Part - 38

5.6K 329 5
                                        

Hi kamu!
Apa kabar? Semoga kamu baik-baik aja.
Jangan lupa follow NurlinSugar768
Vote dan komennya, jangan lupa juga yah.

"Semesta punya banyak tujuan, meski tidak menyenangkan setidaknya itu memaksa kita untuk lebih siap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Semesta punya banyak tujuan, meski tidak menyenangkan setidaknya itu memaksa kita untuk lebih siap."

***

"Hak?" tanyaku heran.

"Tidak. Saya hanya bercanda. Saya akan memberi kamu waktu sampai anak kamu lahir, untuk membuktikan bahwa kamu benar-benar istri saya. Sementara itu untuk di kamar ini, saya akan membuat batas wilayah atau dapat juga disebut rolling tempat tidur. Setiap hari senin sampai kamis tempat tidur itu milik saya, kamu tidur di sofa. Setiap hari sabtu sampai minggu, tempat tidur itu milik kamu dan saya akan tidur diapartemen." Jelas Zidan panjang lebar.

"Tapi Zidan, itu gak adil. Kamu punya 4 hari waktu tidur di tempat tidur dan aku cuma 2 hari!" protesku.

"Ini kamar saya dan rumah saya. Tolong jangan cerewet dan yah untuk malam jumat," ujar Zidan.

"Sudahlah!" tukasku berjalan menuju pintu.

Aku menggeser Zidan yang masih bersandar di pintu tanpa melihat ke arahnya.

"Kamu mau ke mana?" tanya Zidan.

"Keluar," sahutku singkat.

"Singkat, padat dan jelas. Maksud saya, kamu mau pergi keluar ke mana?" tanya Zidan lagi.

Aku hanya diam tak menjawabnya. Aku merasa seperti orang asing di depan Zidan, suamiku. Aku hendak membuka pintu, namun Zidan menghalangiku dengan memegang tanganku.

Zidan menarikku kedekapannya dan mata kami pun saling terkunci satu sama lain.

"Tolong, kamu jelaskan ke anak-anak kamu kalau saya ini bukan Papahnya. Jadi, suruh mereka berhenti memanggil saya Papah!" jelas Zidan pelan sambil menatapku.

Aku sontak mengalihkan pandanganku dari Zidan dan menjauh darinya. Aku memutuskan untuk pergi ke dapur.

***

"Hmm ... dia sudah tidur," gumamku masuk dan meletakkan minuman yang aku bawa atas nakas.

Wajah Zidan terlihat sangat polos dan tampan. Aku berjalan mendekatinya dan duduk sambil mengusap lembut rambutnya

"Aku rindu kamu yang dulu Zidan. Kamu yang mencintai aku dan anak-anak. Kamu yang menyebalkan tapi romantis dan kamu yang tukang drama. Aku berharap kamu cepat sembuh dan mengingat semua kembali seperti dulu,"  tuturku.

Aku mengecup kening Zidan sesaat, lalu memeluluk pelan dirinya. Aku takut Zidan terbangun. Setelah memeluknya, tiba-tiba niqabku tersangkut di kancing kemeja Zidan.

HALALKAN AKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang