[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA - PART MASIH LENGKAP]
Sungguh Allah maha membolak-balikkan hati manusia.
"Ketika Zulaikha mengejar cinta Yusuf. Yusuf menjauhinya, tapi saat Zulaikha mengejar cinta Allah, maka Allah dekatkan Yusuf untuknya."
Berbeda de...
Hi kamu! Apa kabar? Semoga kamu baik-baik aja. Jangan lupa follow NurlinSugar768 Vote dan komennya, jangan lupa juga yah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sungguh tidak ada yang lebih besar daripada Allah. Itu hanya masalah kecil, dan kau masih punya Allah yang maha besar."
***
"Raynal dan Rayhan di dalam bersama Syifa, Zidan akan tanda tangani prosedurnya kalau Mamah dan Papah setuju," terangku pelan.
"Mamah dan Papah pasti setuju Zidan, jika itu satu-satunya jalan terbaik untuk Syifa." Ibu menghapus air matanya.
"Ehm ... baiklah," tuturku berlalu untuk menyelesaikan prosedurnya.
Mamah dan Papah beranjak masuk ke ruangan Syifa untuk menemui Syifa.
***
Syifa Pov
"Mah ... Pah," ucapku melihat kedatangan mertuaku.
"Iya sayang," sahut ibu mertua.
Kontraksiku terasa semakin kuat. "Ya Allah," rintihku tak kuasa.
"Syifa ... kamu harus kuat nak," tutur ibu mertua mengusap-usap kepalaku.
Dokter Kinan dan dua orang perawat datang ke ruanganku bersama dengan Zidan.
"Syifa ... kamu tahan sebentar. Kita akan pindah ke ruang operasi," jelas dokter Kinan.
Seketika jantungku terasa berhenti berdetak. Aku tak pernah membayangkan akan masuk ke ruang operasi.
"Dokter Kinan ... apa aku gak bisa normal? Aku yakin kok bisa normal," bantahku.
"Syifa, kamu memang bisa melahirkan secara normal, tapi kamu tau sendirikan fisik dan kandungan kamu lemah. Dengan membiarkan kamu normal, secara tidak langsung kami telah mengambil resiko besar," terang dokter Kinan.
"Syifa ... kamu dengarkan Dokter Kinan saja Nak dan berdoa, berserah pada Allah. Semua akan baik-baik saja," sambung ibu mertua.
Aku meneguk air liurku dan berhedem dengan segala keraguan dalam hatiku.
Aku dibawa menuju ruang operasi dan aku berharap Zidan ikut masuk untuk menemaniku di masa ini, namun itu hanya sebuah harapan.
Aku dibawa ke sebuah ruangan yang streril untuk pembiusan, sebelum operasi dilakukan.
Aku tak lagi menggunakan pakaian, hanya selembar kain yang menutupi tubuhku dan duduk menghadap barat.