Kalau udah sayang gimana?

1.5K 56 6
                                    


Happy reading, maaf untuk segala ketidakenakannya:)

***

"Sebuah perasaan sayang muncul secara tiba-tiba, tak bisa untuk tidak dirasakan, begitu pula kecewa, bukan?"

-DaraQueen-

***

"Nah itu dia!" sentak Dara seraya berdiri dari duduknya, jari telunjuknya menunjuk sebuah mobil yang baru saja datang

Dari mobil tersebut, keluarlah seorang lelaki tinggi, kekar, wajahnya agak sangar, dengan baju hitam dilapisi jaket levis dan celana hitam yang ada rantai-rantainya.

"itu---saudara kamu Dar? "tanya Nita memastikan 'Habisnya dandanannya kayak gitu' pikir Nita. "Ish kamu gitu banget ke orang," ucap Rey.

Dara terkekeh, "Iya itu saudara Dara, anak adiknya papa."

Nita mengangguk-anggukan kepalanya mengerti.

Andrea melambaikan tangannya, lalu dia tersenyum lebar dan berjalan menghampiri Dara. "Eh tapi kalau lagi senyum lucu juga," bisik Nita.

Setelah cukup dekat, Dara berlari kecil dan memeluk Andrea. "Aaa kak Andre, Dara kangen," rengeknya. "Makanya sering-sering kesini," balas Andre, dia semakin mengeratkan pelukannya, mengingat Dara pergi ke Yogyakarta karena dia sedang ada masalah, bukan untuk liburan dan main-main.

"Siap untuk pulang?" tanya Andre. "Siap! " jawab dara antusias.

Andre menghampiri Nita dan Rey, memperkenalkan diri sebagai saudara Dara.

"Makasih sebelumnya udah bawa anak ngeselin ini kesini, maaf kalau bikin repot hehe," Andrea cengengesan.

"Gak masalah, justru kami senang ada teman," jawab Rey.

"Yaudah kalau gitu, Dara sama kak Andre pamit pulang ya kak Rey, kak Nita, makasih udah bawa Dara dengan senang hati kesini, makasih udah nampung Dara di Bandung " kekeh Dara.

"Sama-sama Dar,  sering-sering kesini ya, main sama Kak Nita, huhu," Nita dan Dara berpelukan. "Siap, jaga dede bayinya baik-baik ya Kak."

"Siap."

"Kak Rey, Dara jalan okey," ucap Dara, bersalaman dengan Rey, berpelukan layaknya adik dan kakak.

"Hati-hati, jangan lupa main kesini, kasian kak Nita ditinggal."

Dara memukul perut Rey pelan "Makanya jangan ditinggal mulu." Rey terkekeh, Nita ikut memukul suaminya. "Gatau nih marahin Dar, dengan senng hati kak Nita tonton."

Dara mengerucutkn bibirnya. "Kalau marahin kak Rey, kapan Dara pulangnya."

Lalu mereka tertawa entah karena apa, Dara mengusap perut Nita yang tidak serata dulu. "Dadah dede bayi, nanti kakak cantik bakalan sering main kok," ucap Dara.

"Yaudah kita jalan yahh, dahh." Dara melambai-lambaikan tangannya, lalu masuk mobil diirngi Andre.

***

"Loh ini dimana?" tanya Dara aneh, Andre ini bukannya membawa dia pulang ke rumah malah membawa Dara ke rumah makan.

"Makan dulu, gini-gini gue peka!" jawab Andre cengengesan, lalu keluar dari mobil diikuti Dara.

Dara memesan sepuasnya, karena hari ini Andre akan mentraktirnya, jadi harus di manfaatkan bukan?

Selama itu, tak ada pembicaraan apapun, Dara dn Andre sama sama jatuh kedalam pikirannya masing-masing.

Makanan datang, Dara menghabiskannya sampai puas sekali tanpa berkata apapun.

"Dar, selain yang tadi siapa yang tau lo kesini?" tanya Andre pelan-pelan, takut jika menyinggung.

Dara mengangkat bahu. "Kak Ari."

"Hah Ari? Yang tetangga itu?"

Dara mengangguk-angguk saja seraya menjilati jari-jarinya yang masih tersisa bumbu dari ayam yang dia makan.

"Cuma dia? "

"Temen."

"Iya tau dia temen lo."

"Maksudnya temen yang lain juga tau."

"Ohhh ngerti." Andre nyengir, "Berarti yang tetangga lo itu sama temen lo itu spesial ya? "

"Yaiyalah pake nanya Kakak ini!"

"Sespesial apa sih? "

Dara mencuci kedua tangannya dengan air yang disediakan.

"Ici sama Eca yang dengerin seluruh keluh kesah Dara, mereka juga yang selalu hibur Dara, Kak Ari juga sih tapi kak Ari lebih bijak, gak kayak temenku yang selalu punya ide tapi gitu gak mikir kesananya, kalau Kak Ari lebih mikirin kedepannya gimana, jadi mereka itu lebih dari apapun buat Dara, karena mereka selalu disisi Dara selama ini."

"Hm gitu yaaaa, gue mau nanya lagi nih."

Dara mengangkat alisnya sebelah  seolah bertanya balik 'apa'.

"Seenggak nya, walaupun temenan kalau lo udah curhat sama dia berarti lo udah ada rasa nyaman kan? Kalau udah nyaman berarti ada rasa sayang lebih dong? Selama pengalaman gue sih gitu, lo---ada rasa sama yang Ari-Ari itu? "

'Pertanyaan yang frontal sekali'-batin Dara

"Hm gak." gak boong maksudnya.

"Nyembunyiin sebuah rasa gak semudah nyembunyiin permen dari anak kecil Dar." tegur Andre.

Dara mengangguk paham 'Tanpa bicarapun udah tau, ni anak cenayang?' - batin Dara.

"Lain kali, coba kontrol perasaan lo deh, biar gak sesakit itu."

Lagi lagi Dara mengangguk. Tau aja nih orang.

"I know, tapi namanya perasaan, mau ditahan dengan cara apapun kalau udah sayang ya gimana? Begitu pula kecewa, bukan? "

***

Writer's Block banget sumpaaaaaaaah.

Jangan lupa vote and comentnya gays:)makasih udah mampirsee pada malam minggu ini di lapak aku:b semoga malam minggu nya menyanangkan yaa:v

ADARA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang