Part 8 - Peduli

28 7 2
                                    

Untuk sekarang mending gak punya pacar daripada gak punya suit. - Alea Pramata.

Sudah dua hari ini senjak Senja sakit di sekolah. Dan hari ini Senja sedang berbaring di ranjangnya dengan selimut yang masih setia membungkus tubuhnya yang kedinginan.

Dan sejak itu pula dia tidak nafsu untuk makan. Sampai suara ketukan pintu membangunkan tidur Senja.

"Jingga kita ke rumah sakit ya" Ujar nenek Dita.

"Gak mau lah, nanti juga sembuh sendiri" Jawab Senja sambil menarik selimut karena badannya mulai menggigil.

"Tapi kamu demam nak" Ucap nenek Dita.

"Enggak mau" Ucap Senja.

"Yaudah yang penting kamu istirahat, tapi kalo nanti sore belum sembuh nenek gak mau tau kamu harus kerumah sakit" Ucap nenek Dita lalu beranjak dan keluar menutup pintu kamar cucunya.

☘☘☘☘

Di tempat lain seorang lelaki sedang berdiri di depan cermin. Sambil menyisir rambutnya kebelakang. Entah sejak kapan dia mulai memperhatikan penampilannya, biasanya dia akan cuek dan terkesan tidak peduli dengan penampilannya. Setelah memastikan bahwa penampilannya rapih, dia pun mengambil jaket dan pergi keluar kamar.

Saat akan menuruni tangga, Langit mendengar suara ribut-ribut yang berasal dari bawah yang ternyata kedua temannya sedang berebut untuk memasuki pintu.

"Gue dulu" Ucap Bryan.

"Gue duluan anjir, ngalah ngapa sama yang lebih ganteng" Ucap Dylan.

Disaat kedua temannya sedang berrebut untuk memasuki rumah, Langit pun berjalan dengan santainya tanpa menghiraukan mereka.

"Minggir" Ucap Langit dingin.

"Ehh lo Mau kemana?" Tanya Bryan yang baru datang.

"Pergi ada urusan" Ucap Langit sambil meninggalkan temannya itu.

"Woyy!! Gue jauh-jauh kesini palah di tinggalin" Teriak Dylan.

Menghiraukan teriakan dari temannya Langit pun melajukan motornya ke komplek melati. Tempat tinggal seseorang yang beberapa hari ini selalu mengisi pikirannya.

Kini motor biru kesukaannya sudah bertenggar manis di sebuah pekarangan rumah.

Dengan membenerkan rambutnya Langit pun turun dari motor dan memencet bel rumah tersebut. Sesaat setelah menunggu muncul lah seorang wanita paruh baya dengan rambut yang mulai ber uban.

"Mau nyari siapa ya dek" Tanya nenek tersebut.

"Mau nyari Senja nek, Senja nya ada di rumah" Jawab Langit sambil mencium tangan sang nenek.

"Ohh kamu temen satu sekolah nya Jingga ya" Ujar nenek.

"Jingga?"
"Ohh iya Senja kalau di rumah memang panggilannya Jingga" Ucap nenek Dita.

Setelah masuk Langit langsung meneliti isi rumah tersebut, ukurannya memang jauh berbeda dengan rumah milik Langit yang lebih besar dan mewah tapi rumah ini jauh lebih nyaman untuk ditinggali.

Why Him?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang