Part 1 - Langit Arya Samudra

65 12 1
                                    

Bagiku...
Gelap adalah penenang
Pencipta kedamaian. - Langit Arya Samudra


Bangun pagi itulah keseharian seorang Langit semenjak kecil. Hidup dibawah tekanan yang memaksanya untuk hidup serba disiplin dan teratur. Orangtua yang seharusnya selalu ada di sampingnya kini lebih mementingkan perusahaan. Hidup tanpa kasih sayang orangtua itulah hidup Langit 8 tahun belakangan ini.

"Den, sarapannya sudah siap" Ucap bik sum pembantu di rumah Langit yang berhasil membuyarkan lamunannya yang sedang memikirkan nasibnya yang sangat tidak adil menurtnya.

"Iya bik, nanti Langit turun" Ucap Langit sopan.

Dan langsung memasang dasi dan pergi kemeja makan untuk menghormati usaha bik sum membuat sarapan untuk nya.

"Bik Langit berangkat dulu ya" Ucap Langit sambil beranjak dari meja makan.

Setelah selasai, dengan tergesa-gesa Langit berjalan ke garasi untuk menuju sekolah karna ini hari pertama MOS calon siswa baru. Karena dia di beri tanggung jawab sebagai ketua pelaksana sekaligus Ketua Osis maka dari itu dia harus datang lebih awal di banding anggota-anggotanya.

🍁🍁🍁🍁

Sampai lah Langit di parkiran sekolah dengan gaya khas cool nya turun dari motor berwarna biru yang mampu membuat semua siswi Sma Garuda terpesona dengan ketampanannya yang di atas kadar wajar.

   'Wah kak Langit ganteng banget'

'Pacar gue'

'Calon masa depan gue'

Ya mungkin itu sedikit cuplikan dari jeritan ciwi-ciwi penghuni Sma Garuda.

Saat akan berjalan menuju ruang Osis Langit bertemu Dylan yang sedang lari terbirit-birit.

"Woy anjirr!! Sumpah demi Sma Garuda, Kota bogor, Bandung,pulau Jawa, Indonesia, Asia Tenggara, Benua Asia, planet Bumi, Galaksi Bimasakti" Dylan mengambil nafas "Tadi gue ketemu cewek gue godain ternyata bencong" Ucap Dylan

Dengan nafas tersengal-sengal Dylan Merebut botol air mineral Langit dan meminumnya hingga tadas. Dengan disertai tatapan jijik dari teman-temannya yang bingung dengan tingkah Dylan yang abstrud. Padahal muka Dylan itu lumayan tampan dengan hidung mancung dan kulit putih. Tapi ya bagaimana lagi Tuhan selalu adil dengan ciptaannya.

"Jijik banget liat muka lo kaya pantat nahan berak" Ucap Bryan yang gak tau datang dari mana.

"Diem loh mukidi" Ucap Dylan sambil menatur nafas.

Malas mendengarkan perdebatan antara dua sahabatnya Langit pun melenggang pergi tanpa pamit dan salam.

Gak guna banget punya sahabat. Batin Langit.

"Woy mau kemana lo" Teriak Dylan saat Langit mulai berjalan menjauh meninggalkan area parkiran.

"Dosa apa gue punya temen yang satu dingin nya melebihi kutub yang satu otak nya udah di gadein" Gerutu Bryan sambil berjalan mengikuti teman-temannya menuju ruang OSIS.

"Oke gimana persiapan untuk acara MOS hari ini?" Tanya Langit saat sampai di ruang Osis.
"Beres kak udah di susun, hari ini  kegiatannya cuma pengenalan masing-masing anggota Osis" Jawab claudia selaku sekertaris.

🍁🍁🍁🍁🍁

Tibalah sekarang acara pembukaan MOS yang akan di dahului dengan sambutan dari ketua Osis tercinta kita.

"Sekarang mari kita perkenalkan ketua Osis Sma Garuda untuk memberikan arahan untuk kegiatan Mos selama 3 hari" Ucap Brayn selaku wakil ketua Osis.

Ketika Langit mulai menaiki podium banyak jeritan dari para siswi yang terpesona dengan ketampanan seorang ketos Sma Garuda.

'Anjir ganteng banget'

'Gue rela MOS sebulan yang penting kak Langit yang jadi ketos'

'Kakkkaaaakkk'

"Mohon tenang adik-adik acara akan segera di mulai" Ucap kakak Osis yang lain.

"Perkenalkan nama saya Langit Arya Samudra Ketua Osis Sma Garuda" Ucap Langit singkat padat jelas.

"Oke setelah ini adik-adik di perkenankan untuk meminta tanda tangan semua kakak Osis, jika yang tidak dapat maka akan mendapat hukumannya besok" Ucap Bryan selaku waketos Sma Garuda.

☕☕☕


Setelah mamberi sambutan yang sebenarnya bukan sambutan lebih ke perkenalan tibalah sekarang Langit di atap sekolah yang sering disebut Reftoop. Memandang langit biru sambil mendudukan bokongnya di sofa yang sudah lusuh. Entah apa yang di pikirkannya itu sampai-sampai lebih memilih menyendiri dibanding turun kekerumunan manusia yang ada di bawah.

Langit Pov

Dari pada pusing ngeliatin orang-orang yang lagi sibuk mondar-mandir mending di reftoop siapa tau dengan begini beban hidup gue sedikit lebih ringan. Mandang langit adalah kesukaan gue karna itulah nama gue sekarang Langit yang artinya ia tak selalu biru, dan selalu berubah-ubah sesuai dengan takdir yang membawanya. Ya itu adalah arti nama gue yang mendefinisikan kehidupan gue saat ini.

Tabu itulah hidup gue sekarang ini, dia yang sudah berjanji tak akan pergi nyatanya pun menghilang. Orang tua yang selalu  lebih mementingkan perusahaannya dari pada pulang untuk melihat anaknya yang tumbuh tanpa perhatian dan kasih sayangnya.

"Langit kamu bulan depan akan papa  angkat kamu jadi CEO di perusahaan papa yang ada di Bandung dan tidak ada penolakan" Ucap seorang lelaki paruh baya dengan umur sekitar 40 tahunan.

Itulah yang lagi gue pikirin sekarang. Dipaksa jadi CEO muda diusia 16 tahun dan belum lulus Sma. Itulah yang selalu gue benci dihidup gue. Hidup bagai robot yang dikendalikan oleh orangtua tanpa bantahan. Keegoisan mereka yang menjadikan gue hidup bagai di neraka tanpa ada hak memilih mau seperti apa hidup yang akan gue jalani.

Dari dulu cita-cita gue adalah menjadi seorang Penulis yang selalu tidak disetujui karna bagi mereka uang adalah segalanya di bandingkan ke bahagiaan seorang anak.

Autor Pov

Setelah menghilang kan penatnya sebentar Langit pergi ke ruang Osis untuk mengecek kondisi lapangan seperti apa sekarang. Sebagai seorang Ketua Osis Langit di kenal sebagai pribadi yang mempunyai tanggung jawab dan ketegasan yang cocok untuk menjadi seorang pemimpin. Tak ayal Langit dinobatkan sebagai ketua Osis Favorit.

"Gimana anak-anak MOS? " Ucap Langit.

"Ya gitu lah aman-aman aja" Ucap Bryan.

"Lagian lo di mana sih dicariin gak ketemu kirain lagi berak soalnya lama banget" Ucap Dylan ngawur.

"Reftoop" Di balas singkat dengan mata jengah memandang kelakuan temannya yang lagi makan bubur menggunakan sumpit.

'Ya tuhan berikan hidayah dan inayahmu pada sahabat hamba ini. Amin' Doa Bryan dalam hati.

" Eh tadi ada anak yang gak berangkat kayaknya dari kelas Ipa 3" Ucap Bryan

"Siapa?" Tanya Langit.

"Gak tau, paling terlambat kan ini masih jam 07.30 juga" Ucap Bryan.

"Ckkkk dasar gak disiplin" Balas Langit dengan nada merendahkan.

Jangan di tanya lagi karena memang sikap seorang Langit adalah sosok yang sangat menghargai waktu jadi ya dia tidak akan mentoleransi orang yang terlambat meskipun itu hanya sekali.

Why Him?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang