Kenapa harus disembunyikan?
-AriandraNarendra-***
"Lo mau sekolah Dar?" tanya Ici yang sedang memakai sepatunya, ketika melihat Dara berpakaian rapi.
"Hooh."
"Dara lo tuh gimana sih, katanya lagi pergi dari rumah, di kelas ada Dela, pasti ada Kak Adit juga dong," cerocos Eca.
"Haduh, Kak Adit sama Dela gak mungkin sekolah, percaya deh sama gue, pasti mereka nyari gue, ya walaupun gue gak tau mereka beneran nyari atau pura-pura nyari," ucap Dara seraya menyisir rambutnya.
Eca berdecak sebal, "Lo tuh gimana sih! Kan pasti ada Ari."
"Iya nih aneh-aneh aja Dara," nimbrung Ici.
Dara tersenyum kecut, "Kak Ari gak mungkin tau kok, kalau tau pun pasti gak sepagi ini."
"Kok lo bisa berasumsi gitu?" kesal Ici, lalu beranjak dari duduknya.
"Ya dikarenakan tadi malem juga dia gak nanya aneh-aneh soal gue," jawab Dara.
"Terserah sih," ucap Ici lalu ia pergi keluar. "Gue tunggu di luar."
"Eh eh eh btw lo punya sweater pink gak?" tanya Dara.
"Gue punya," ucap Eca.
"Pinjem dong."
"Buat?"
"Dipake lah."
Eca nyengir kuda. "Iya sih, lagian tumben banget mau pake yang pinky, tar ya gue cari dulu," ucapnya, lalu membuka lemarinya.
Tak lama Eca memberikan sweater tersebut.
Adara memakai nya dengan senantiasa, lalu ia melihat bayangannya di kaca. "Kayak cewek banget gak sih gue?" tanyanya agak ragu dengan penampilannya sendiri.
"Gak juga sih, gitu-gitu aja perasaan, lo kan cewek macam cowok, garang," ucap Eca bergidik ngeri.
Dara yang mendengarnya pun melotot. "Lo nyebut gue waria?!"
"Hehe enggak kok Dar, becanda," ucap Eca mengangkat tangannya dan membuat kedua jarinya berbentuk huruf V. "Dari belakang emang keliatan cewek sih, kayak bukan lo, y kalau dari depan beda lagi."
Adara menghembuskan napasnya kasar. "Bodo amat dah, berangkat kuy." Lalu ia mengaitkan tas di bahu sebelah kiri walau tas itu bukan tas hitam kebanggaannya karena jangan lupakan ia meminjam tas tersebut dari Ici, untuk tidak terlihat seperti Dara.
***
Sekolah 08:12
"Dela gak sekolah kan?" tanya Dara, sedikit mengintip keadaan kelas dari balik jendela yang ternyata riuh sekali.
Sebenarnya Dara tak melihat Dela pada saat upacara tadi, tetapi untuk memastikan saja bahwa ia memang benar-benar tak sekolah.
"Ck ck ck." Eca dan Ici berdecak seraya menggelengkam kepala. "Tadi di kamar kos yakin banget kalau Dela gak sekolah, eh sekarang celingak celinguk kayak maling takut ketangkep polisi," ucap Ici.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADARA [REVISI]
Teen Fiction"GUE BENCI MAMA!! GUE BENCI PAPA!! GUE BENCI KAK ADIT!! GUE BENCI ADEL!! GUE BENCI GUE BENCI BENCIIIIII!!!" teriak Dara ketika ia berdiri dekat pembatas gedung beberapa tingkat itu. "Maafin gue Dar," gumam seseorang yang sedang melihat Dara dari jar...