Part 15 - Hari yang cerah

19 6 0
                                        

Terima kasih setidaknya sudah menjadi alasan untuk bersyukur dan tersenyum. - Langit Arya Samudra.

Hari minggu adalah ajang yang paling cocok untuk beberapa orang bermalas-malasan atau sekedar berkumpul dengan orang yang terkasihnya.

Berbeda dengan Langit yang sudah dari tadi pagi berpakaian olahraga dengan kaos oblong putih dan celana pendek selutut tak lupa sepatu warna biru kesukaannya.

Hari ini agenda kegiatan Langit adalah mengajak Senja olahraga bareng dengan dibumbui modus dikit, sekaligus meluruskan masalah yang terjadi kemarin.

Setelah siap Langit pun pamitan dengan bik sum dan langsung mengeluarkan motor nya. Di perjalanan yang dilakukan Langit hanyalah senyum-senyum seperti orang gila. Dia juga bingung semenjak dekat dengan Senja dirinya lebih sering tersenyum tidak seperti biasanya.

Sampai di pekarangan rumah yang dia lihat adalah seorang wanita paruh baya yang masih terlihat awet muda sedang menyiram tanaman bunga. Langit pun langsung menghampiri karna memang sudah kenal dengan sang pemilik rumah tersebut, ya siapa lagi kalau bukan nenek Dita yang sebentar lagi akan jadi nenenknya juga. Terbesit pemikiran yang membuat dia tersenyum geli sendiri.

"Selamat pagi nek" Ucap Langit sopan.

"Ehh selamat pagi" Ucap nenek Dita.

"Kamu siapa ya" Tanya nenek Dita yang sudah lumayan pikun.

"Saya Langit nek yang tempo hari jengukin Senja sakit" Ucap Langit menjelaskan.

"Ya ampun Langit ya, maaf nenek sekarang emang rada pikun biasalah faktor umur" Ucap nenek Dita.

"Senja nya ada nek" Ucap Langit langsung.

"Ada tapi kayaknya masih tidur deh kebiasaan emang kalo lagi libur males bangun" Ucap nenek Dita.

"Mau saya ajakin lari boleh gak nek" Tanya Langit.

"Ya boleh lah kamu ke kamarnya aja langsung soalnya kalo cuma di panggil gak bakal mau bangun" Terang nenek Dita.

"Yaudah nek Aku ke atas ya" Ucap Langit.

Langit pun berjalan dengan santai menuju kamar sang pujaan hati yang hatinya entah untuk siapa. Eaaaa.. Bucinn. Sampai di depan pintu tanpa mengetuk Langit pun masuk.

Melihat seseorang sedang tidur dengan nyenyak Langit pun tidak tega untuk membangunkannya. Sampai lima belas menit kemudian barulah Senja mulai membuka matanya.

Kaget dengan orang yang ada di depannya Senja pun langsung berlari menuju kamar mandi tanpa menghiraukan tatapan aneh dari orang tersebut.

"Emang muka gue jelek ya" Ucap Langit sambil meraba-raba mukanya.

Dia pun memutuskan untuk turun ke bawah untuk menyapa sang nenek yang sedang menyiapkan sarapan.

"Nek ada yang bisa aku bantu gak?" Tanya Langit modus.

"Emang gak ngerepotin" Tanya nenek balik.

"Enggak lah nek malah Langit seneng kalo bisa bantuin nenek" Ucap Langit sambil tersenyum.

"Kalo kaya gitu kamu bawa piring ini ke meja terus ditata yang rapih ya" Ucap nenek.

Why Him?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang