Part - 06

10.4K 605 5
                                        

Hi kamu!
Apa kabar? Semoga kamu baik-baik aja.
Jangan lupa follow NurlinSugar768
Vote dan komennya, jangan lupa juga yah.

"Kuikhlaskan ragamu pergi, kuikhlaskan dirimu berlalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kuikhlaskan ragamu pergi, kuikhlaskan dirimu berlalu. Bukan karena aku tak peduli, tapi karena aku tahu, memelukmu seerat mungkin tidak akan membuatmu jadi milikku."

***

Air mataku menetes mendengar semua kebenaran itu. Zidan hanya menatapku sesaat dan kembali melanjutkan perjalanan dengan mengemudikan mobilnya. Zidan nampak tak peduli dengan air mataku.

Dadku terasa sesak sekali. Aku takut kehilangan Zidan, namun aku tak sanggup bersama Zidan jika hatinya masih untuk Ayesha.

Dalam perjalanan kami hanya diam tanpa sepatah kata pun.
Hingga seperkian menit berlalu, kami pun tiba di rumah Zidan.

***

"Papah ..." sambut Raynal dan Rayhan bersamaan sambil berlari dari dalam menuju ambang pintu dan memeluk Zidan.

"Yah sayang," jawab Zidan singkat membalas pelukkan anak-anaknya.

Aku hanya bisa berdiri sambil tersenyum simpul melihat mereka. Tiba-tiba ayah dan ibu mertuaku keluar menghampiri kami.

"Sayang," ucap ibunya Zidan memelukku.

Aku membalas pelukkan hanga ibu mertuaku itu dan mencium punggung tangannya. Beliau sangat ramah. Mencium pipi kiri dan pipi kananku.

"Kamu habis nangis nak?" tanya ibu mertua padaku.

Mendengar pertanyaan ibunya, lantas Zidan tersadar dan melihat ke arahku. Sungguh aku tak tau harus berkata apa. Ke dua mataku sembab dan sedikit merah.

"As-Syifa kapan kamu menangis?" tanya Zidan menambahkan.

"Kamu yang bikin aku nangis Zidan. Kenapa kamu gak sadar?" batinku.

Aku kembali meneteskan air mata ketika mengingat penjelasan Zidan di mobil tadi.

"Kenapa kamu tanya itu pada Syifa, bukannya Syifa dari semalam sama kamu Zidan?" lirih ayah mertua.

"Ashtaghfirullah, tad---"

"Syifa cuma kangen sama Ibu sama Arkhan aja kok Mah, Pah ...." jelasku memotong ucapan Zidan.

"Oh masya Allah, kalo kamu kangen kamu bisa temui mereka sayang. Kamu bilang aja sama Zidan pasti Zidan antar kok," tutur ibu mertua.

HALALKAN AKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang