Kesalah pahaman

831 26 0
                                    

HAI GUYS

EHEM

WKWK

AKU GANTI YA UP NYA JADI HARI MINGGU, HEHE

SO SEKARANG LANJUT AJA KE CERITANYAAAAAAA

🎈🎈🎈

"Dar..."

Ari terdiam, ia tak berniat mengejar Dara ia tahu Dara sakit, sama halnya seperti Ari. Iya Ari sama sakit, ia kecewa.

Ari rasanya kembali ke masa lalu, masa di mana ia melihat hal yang sama dengan keadaan yang terbalik. Ya, Dara pernah mendapat tamparan itu dulu.

Bagi Ari semua ini membuatnya semakin bingung, ia tidak mengerti kenapa Dara bisa melakukan hal itu, ia tidak percaya tapi... Ia melihat dengan jelas Dela jatuh terduduk seraya terisak, rasanya itu sudah lebih dari cukup membuktikan bahwa Dara melakukan hal tersebut.

Ari kembali masuk ke rumah, ia disuguhkan dengan vas bunga yang telah berpecah belah serta darah yang berceceran. Ia meringis pelan, itu tadi Dara yang terluka?

Belum sempat Ari menenangkan Dela ia telah di gusur oleh Adit, terlihat Adit yang sedang menahan amarahnya.

"Lo... Apain dia?"

Ari kikuk, "Dia ... Nampar Dela."

"Bodoh."

Apa?

"Maksudnya apa? Dara udah semena-mena tadi."

Adit menggeram kesal, "Gue kira lo bawa Dara pergi dari Adel buat ditenangin, gue kira lo percaya sama Adara."

Ari semakin terkecoh, ia menjadi kesal dengan Adit yang susah menjelaskan apa yang terjadi. "Kenapa sih?"

Adit menghela nafasnya, ia memejamkan mata berusaha menenangkan dirinya sendiri. "Dela gak di apa-apain sama Dara, dia ... Ya gitu, lo ngerti lah," ucapnya lalu pergi gitu aja, membersihakan rumah yang berantakan.

Ari kembali menghampiri Dela, ia menenangkan gadi yang masih sesenggukan itu sampai tertidur.

***

"Jadi sebenernya gimana?" Ari bertanya kepada Adit yang sedang memasukan lauk pauk ke dalam piring.

"Ya gitu."

"Itu makanan buat siapa? Banyak amat."

"Dara, dia belum makan dari pagi. Lagian kan tadinya mau pergi sama lo."

Ari merapatkan bibirnya, ia tak menduga hal itu. Bagaimana kalau Dara sakit?

"Dia ... Kakinya gimana?"

"Ya gimana lagi orang berdarah."

Ah, Ari jadi semakin merasa bersalah.

"Gue yang anter," ucap Ari, ia akan mengambil alih nampan yang di bawa Adit.

Adit menggeleng, "Sama gue aja susah, apalagi sama lo. Makanya lain kali orang ngomong dengerin."

Ar menghela napasnya, "Ya mau gimana lagi, gue lagi marah."

"Hm."

"Gue ikut ya? Gue di pintu aja liatnya, nanti lo jangan tutup pintunya."

Adit mengangguk lalu berjalan duluan diikuti oleh Ari. Setelah sampai di kamar Dara, Ari hanya menatap gadis itu dari celah-celah pintu. Matanya yang bengkak, wajahnya yang lesu, penampilannya yang acak-acakan

"Maaf," ucap Ari pelan.

***

Tok tok tok

Ari mengetuk pintu kaca dihadapannya berkali-kali hingga tirai itu terbuka memperlihatkan gadis cantik dengan surai panjangnya, wajahnya yang lesu kemarin lusa sudah lumayan membaik. Kakinya masih tertekuk sebelah, tangannya masih dibalut. Ari rindu dengan gadis itu, berhari-hari ia terdiam membisu memikirkan cara agar bertemu dengn gadisnya, Dara.

Ari menyuruhnya membuka pintu, gadis itu hanya mengangguk paham lalu membukakan pintu, mempersilahkan Ari masuk.

Mereka saling menatap, tatapan yang sama-sama menyiratkan akan kerinduan yang terpendam.

Ari berjalan maju, merengkuh gadis itu, membawanya kedalam pelukannya, menghirup aroma shampi yang di pakai oleh Dara.

Berkali-kali Ari mengucap maap, berkali-kali juga Dara mengangguk seraya menahan air matanya, sungguh Dara tidak ingin menangis lagi.

"Maaf, maaf, maaf, maaf, aku salah, aku gak dengerin kamu, aku salah paham sama semua ini, aku bikin kamu sak ..."

"Gapapa, aku juga minta maaf," ucap Dara memotong perkatan Ari. Ari semakin memeluk Dara, hingga beberapa saat mereka terdiam.

Mereka merenggangkan pelukannya, saling menatap, kedua sudut bibir mereka terangkat, bahagia telah memenuhi keinginan bertemu mereka.

"Besok kita jalan, sekarang kamu tidur udah malem. Besok aku jemput."

Dara mengangguk paham, Ari mengusap pucuk kepala Dara lalu turun dari kamar Dara menggunakan tangga.

Dara menatap kepergia Ari, senyunannya semakin mengembang.

🎈🎈🎈

AKU GAJEEE
GAJE BENERAN SUER

HEHE

OKE

UDAH AH

BYE

BTW ISI PARTNYA SEDIKIT DARI BIASANYA

KARENA AKU LAGI GAJE

HEHE

BYE BYE

ADARA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang