Tuhan menciptakan masa lalu agar kita bisa belajar dari kesalahan yang kita perbuat. - Galaksi Aditama.
Seorang gadis berumur 12 tahun sedang berdiri di depan gerbang menunggu jemputan kakak kandung nya. Sudah sepuluh menit dia berdiri namun sang kakak tak kunjung datang memenuhi janjinya.
Dengan nada kesal Senja mulai berjalan menuju halte. Tak sampai lima langkah terdengar suara deru motor milik sang kakak. " Kakak mah lama. Gak liat ya inces udah kepanasan kaya gini" Ucap Senja dengan nada manjanya.
"Yaudah gih naik entar incesnya jadi ikan asin karna kepanasan" Ucap Galaksi menirukan gaya bicara adiknya.
"Ihh kakak mah nyebelin" Ucap Senja.
"Udah jangan ngambek nanti kakak beliin es krim deh" Ujar Galaksi berusaha menyogok Senja dengan makanan kesukaannya.
"Asyikkk" Teriak Senja kegirangan tepat di telinga kakaknya.
"Bisa gak sih gak usah teriak-teriak" Ucap Galaksi memutup telinganya yang serasa ingin pecah.
"Bodo amat" Ucap Senja acuh.
Menghadapi adiknya yang satu ini memang harus ekstra sabar. Dengan semua sikap manjanya membuat pribadi Senja menjengkelkan jika baru mengenalnya. Galaksi pun mulai melajukan motornya menuju kedai es krim langganan mereka yang ada di daerah Bandung.
Dalam keadaan hening Senja semakin mengeratkan pelukannya pada sang kakak jika dirasa udara semakin dingin karna hujan baru mengguyur daerah tersebut.
Tak berselang lama tibalah Senja di kedai. Dengan semangat 45' Senja berjalan tanpa ada niatan menunggu sang kakak. Melihat tingkah adiknya yang aneh, Galaksi hanya bisa menggelengkan kepala.
Tak menunggu lama Senja mulai memesan semua rasa es krim dengan ukuran jumbo. Walau udara dingin tak jadi pantangan bagi seorang Senja untuk memakan makanan kesukaannya.
Galaksi hanya tersenyum geli melihat tingkah sang adik yang menurutnya sangat menggemaskan itu. Tanpa Senja sadari kakaknya mengambil foto diam-diam dengan gaya makan Senja yang seperti anak kecil.
Tak sampai lima menit Senja sudah bisa menghabiskan satu cup jumbo dengan berbagai rasa. Senja pun menepuk-nepuk perutnya yang kekenyangan.
"Udah puas belom makan es krimnya?" Tanya Galaksi.
"Udah sekarang kita pulang yuk" Ajak Senja menarik tangan sang kakak.
"Kamu ini main tarik aja. Kan es krimnya belom dibayar. Kamu ke parkiran dulu kakak mau bayar" Ucap Galaksi.
Setelah mendengar perintah sang kakak. Senja berjalan keluar kedai. Matahari sudah mulai tampak walau langit masih tersisa mendung. Tak selang beberapa saat, Senja melihat sekeluarga sedang berjalan dengan anak-anak yang terlihat bahagia. Senja pun mulai murung memikirkan kamana sebenarnya kedua orang tuanya pergi.
Galaksi yang melihat adiknya murung tau jika dia iri dengan pemandangan bahagia satu keluarga. Sebenarnya dia juga rindu akan kedua orang tuanya, namun dia juga tak bisa memaksakan agar hidupnya bahagia. Bukankah itu akan egois.
Dengan langkah yang pelan Galaksi berusaha mengejutkan sang adik dengan kedatangannya. "Dorrrrr" Teriak Galaksi yang di hadiahi tinjuan pada perutnya.
"Mampossss" Ejek Senja puas akan tindakannya yang membuat kakaknya kesakitan.
"Gila tenaga lo. Ngalahin kuli" Ucap Galaksi manahan rasa nyeri di perutnya.
"Lagian kakak iseng banget. Kalo aku mati gimana" Ucap Senja.
"Dikubur" Ucap Galaksi singkat.
"Dasar kakak laknat" Gerutu Senja.
"Udah sekarang kita senang-senang seharian. Kakak tau kok kamu itu bocah-bocah kurang piknik" Ucap Galaksi.
"Enak aja" Ucap Senja menimpuk pundak kakaknya dengan keras.
"Udah-udah ayok kita happy-happy" Teriak Galaksi dengan semangat.
"Let's go" Teriak Senja tak kalah nyaring.
Motor Galaksi melaju bebas menuju salah satu mall yang ada di kota Bandung. Dengan wajah berseri-seri tak ada hentinya Senja memperlihatkan senyumnya. Sampai di depan mall mereka langsung masuk.
Bahagia. Satu deskripsi dari suasana hati Senja saat ini. Berkeliling mall dengan bergandengan tangan. Kini Senja sedang berdiri di depan toko boneka berharap sang kakak peka atas apa yang dia inginkan sekarang.
"Kenapa. Ayo pulang" Ucap Galaksi.
"Tapi aku masih mau disini" Ucap Senja dengan nada rengekan.
"Besok kita kesini lagi" Ucap Galaksi berusaha memberi pengertian pada adiknya.
"Tapi.. "
Bantahan yang akan dilontarkan Senja terpotong karna tarikan tangan dari kakaknya. Senja pun berjalan dengan ogah-ogahan menuju parkiran.
Tiba di rumah Senja turun dengan buru-buru tanpa melihat kearah kakaknya. Galaksi yang melihat adiknya sedang merajukpun kembali mengendarai motornya untuk membeli sesuatu.
Jalanan kota Bandung sudah mulai sepi karna waktu sudah menunjukan pukul sepuluh malam. Sampai di tempat tujuan Galaksi langsung menuju toko boneka membeli sesuatu untuk sang adik.
Senyum terbit di bibir Galaksi membayangkan reaksi adiknya yang pasti akan senang dengan apa yang dia bawa. Tanpa pikir panjang Galaksi langsung pulang. Di perjalanan Galaksi memilih jalan pintas untuk mempercepat jalur tempuh.
Di tengah perjalanan Galaksi merasakan ada orang yang mengikutinya. Galaksi pun mempercepat laju motornya. Namun naas motor yang di tumpanginya oleng dan masuk kedalam jurang.
Senyum smirk dari orang bertopeng itu timbul melihat korban yang sekarang masuk kedalam jurang. Itu menandakan rencana yang dia buat sukses. Sekarang tinggal memikirkan bagaimana menyingkirkan satu parasit lagi.
Tbc
Jangan lupa vote, comment and follow
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Him?
Novela JuvenilOrang bilang, waktu adalah penyembuh. Waktu bisa membuat lupa. Tapi kataku waktu adalah pembangkit luka dan kenangan. -Senja Jingga Pramata. Seperti tawa yang kini tak lagi bersama. Sekarang semua itu fana. -Langit Arya Samudra