Part - 01

38.8K 1K 77
                                    

Hi kamu!
Apa kabar? Semoga kamu baik-baik aja.
Jangan lupa follow NurlinSugar768
Vote dan komennya, jangan lupa juga yah.

"Jangan salahkan orang ketika kamu kecewa, tapi salahkan dirimu sendiri karena terlalu mengharap sesuatu yang belum pasti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan salahkan orang ketika kamu kecewa, tapi salahkan dirimu sendiri karena terlalu mengharap sesuatu yang belum pasti."

***

Siang ini matahari terasa sangat terik dan aku masih saja berdiri di halte, dengan harapan ada sebuah bus yang berhenti. Waktu sudah menunjukkan pukul 12.40.

"Ya ampun ... sudah waktunya makan siang. Pantas aja cacing-cacing di perutku berisik sekali," batinku sambil melihat ke arah jam tanganku.

Dua jam sudah aku menunggu di halte ini seorang diri. Aku merasa heran, karena tak biasanya bus di halte ini menjadi sangat langka.

Drettt ... dretttt ....
Ponselku bergetar dari dalam tas dan segera aku mengambilnya untuk menjawab panggilan masuk itu.

"Hallo ... assalamualaikum Arkhan," ucapku membuka obrolan.

"Walaikumssallam kak ... kenapa kakak belum sampai di rumah? Ini sud....*#&&$**#"

"Woyyyy kembalikan ponselku!" hardikku.

Seketika obrolanku bersama Arkhan, adikku terputus. Awalnya seorang pria mendatangiku di halte. Aku pikir pria itu hendak menunggu bus sepertiku, jadi aku tak terlalu memperhatikannya dan tak menaruh curiga.

Sungguh menyebalkan, pria itu malah merampas ponselku, saat aku sedang berkomunikasi dengan Arkhan. Ditambah, tak seorang pun yang membantuku untuk mengejar jambret itu.

Aku pasrah dan kembali duduk di halte sembari menatap kosong ke arah jalan.

Pitppp... pitppp....
Terdengar suara klakson mobil dan aku pun menatap datar ke arah mobil itu. Sebuah mobil berwarna putih berhenti di depan halte tempatku duduk.

"Hai!" sapa orang itu singkat menghampiriku sambil tersenyum simpul dan melambaikan tangan kanannya.

"Hai!" sahutku seadanya.

"Siapa nih? Sok akrab banget," batinku sembari menatap aneh pada pria di hadapanku itu.

"Kenapa Fa? Kok kamu lihat aku begitu?" tanya pria itu.

"Darimana dia tau namaku?" batinku kembali sambil menautkan kedua alisku.

"Fa ... kenapa diam aja? Dan kenapa kamu lihat aku begitu?" tanya pria di hadapanku itu lagi.

Pria itu terlihat sangat tampan dan pakaian juga sangat rapi. Senyumnya nampak manis sekali. Tingginya standar, tubuhnya berisi dan kulitnya putih.

Dari cara bicaranya, aku seperti mengenalnya dan aku merasa, pernah sangat dekat dengan pria itu sebelumnya.

"Emm ... kamu Fatir yah," tebakku.

HALALKAN AKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang