Pulanglah

992 27 9
                                    


"Anggap aku sebagai rumahmu. Aku, tempatmu untuk pulang. Aku, tempatmu untuk meluapkan segala isi hatimu."

-AriandraNarendra-

☂️☂️☂️

Ari berlarian heboh, sesegera mungkin ia mengambil kunci motornya dan memakai hoodie. Ia sangat panik, sungguh. Saat Adit memberitahunya bahwa Dara pergi dari rumah membuatnya kaget hingga jantungnya berdenyut-denyut nyeri.

"Dia larinya kemana?" tanya Ari pada Adit yang masih berdiri di tengah ruang keluarga.

"Gak tahu, gak kekejar."

Ari berdecak, "Kita mencar."

Adit mengangguk lalu izin pamit pada kedua orang tua Ari.

"Ma, Ari izin nyari Ara yah?"

Mama mengangguk mengiyakan. "Hati-hati."

"Kakak, bawa Kak Dala pulang ya, Lili kangen," ucap Lintang dengan tersedu.

Ari mengangguk lalu mengusap pucuk kepala adiknya itu.

Setelah mendapat izin, Ari langsung keluar dari rumahnya namun langkahnya tertahan saat sesosok perempuan datang menghentikannya.

"Jangan panik, gue tau dia gak bakalan jauh-jauh kok."

Ari memutar bola matanya malas, "Terserahlah."

Ari hendak pergi namun tangannya ditahan. "Lagian dia gak bawa apa-apa kok, masa dia berani jauh-jauh. Kalau jauhpun emangnya dia mau jadi gembel apa di luaran sana?"

Ari menghentakkan tangannya hingga cekalan itu terlepas. "Apasih mau lo!"

Dela mengerucutkan biburnya, "Temenin gue di rumah. Mama sama Papa cari Dara, Kak Adit cari Dara, lo cari Dara, semua orang cari Dara, Dara terus Dara terus! Gue  bosen dengernya!"

"Bodo amat."

"Ari, gue tuh suka sama lo. Gue yakin lo juga suka kan sama gue? Lo deketin Dara cuma kasihan kan? Gapapa lo deket sama Dara, kita pacaran tanpa sepengetahuan orang-orang aja. Ya?"

Ari terkekeh sinis, ia tidak habis pikir dengan sikap Dela.

"Gak!"

"Kenapa? Cuma sebentar kok Ri, tolong gue sebelum gue ga ...."

"Sebelum apa? Sebelum lo sakit beneran? Lo terlalu mengada-ada tau gak! Drama lo udah kebongkar, usaha lo buat jauhin gue sama Dara gagal! Jangan ganggu kita lagi, terutama Dara. Ngerti?"

Dela menghentakkan kakinya berkali-kali. "Tapi gue suka sama lo, gue cinta lo. Gue yakin cinta gue ke lo itu lebih dari cinta Dara ke lo. Gue bohongin kalian karena itu cara gue buat dapetin cinta lo!"

"Karena itu, gue gak suka cara lo." Ari berbalik, ia meniki motornya lalu pergi meninggalkan Dela yang m matanya berkaca-kaca.

***

Ari duduk di depan mini market, ia menundukkan kepalanya seraya berpikir dimanakah cewek itu berada.

Hari sudah semakin malam, tapi tidak ada satupun titik cahaya yang membawanya kepada Dara. KENAPA, ADA APA SEBENARNYA?? Ari tidak mengerti apa masalahnya, namun ia sendiri yakin bahwa Dara tidak mungkin pergi tanpa alasan.

ADARA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang