Heiiii gayssssssss aku kombek:vJangan lupa vote dan coment-comentnyaaa lopehh:*
Yo ah lanjottt
👐👐👐
"Enggak pak, kita gak pacaran. Bahkan gak ada berfikiran buat ke sana. Tapi sebenarnya tadi malem kita sempet berbincang soal ... "
Tadi malam...
"Kak Ari," Dara memanggil
"Apa? "
"Ini maksudnya apa sih? "
Ari terkekeh, "Kamu sadar gak sih? "
"Enggak. Emangnya apa? "
"Gak tau. "
"Dih aneh kan, males ah!"
Ari terkekeh lagi, "Gue mau ngomong serius. "
"Tadi siapa yang bercanda hah?! "
"Yaudah maaf, serius nih ya. " Dara mengangguk, ia menopang dagunya dengan kedua tangan.
"Jadi gini, Gue juga gak ngerti harus ngomong dari mana dulu. Dan ini bakalan aneh banget karena gue omongin. Jujur aja nervous nih ya. Tapi mungkin supaya perasaan gue lega jadi gue harus ngungkapin ini... "
"I Love You Dara."
Ari menyerahkan sebuah kotak musik.
Dara menatap kotak musik itu, lucu.
Lalu Dara menatap Ari, apa ini? Dara tak mengerti, ini bukan mimpikan? Soalnya Ari ganteng banget malam ini. Ups.
Dara menyubit pipinya kuat-kuat, "Aw"
Sakit, iya sakit! Beneran deh! Berarti ini nyata dong? Iyakan nyata? Dara gak percaya ah, masa Ari punya perasaan yang sama seperti Dara. Dan lagi, apa katanya tadi? I love you? Ih, sejak kapan Ari jadi sosweet gitu.
"I Love You More," Balas Dara, sebenarnya masih ragu ini nyata atau mimpi.
Ari tersentak kaget, benarkah?
"Seriously? "
"Yes."
Macam orang bodoh, Dara tersenyum. Dia mengangkat satu tangannya, menyatukan ibu jari dan jari telunjuknya lalu melipat sisa jari yang lain jadi sarangheyoo. Tau kan?
Ari yang senang hampir saja meloncat kesenangan. Benarkah Dara merasakan apa yang ia rasakan?
"Jadi kita ... "
"Kak ini bukan mimpi? "
Ari hampir saja terjungkal, ia tertawa memegang perutnya. Dara yang melihatnya cemberut marah.
"Aduh, ini nyata loh. "
Sekarang Dara yang hampir terjungkal, bukan tertawa tapi karena kaget. Ini nyata!! Catat ya, NYATA!
"Tapi Dar, walaupun triple A udah bubar kita jangan ingkarin janji ke kak Adit. Karena janji yang pertama udah kita ingkarin jadi janji yang selanjutnya jangan. So, kita gak bisa pacaran. Tapi aku yakin, sesuatu hubungan yang langgeng gak perlu pacaran, cukup saling percaya."
Dara tersenyum lebar, sangaaaaaaaaaaat lebar. Sekarang ia mengerti, mungkin Dara dan Ari akan menjalani suatu hubungan yang bernama 'komitmen'?
"Terus ini. " Dara menunjuk musik box tadi, "Kenapa kakak ngasih ini."
"Karena kita gak tau kedepannya akan seperti apa, mungkin aja suatu saat nanti aku bakalan pergi. Intinya kalau kamu lagi kangen aku, puter aja musik boxnya ya. "
Dara mengangguk mengiyakan.
Flashbackoff
"... Jadi gitu pak"
Bapak tukang bakso mengangguk-angguk, "Saya setuju, suatu hubungan gak perlu pacaran biar langgeng. Saya titip tetep saling percaya ya! Kalau ada masalah langsung selesain bareng-bareng ya! "
Dara dan Ari sama-sama mengangguk "Siap! "
"Jadi ini seberapa pak? "
"Gratis."
"Eh." Dara terseontak kaget "Beneran pak?"
Bapak itu mengacungkan jempolnya, "Iya buat kalian gratis. Makasih ya! "
"Loh."
Ari dan Dara saling menatap aneh. Perasaan mereka yang dikasih gratisan tapi yang ngasih malah yang ngucapin makasih. Gimana sih?
"Gak usah becanda pak. " Ari mengambil dompetnya, hendak memberikan uang.
"Gak perlu! Udah sana pulang! " Bapak itu menyentak.
Lagi, mereka saling melempar tatapan aneh. "Yaudah kita pulang ya pak, makasih baksonya. Maaf udah ngerepotin, semoga laku ya pak. " Dara berucap, lalu menarik Ari bersamanya.
"Iya, inget pesan saya! "
"Siap pak! "
Setelah dekat mobil Ari berhenti. "Itu Bapak kenapa sih?"
Dara mengangkat kedua bahunya. "Gak tau, biarin ajalah. Kan kepengen dianya gitu. "
Ari berdecak, masih kesal ia.
Hendak memasuki mobil tiba-tiba seorang cewek menghampiri mereka.
"Aduh kak maaf ya, itu tadi bapak sampai bentak-bentak gitu," ucapnya, dengan membungkuk-bungkuk meminta maaf.
"Eh, iya gapapa. " Dara memegang pundak cewek itu. "Ini kasih ke bapak kamu, gak enak kalau gak bayar. "
Cewek itu sama menolak "Enggak usah kak, memang hari ini kita lagi adain gratisan. "
"Wah beneran?" tanya Dara.
"Iya Kak."
"Wahh, makasih ya, semoga gantinya lebih banyak."
"Sama-sama, kalau begitu aku pamit ya," ucap anak itu.
"Iya dadah."
Ari mengacak rambut Dara, "Yuk jalan lagi," lalu Ari memasuki mobilnya.
Ditempatnya Dara sudah spot jantung, apa ini? Apa tadi? Biasanyakan Ari suka melakukan hal itu, tapi kok tadi berbeda?
👐👐👐
Jangan lupa vote and coment:) follow juga ya!
Byee
KAMU SEDANG MEMBACA
ADARA [REVISI]
Teen Fiction"GUE BENCI MAMA!! GUE BENCI PAPA!! GUE BENCI KAK ADIT!! GUE BENCI ADEL!! GUE BENCI GUE BENCI BENCIIIIII!!!" teriak Dara ketika ia berdiri dekat pembatas gedung beberapa tingkat itu. "Maafin gue Dar," gumam seseorang yang sedang melihat Dara dari jar...