Part - 18

6.8K 401 2
                                        

Hi kamu!
Apa kabar? Semoga kamu baik-baik aja.
Jangan lupa follow NurlinSugar768
Vote dan komennya, jangan lupa juga yah.

"Kuharap Allah memberika dua anugerah indah ; rumah tangga yang sakinah indah dan pulang ke sisi-Nya dalam keadaan husnul khotimah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kuharap Allah memberika dua anugerah indah ; rumah tangga yang sakinah indah dan pulang ke sisi-Nya dalam keadaan husnul khotimah."

***

Bergegas kami mengangkat Maryam dan melarikannya  ke rumah sakit.

"Zian ...  Zi---an," ucap Maryam merintih kesakitan.

Aku melajukan mobilku dengan kecepatan penuh agar Maryam cepat tertolong. Kami semua sangat tegang melihat keadaan Maryam saat ini.


Sesampainya di rumah sakit, dokter langsung membawa Maryam ke IGD dan memberikan penanganan pada Maryam. Kami bertiga menunggu dengan perasaan risau di ruang tunggu.

"Abi," ucap Hadid putra sulung pak Gajali.

"Hadid," pak Gajali menoleh dan memeluk Hadid yang baru saja tiba.

"Abi ... ada apa ini? Bagaimana ini bisa terjadi?" tanya Hadid cemas.

Pak Gajali menceritakan semua pada Hadid dan Hadid tak bisa  berkata-kata lagi. Aku mendekati Hadid dan merangkulnya untuk tetap tegar. "Kita berdoa saja untuk Maryam," kataku.


"Fatir ... kamu tetap di sini bersama Om Gajali dan Hadid. Saya harus kembali ke apartemen dulu. Kasian As-Syifa. Dia baru saja pulang dari rumah sakit," pungkasku dan Fatir hanya mengangguk.

"Om ... Hadid, saya minta maaf. Bukanya saya tidak mau lebih lama di sini," tuturku.

"Om mengerti Zian ... pulanglah. Syifa membutuhkan kamu," ujar pak Gajali.

Aku menepuk pelan pundak Hadid dan beranjak dengan mencium punggung tangan pak Gajali.

***

Saat aku berjalan menuju parkiran untuk mengambil mobil, tidak sengaja aku bertabrakan bahu dengan seorang perempuan. Dia nampak seperti Ayesha.

"Apa itu Ayesha? Astagfirullah ... lupakan Ayesha Zidan. Kamu punya As-Syifa yang mencintai kamu dan sedang mengandung anakmu," gumamku.

Aku masuk ke mobil dan menjalankan mobilku untuk kembali ke apartemen.

"Ya Allah ... selamatkan Maryam, biar bagaimana pun Maryam adalah sahabat saya dan saya menyayanginya. Saya tidak sanggup melihat orang sebaik pak Gajali diberi ujian seperti ini," batinku sambil mengemudi.

HALALKAN AKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang