disebut 'Adek', bahkan dulu saat Lau di kata bahwa Lau sudah besar Lau pun tetap kekeuh ingin dipanggil 'Adek' tapi sekarang dengan nada datar Lau berkata bahwa dirinya tidak ingin dipanggil sebagai 'Adek'.

"Karena aku bukan anak terakhir lagi"

"Dek, tapi kamu tetap adik kita ko. Kamu tetap kesayangan keluarga ini dan lagian kamu dulu gapernah mau dipanggil selain Adek kan?" ucap Leonard ke arah Lau.

"Itu dulu, sekarang engga. Lagian Naura yang lebih pantas kalian sebut Adek" jawab Lau singkat.

"Kak, aku engga dipanggil Adek gapapa ko. It--" ucapan Naura terpotong oleh kata-kata Lau.

LAURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang