Salting

651 25 9
                                    

KONNICHIWAAAAAA😇

Sorry banget, akhir akhir ini hari minggu aku sibuk:( padet banget, aku udah jadi siswa baru di sekolah baru:) ya belajarnya tuh lumayan padet kayak sekolah biasa:)cuma bedanya ini di rumah aja:(

Sorry, pasti jarang update:(

⌚⌚⌚

"Yuk," ajak Ari, ia menggandeng tangan Dara. Dara berjalan sedikit pelan, kali ini ia menggunakan rok selutut yang kurang nyaman, yah mau bagaimana dia harus 'agak' berubah menjadi feminim sepertinya, ia juga memakai kaos lengan pendek. Sedangkan Ari memakai kaos hitam yang dibalut dengan jaket jeans dan celana jeans juga.

"Eh, mbak Siska mau kemana?" tanya Dara, melihat mbak Siska pagi-pagi seperti ini sudah seperti akan pergi.

"Eh, mbak mau pamit ya. Dela udah mendingan kok."

Ari dan Dela saling menatap. Mendingan? Mereka fikir sakit yang berbahaya itu butuh waktu sangat lama hanya untuk mencapai kata 'mendingan'.

"B-bukannya Dela k-kanker?"

Siska merapatkan bibirnya, ia terdiam sebentar. "Kanker? Kok kanker? Enggak kok, dia kemarin cuma kecapekan aja, stres sampe dia drop juga kan? Dela tipes, nggak kanker, amit-amit jangan sampai."

Sekarang, Ari dan Dara yang saling merapatkan bibir. Mereka ... Tidak menyangka dengan fakta seperti itu.

Dara segera berbalik, ia akan menghampiri Dela, nafasnya tak beraturan, tangannya mengepal marah.

Gara-gara Dela, dia dan Ari bertengkar, gara-gara Dela ia menangis seharian, gara-gara Dela! Semuanya gara-gara Dela .

Namun tiba-tiba langkah kaki Dara terhenti, matanya memejam berusaha meredam segala amarah yang akan ia keluarkan tadi. Nahas sudah, Dela sedang mengobrol bersama Mamanya.

"Dar sini, mau ikut gak? Mama sama Dela mau main, kayak bukit gitu loh Dar," ajak Mamanya, Dara menghampiri Dela dan Mamanya, ia tersenyum tipis lalu duduk.

"Yuk mau gak? Mumpung masih pagi, Mama juga udah siapin buat cemilannya."

Dara mengangguk, setuju-setuju saja.

Ari datang, wajahnya nampak khawatir namun dengan segera ia merubah raut wajahnya.

"Wah, Ari ikut ya? Kita main ke deket taman itu, yang sebelah atas," ajak Mama Dara.

"Ayo Ri, ikut," sahut Dela.

Ari mengangguk, "Boleh Tante."

"Yaudah kalau gitu sekarang siap-siap, kita jalan kaki aja, toh deket."

Mereka mengangguk, lalu bersiap-siap.

***

"Ri liat deh," ucap Dela, ia menunjuk bunga-bunga yang tumbuh di pinggir taman.

Dara mendengus, ia yang berjalan di belakang ke duanya merasa gerah melihat hal itu, mana Ari mau-maunya saja digandeng-gandeng seperti itu.

Dan ini, barang bawaan malah diberikan kepada Dara, dasar Dela!

Tempatnya tidak terlalu jauh, agak dekat dengan markas Triple A, ah Dara jadi rindu rumah itu.

ADARA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang