Part - 25

6.3K 359 2
                                    

Hi kamu!
Apa kabar? Semoga kamu baik-baik aja.
Jangan lupa follow NurlinSugar768
Vote dan komennya, jangan lupa juga yah.

"Setiap menit yang aku lalui tanpa dirimu, bagiku hanyalah pemborosan waktu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Setiap menit yang aku lalui tanpa dirimu, bagiku hanyalah pemborosan waktu."

***

"Izinkan saya menceraikan Maryam," tutur Zidan.

"Zidan ... bagaimana dengan Maryam nanti jika kamu menceraikannya?" tanyaku cemas.

"Kenapa kamu selalu memikirkan Maryam? Kenapa kamu tidak pikirkan perasaan kamu sendiri, perasaan suami kamu, dan perasaan anak-anak?" tegas Zidan.

"Zidan ... aku hanya takut terjadi sesuatu pada Maryam seperti kejadian saat itu. Aku gak mau hal itu terulang kembali," jelasku.

Aku dan Zidan tak henti-hentinya berdebat mengenai masalah Maryam. Di satu sisi aku berpikir bahwa yang dikatakan Zidan itu benar dan di sisi lain aku takut jika Maryam mengambil jalan itu lagi.

"Ok ... saya tidak akan menceraikan Maryam. Dalam jangka waktu 6 bulan, jika Maryam tetap pada egonya dan tidak mau menerima kamu,maka saya akan ceraikan dia." Zidan bangkit dari tempat duduknya dan melepas jasnya.

"Zidan," ucapku pelan.

"Maaf As-Syifa, ini waktunya saya meminta pada kamu," ujar Zidan.

Aku hanya bisa diam menunduk di hadapan Zidan.

***

"Sayang," ucap Zidan lembut sambil membelai rambutku.

Aku terkejut dan membuka mataku. Zidan sudah siap dengan baju koko dan peci hitamnya.

"Saya mau tahajud bersama kamu," kata Zidan menatapku.

Aku melihat ke arah Zidan dan tersenyum. Bergegas aku bangkit dari tempat tidur dan mengambil air wudhu.

Aku dan Zidan menunaikan sholat sunnah tahajud bersama seperti dulu lagi. Selepas sholat menunaikan sholat sunnah tahajud, kami pun memutuskan untuk mengaji bersama.

Aku merasa sangat bahagia dapat tahajud dan mengaji bersama lagi dengan Zidan. Aku mencium punggung tangan Zidan dan seperti biasa Zidan mengecup lama keningku.

Zidan mengusap lembut perutku lalu membacakan surat yusuf di perutku. Walau sesaat, setidaknya aku bahagia bisa bersama-sama Zidan.

"Besok ... saya antar kamu untuk USG ya As-Syifa. Saya ingin melihat secara langsung pergerakan jagoan kecil saya," kata Zidan.

HALALKAN AKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang