Part 9 - Mimpi aneh

29 6 0
                                    

Aku ke selatan aja deh, soalnya perasaanku tidak bisa ku utara kan. - Senja Jingga Aditama.

Pagi ini Senja bangun dengan keringat dingin yang membanjiri dahinya. Entah kenapa mimpi itu sering mengahantui tidurnya beberapa hari terakhir ini.

Entah siapa anak kecil yang malang itu yang harus melihat jasad orang tuanya di usia yang masih kecil.

'Kenapa Aku merasa punya hubungan dengan anak itu, apa maksud mimpi barusan' batin Senja.

Flashback on

Seorang anak kecil sedang berada di moll dengan keluarganya sambil menenteng boneka stitch kesukaannya.

Dengan muka yang berseri-seri anak perempuan itu menggandeng tangan kakak lelakinya.

"Kak aku ceneng banget tau bisa maen sama mama sama papa" Ucap anak itu dengan suara yang cedal.

"Iya kakak juga seneng kalo kamu seneng" Ucap sang kakak.

"Kakak, adek ayo pulang udah mau malem" Ucap sang ibu pada kedua anaknya.

"Oke maa" Ucap anak perempuan sambil berlari menghampiri mamanya.

Dalam perjalanan tak henti-hentinya sang anak berbicara pada kakaknya yang berhasil membuat gelak tawa terdengar dari dalam mobil.

Sampai mobil yang di tumpangi keluarga itu mengalami rem blong dan jatuh ke dalam jurang.

Flashback off.

☕☕☕☕

Saat sedang sarapan yang di lakukan Senja hanyalah melamun sambil memikirkan arti dari mimpi itu.

Sampai belaian tangan lembut sang nenek membuyarkan lamunan nya.

"Jingga kamu kenapa?"
"Kok dari tadi ngelamun aja bukan ngabisin sarapannya" Ucap nenek Dita.

"Ehh nenek, aku tuh cuma mikirin tentang mimpi aneh tadi malem" Ujar Senja.

"Emang kamu mimpi apa?" Tanya nenek Dita.

"Masa aku mimpi ada satu keluarga yang kecelakaan dan masuk jurang" Ucap Senja

Apa yang Senja utarakan mengenai mimpinya berhasil membuat ekspresi sang nenek menegang.

"Nenek kenapa kok ekspresinya jadi tegang gitu?" Ucap Senja sambil memperhatikan ekspresi sang nenek.

"Enggak kok mungkin itu hanya bunga tidur aja" Ucap nenek Dita menyakinkan.

"Udah sekarang kamu berangkat aja udah jam 06.45 nanti kamu telat" Ucap nenek Dita.

"Yaudah lah aku berangkat"
"Assalamualaikum" Ucap Senja sambil mencium tangan neneknya.

Saat dalam perjalanan yang Senja lakukan adalah hanya melamun. Memikirkan apa arti mimpi itu dan kenapa Senja merasa bahwa neneknya menyembunyikan sesuatu.

"Non sadah sampai" Ucap pak Amin.

"Ohh iya pak makasih ya" Ucap Senja sambil menuruni mobil.

Saat berjalan menuju kelaspun Senja hanya melamun. Sampai-sampai tak mendengarkan suara cempreng temannya.

"SENJA!!"
"Senja!! Woyyy tungguin!!" Teriak Alea yang terdengar sampai ke ujung koridor.

"Senja!!" Teriak Alea tepat di depan telinga Senja yang berhasil membuatnya tersentak kaget.

"Apa'an sih pagi-pagi bikin orang jantungan aja" Marah Senja pada temannya.

"Makanya pagi-pagi jangan ngelamun"
"Dari tadi gue panggilin juga gak nyaut-nyaut" Ucap Alea.

Saat Alea sedang mengoceh Senja pun berjalan meninggalkannya karna tidak Mau menambah pening kepalanya.

"Senja lo kenapa sih?" Tanya Alea saat sudah sampai bangku mereka.

"Gak papa" Ucap Senja cuek.

"Tapp--"
"Udah lah diem buk guru udah masuk" Ucap Senja memotong perkataan Alea.

"Oke anak-anak buka halaman 50 kita belajar tentang zat hidrogen--" Instrusi guru kimia yang sedang mengajar.

☘☘☘☘

Di kelas 12 Ipa 1 sedang dalam keadaan yang ribut karna jam pelajaran saat ini free. Semua anak-anak sedang membuat sibuk kelompok nya dengan kegiatan yang berbeda-beda.

Dari main gitar, nobar drakor, sampai ghibah. Itulah keadaan kelas sang ketua Osis saat ini. Berbeda dengan teman-temannya yang Langit lakukan adalah memasang eirphone ditelinganya.

Sambil memasukan kedua tangannya kedalam kantong celana Langit pun berjalan meninggalkan kelasnya.

Menghiraukan teriakan kedua temannya yang memanggil, Langit berjalan untuk menemui seseorang.

Sampai di area parkiran Langit akhirnya menemukan orang yang dia cari sedang duduk dengan rokok dikedua jarinya.

"Weisss ada ketos nih" Ucap salah satu orang dengan tampang khas bad boy.

"Atut nanti di laporin guru bk" Ucap lelaki lain yang membuat semua orang tertawa karna gaya bicaranya yang di buat-buat.

"Broo jangan gitu lah, ini kan ketos yang harus jadi panutan kita" Ucap seseorang yang Langit cari.

"Gue kesini Mau ngomong sesuatu sama lo" Ucap Langit pada orang itu.

"Yaudah ngomong aja" Ucapnya.

"Gak disini" Ucap Langit.

"Kenapa takut di kroyok.. Iya" Ucap orang tersebut sambil menaik turunkan alisnya.

"Gak disini" Ucap Langit sambil menekan setiap katanya.

"Oke" Ucapnya.

"Ikut gue" Ucap Langit sambil berjalan mendahuluinya.

Tibalah mereka di belakang sekolah yang jarang orang kunjungi.

"Ada apa" Ucap Aksara to the point.

"Gue mau lo jauhin Senja" Ucap Langit.

"Sayangnya gue gak mau gitu" Ucap Aksara dengan nada menantang.

"Jauhin Senja atau lo berurusan sama gue" Ucap Langit dengan tatapan sengit.

"Gue gak takut, emang dari dulu kan kita selalu bersaing untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan" Ucap Aksara.

"Oke kita bersaing tentang siapa yang dia pilih harus tanggung resiko jauhin senja" Ucap Langit.

"Dan gue pastikan, lo gak akan bisa depatin dia" Ucap Aksara sambil menepuk pundak Langit dan pergi berlalu.

'Sialan' umpat Langit.






Jangan lupa vote, comment sama follow💗💗💗💗💗

Why Him?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang