Permen Kapas

1.6K 73 42
                                    

🐾🐾🐾

Iya kayak kamu, manis

-ARIANDRANARENDRA-

🐾🐾🐾

Memang yah, jalan rame-rame itu paling seru.

Contohnya sekarang, setelah pulang dari taman tadi Dara, Ari, Lintang, Nona dan Arif sedikit jalan-jalan ke depan komplek.

Kata Dara sih pengen jajan-jajan, yaudah semuanya jadi ikut apalagi Lintang yang terus menerus menempel pada Dara. Rencana Dara yang awalnya akan membawa Arif dan Nona ke toko buku Mbak Qilla sepertinya harus diskip terlebih dahulu.

"Kak Aliiii, Lili mau itu?" pinta Lintang.

"Permen kapas?" tanya Ari

Lintang mengangguk antusias.

"Jangan dulu deh yah, nanti gigi Lili bolong-bolong," ucap Dara.

"Ih Kak Ali itu Kak Dala jahat!" adu Lintang, memeluk kaki Ari posesif.

Mereka sontak tertawa, di sela gelak tawa Dara mengikuti Lintang dan berjongkok di depan anak itu, "Yah, Lili marah yah? Kak Dara minta maaf deh ya? Sebagai tanda perminta maaf Kakak gimana kalau traktir Lili permen kapas?" sontak saja Lintang terkesiap lalu memeluk Dara tiba-tiba sehingga Dara hampir terjungkal.

"Yeeeey yuk beli yuk Lili mau pelmen kapas," antusiasnya, dengan senang hati Dara mengantar Lili nya itu membeli permen kapas dan diikuti oleh yang lain.

"Pak Lili mau pelmen kapasnya enam."

"Banyak banget Li," protes Ari.

"Ih diem deh, udah ya Pak, Lili mau beli enam," ucap gadis itu

Bapak penjual permen kapas tersebut pun mengangguk, "Siap neng." Lalu setelahnya memberikan enam permen kapas kepada Lintang

"Nih Lintang kasih, buat Kak Ali satu, Kak Dala satu, Kak Nona juga, Kak Alif satu, telus Lili satu," baginya.

"Buat Lili aja," beri Ari, dengan antusias Lintang menerimanya.

Karena sudah berjanji mentraktir, Dara bertanya akan harga semua yang Lintang minta.

"Tiga puluh enam ribu, Neng."

"Oh iya, in ...."

"Ini pak, makasih." Ari menyodorkam uang sebelum Dara yang membayar.

"Eh, kan gue yang janji mau beliin Li ...."

"Udah, yuk jalan lagi," pinta Ari l.

"Yuk," ucap Lintang antusias.

"Nih buat kamu Non." Arif memberikan permen kapas yang belum sempat ia makan untuk Nona.

Nona tersenyum senang, "Makasih."

"Emang itu biasanya kesukaan ciwi-ciwi, cowok mah kurang suka, ya gak?" tanya Arif tentu saja kepada Ari.

"Gak juga," respon Ari, berniat bercanda.

Krik krik.

"Hahaha." Tawa yang lain pecah saat itu juga.

Disela gelak tawa, mereka melanjutkan perjalanan dengan Nona dan Arif yang berada di depan, diikuti Lintang di tengah dilanjut dengan Dara dan Ari yang berjalan paling belakang.

"Hmm manis banget," gumam Dara menikmati permen kapasnya.

Ari meliriknya, "Kayak lo."

Dara terkesiap 'Apaan itu woy?'

ADARA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang