PERTAMA TAMA AKU MAU MINTA MAAF KARENA AKU TELAT UPDATE:(
GAK SEKOAH AKU LUPA HARI BENERAN DEH.
JADI AKU LUPA MALEM KEMARIN ITU YANG ITU TUH MALEM MINGGU.
TAPI SEKARANG INGET KOK:(
MAAP YA
YUK!
CUSSSSS DI BACAAAA
JANGAN LUPA VOTESSSS SAMA KOMENTARNYA OKEY!
***
Satu minggu berlalu, hari-hari itu dipakai Dara untuk belajar dan ulangan. Ia berusaha untuk seperti baik-baik saja walau sebenarnya isi hati Dara tidak seperti itu. Satu pekan itu, dipakai oleh Dara untuk menyendiri mau di rumah ataupun di sekolah. Sudah beberapa kali, Ari menghampiri Dara entah untuk apa tapi yang pasti ia selalu melafalkan kata maaf ketika Ia mampir ke rumah Dara.
Satu minggu tidak berbicara dengan Ari bukanlah hal yang baik, nyatanya Dara bukan memperbaiki masalah malah ia menambah masalahnya sendiri dan orang lain.
"Lo lama-lama jadi bodoh ya," ucap Radit kepada Ari yang baru saja menceritakan masalahnya dengan Dara." Pantesan kalian nggak sapaan-sapaan ternyata kalian lagi marahan ya."
Ari menghela nafasnya kasar, "Terus gue harus gimana?"
"Minta maaf sih."
"Gue udah coba tahu gak, udah beberapa kali gue mampir ke rumahnya gue gedor-gedor pintu kamarnya, Dia nggak pernah nyaut. Kalaupun kita ketemu di jalan atau di sekolah dia kayak gak kenal gue." Ari berdecak kesal.
Radit menggeleng-gelengkan kepalanya, "Lo yang salah sebenernya. kenapa lo ninggalin dia pada saat dia itu butuh sandaran."
"Gue juga refleks ngelakuinnya, awalnya gue kecewa sama keputusan dia yang ngambil keputusan sendiri, tanpa bilang-bilang sama gue."
"Makanya sebelum ngelakuin sesuatu hal itu, lo tuh mikir dulu."
Ari mengacak rambutnya frustasi. Dia menatap ke depan di mana di lapangan sana terdapat Dara yang sedang berjalan dengan teman- temannya. Karena hari ini adalah hari terakhir ulangan, jadi semua guru membebaskan anak-anak untuk bermain di sekitaran sekolah sebelum waktunya pulang.
"Samperin gih jangan dilihatin dari jauh doang, gue yakin sekarang dia udah siap. Soalnya satu minggu dia butuh sendiri buat dia fokus ulangan," kata Radit.
Ari menatap Radit lalu Radit pun mengangguk. Akhirnya dengan segenap keberanian, Ari beranjak dari duduknya ia menghampiri Dara mengikutinya dari belakang belum mau menyapa Gadis itu terlebih dahulu. Iya sedang menguping pembicaraan ketiga gadis di depannya.
"Lo lagi marahan ya sama Ari," ucap gadis di sebelah kiri Dara.
Gadis di sebelah kanan Dara mengangguk-ngangguk, "Iya lo lagi marahan ya, jawab dong dari kemarin-kemarin nggak pernah jawab pertanyaan itu tahu."
"... ng- Enggak kok nggak."
"Jangan bohong ih gue tahu kok kalau lagi ada masalah. Sebaiknya lo Selesaiin masalah loh sama Ari deh, selagi masih punya masalah sama dia kagak bisa selesai masalah lo sama Dela," ucap gadis di sebelah kanan Dara.
Dara mengangguk-ngangguk Ia juga ingin melakukan hal itu. Tapi dia bingung harus melakukan apa setiap kali ia bertemu dengan Ari bukannya Ia memperbaiki masalah ini Tapi yang malu, malu akan kelakuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADARA [REVISI]
Teen Fiction"GUE BENCI MAMA!! GUE BENCI PAPA!! GUE BENCI KAK ADIT!! GUE BENCI ADEL!! GUE BENCI GUE BENCI BENCIIIIII!!!" teriak Dara ketika ia berdiri dekat pembatas gedung beberapa tingkat itu. "Maafin gue Dar," gumam seseorang yang sedang melihat Dara dari jar...