Persahabatan

1.5K 74 11
                                    

_gak ada pendengar cerita yang lebih baik dari sahabat_

-AdaraAdrithaQueensha-

"Ciii."

"Paan dah ganggu lo mah."

"Gue ... Boleh gak?"

"Paan sih lo, cepetan dah."

"Gue boleh nginep ya di kosan lo?"

"Ngapain? Rumah lo dijual? "

"Heh ngomong tuh."

"Apa kayak biasa?"

"Iya."

"Yaudah kesini aja dulu, kita bicarain bareng-bareng jangan pendem semuanya sendirian Dar, kita temen, kita kan strong girls cewek kuat yang gak akan pernah menyerah dengan cobaan hidup ini, lo juga harus belajar melemahkan hati sama kepala lo, tidak bisa dipungkiri lo tu ...."

Tut tut

"Ceramah nih."

Setelah selesai menenangkan hatinya, Dara kembali ke perkotaan, menaiki taksi yang tadi berniat pergi ke kos-an teman nya.

"Makasih Pak," ucap Dara, setelah ia sampai ia memberikan ongkos untuk pak supir taksi.

Dengan pelan Dara membawa dua koper dan ranselnya mendekati pintu kosan temannya itu.

Tok tok tok

Dara mengetuk pintu, tanpa menunggu lama pintu terbuka terlihat temannya Qalesya atau eca itu sedang memegang handphone di sebelah kanan tangannya, tangan kirinya memegang gagang pintu, wajahnya ber make up tipis, ia memakai baju kemeja biru dan memakai celana tidur selutut.

"Oh Dara."

Dara tersenyum tipis. "Ayo masuk-masuk," ajak Eca sambil merebut satu koper Dara dan membawanya masuk.

Dara mengikutinya dari belakang, Ici a.k.a Felicia menyambutnya dengan baik juga, ya sudah dipastikan mereka berdua ini berbagi kamar.

Tanapa dipersilahkan Dara dusuk di kasur, mereka duduk melingkar tengah kasur, mengobrol ringan sampai Ici bertanya, "Sebenernya lo kenapa?"

Adara hanya terdiam sambil menarik nafasnya pelan-pelan, dengan wajah lesu nya sudah terlihat dia menyimpan satu hal.

"Iya Dar," nimbrung Eca, "Sampe bawa-bawa koper gitu, gak kayak biasanya."

"Sebenernya--

"Eh tapi kalau lo gak bisa cerita sekarang gapapa kok, gue yakin lo pasti bakalan ngomong ke kita kalau lo udah yakin sama tindakan lo ini," sambung Eca.

Ici mengangguk menimpali, "Lo kayak diusir."

"Ya bisa dibilang gitu," jawab Dara tiba-tiba.

Ici dan Eca saling berpandang, mereka dengan secara langsung memperlihatkan ekspresi kaget mereka. Tadinya berniat bercanda.

Dara mengangguk mengiyakan ekspresi kaget mereka. "Hah, awalnya gue kayak gitu deh, tapi dipikirin lagi yaudahlah."

ADARA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang