Selain vote kalian coment juga biar aku semakin semangat nulis dan bikin sesuatu yang mengejutkan wkwk
Silahkan siapkan mata yang jeli, takut salah baca atau ada typo. Bahasanya juga agak ribet wkwk.
Dannnn lest go! Selamat membaca!
🔅🔅🔅
Seorang perempuan berseragam SMA terduduk lesu bersama seorang anak laki-laki di sebelahnya.
"Masuk Dar," ajak sang tuan rumah, Dara pun menggeleng seraya menjawab, "Gak ah Bun, Dara disini aja main sama anak-anak," ucapnya memandang anak-anak panti yang sedang bermain di depannya. Ya, anak panti, Dara sedang berada di salah satu panti asuhan.
Bunda Sarah mengangguk, "Yaudah Bunda masuk dulu ya."
"Iya Bundaaa, biarin kak Dara sama aku aja," ucap Derry, anak berumur 10 tahun di samping Dara.
Bunda Sarah terkekeh, lalu ia pergi memasuki rumah yang hampir dihuni oleh anak-anak mau yatim ataupun piatu bahkan yatim piatu.
Dara menatap anak-anak di depannya, ia tertegun melihat seorang anak perempuan merengek di pangkuan anak laki-laki yang lebih besar darinya.
"Kaaak aku mau ituuuu!!" Anak perempuan itu merengek, menunjuk mainan barbie yang di pegang oleh anak perempuan lain yang wajahnya datar.
Anak laki-laki yang memangku anak perempuan yang merengek menjauhkan anak itu dari mainan barbie, sang adik memberontak di dalam pangkuannya sampai terjatuh.
"Ma, itu punya Sela. Nanti kita beli mainannya ya," ucap sang Kakak menenangkan.
Sang adikpun menggeleng-geleng seraya menangis semakin kencang. "Mau itu pokoknya!"
Anak perempuan yang membawa boneka barbie itu menghampiri dua adik kakak. Ia melempar barbie ke depan anak perempuan yang sudah berhenti menangis, lalu pergi begitu saja.
Sebagai kakak, anak laki-laki itu berteriak berterima kasih lalu memeluk adiknya lama.
Dara tersenyum melihatnya.
"Kakak tau gak kenapa Sela ngasih mainannya sama Rahma?" tanya Derry tiba-tiba.
Dara menggeleng, "Enggak."
"Sela tuh dingin, cuek lagi, dia keliatannya kayak gak perduli kan? Tapi liat, dia tuh sayang sama Rahma makanya dia ngasih mainannya walaupun sebenernya itu mainan kesayangan dia."
Deg
"Itu alasannya walau kayak galak tapi Sela banyak temennya, karena dia berani berkorban untuk orang yang dia sayang. Bahkan dia pernah dihukum ibu guru padahal itu salah Derry, tapi waktu itu kaki Derry lagi sakit dan Sela rela gantiin Derry. Ah, Derry bangga punya temen kayak Sela, Derry sayang Sela."
Dara menghel napasnya pelan. Anak sekecil Sela mampu melakukan itu? Apakah... Apakah Dara juga harus melakukannya? Supaya... Ah. Jika teman lebih berharga daripada mainan kesayangan, apa saudara lebih berharga dari cinta?
Semuanya jadi misteri.
Jika Dara tak bisa memutuskan, maka semuanya tak akan pasti, masih semu, masih abu-abu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADARA [REVISI]
Genç Kurgu"GUE BENCI MAMA!! GUE BENCI PAPA!! GUE BENCI KAK ADIT!! GUE BENCI ADEL!! GUE BENCI GUE BENCI BENCIIIIII!!!" teriak Dara ketika ia berdiri dekat pembatas gedung beberapa tingkat itu. "Maafin gue Dar," gumam seseorang yang sedang melihat Dara dari jar...