Berakhir

969 36 13
                                    

Apatuh yang berakhir? Wkwk

Ikutin terus yaaa:')

☁☁☁

"Dar! Gue mau bicara, empat mata!" sentak Dela, ia berjalan terlebih dahulu.

Dara mencebikkan bibir kesal lalu mengikuti Kakaknya itu.

"Apa?" tanyanya, ia menyuapkan es cream yang dibelinya barusan.

"Lo jangan nempel-nempel sama Ari dong! Kalau gitu gimana gue mau deket sama dianya!"

Dara tertawa renyah tiba-tiba, apa katanya? "Ngomong apasih lo, mikir dulu kek."

"Dar, jangan ganjen deh!"

"Lo bilang ganjen? Heh, ngaca!"

Dela terlihat kesal, ia memutar bola matanya malas, "Lo tau kan hidu ...."

"Cukup!" sentak Dara hingga beberapa orang yang berlalu lalang di taman menoleh kaget. "Lo jangan ngada-ngada kayak gitu lagi ya! Gue tau, lo tuh cuma pura-pura, lo tuh cuma pengen deket sama Kak Ari doang yakan?"

"Ngapain gue bohong kayak gitu?"

"Emang lo mau kanker beneran?"

Dela terlihat kikuk, ia menggaruk tengkuknya. "Yakan em ...."

"Berarti lo yang ganjen kalau gitu!"

"Apasih lo!" Dela mendorong bahu Dara agak keras. "Lo tuh yang mengada-ngada!"

"Gue gasuka cara lo Del, gue gak sangka punya kembaran kayak lo," ucap Dara, ia menggeleng-gelengkan kepalanya dramatis.

"Apa maksud lo ngomong gitu?"

"Maksud gu ...."

"Eh." Tiba-tiba tangan Dara ditarik begitu saja, pelakunya adalah Ari.

"Gue sama Dara pulang duluan ya, dia belum makan," ucap Ari, ia kembali menarik Dara menjauh dari Dela. Terlihat jelas jika keduanya sama-sama mempunyai asap di kepala.

"Ih apasih, kenapa ngajak pulang." Dara agak menghentakkan kakinya kesal.

Ari terkekeh, masih menarik tangan Dara lembut, kadang ia mengusap-usapnya.

"Entar berantem, aku yang kewalahan."

"Ck, siapa juga yang mau berantem coba?"

Ari menghentikan langkahnya, kali ini ia merangkul Dara. "Alah, itu bentar lagi jambak-jambakan tuh."

Dara mendelik sebal, "Ish, mana ada aku jambak-jambakan. Paling aku sedikit tendang perutnya, udah deh selesai, itu cuma sebentar juga gak butuh waktu lama."

Ari mengapit kepala Dara. "Udah ah, berisik."

***

"Eh Mama lagi apa?" tanya Dara, saat melihat Mamanya sedang mengubek-ngubek sesuatu di gudang.

"Mama cari itu loh tongkat golf punya Papa, dia mau main katanya, aduh repotin emang itu Papa kamu, kalau kitakan simpen di tempat mana gitu biar rapi, kalau mau dipake itu enak. Eh ini masukin gudang seenaknya, kan gini jadinya kalau mau dipake susah." Dara terkekeh geli melihat Mamanya ngomel tidak jelas.

ADARA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang