Part - 33

5.8K 320 3
                                    

Hi kamu!
Apa kabar? Semoga kamu baik-baik aja.
Jangan lupa follow NurlinSugar768
Vote dan komennya, jangan lupa juga yah.

"Jika seseorang cukup bodoh meninggalkanmu, jadilah orang yang cerdas dengan membiarkanmu pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jika seseorang cukup bodoh meninggalkanmu, jadilah orang yang cerdas dengan membiarkanmu pergi."

***

Aku pergi menuju kamar dan duduk di atas tempat tidur. Rayhan ikut duduk di sampingku sambil menatap wajahku.

"Mah ... Rayhan pamit ke kamar dulu. Mamah sama Papah jangan marahan. Rayhan gak mau lihat Mamah dan Papah marahan lama-lama," jelas Rayhan.

Aku hanya menunduk diam. Rayhan mengecup pipiku dan beranjak dari kamar.

Zidan masuk dan mengunci pintu kamar dari dalam. Zidan berjalan menghampiriku dan duduk di sampingku.

"As-Syifa ... saya minta maaf," sesal Zidan.

Zidan menggenggam tanganku dan menatap dalam mataku. Segera aku mengalihkan pandangan dari wajah Zidan.

"Sayang ... tolong jangan seperti in---"

"Zidan kamu ingin aku untuk nggak seperti ini, tapi kamu sendiri seperti itu. Kamu gak memikirkan perasaan aku sebagai istri kamu. Tolong hargai aku!" potongku tak dapat lagi menahan emosiku.

Aku bangkit dari dudukku dan Zidan kembali memegang tanganku. Zidan memelukku dari belakang sambil menangis.

"Maafkan saya As-Syifa ... saya tidak bisa mengontrol diri. Om Gajali meninggal, karena serangan jantung setelah saya memberi kabar meninggalnya Maryam. Ayesha telah menceritakan semua pada saya, Syifa. Ayesha sudah ada di Indonesia sejak pagi, untuk mengunjungi Maryam. Hadid tidak bisa datang, karena sibuk mengurus pemakaman Om Gajali." Jelas Zidan sambil memelukku.

"Innalillahiwainnailaihi rojiun," batinku.

Aku memejamkan mataku dan menarik napas panjang. Kuusap air mataku dengan ke dua tanganku. Aku mencoba untuk memahami situasi ini.

"Lusa kamu antarkan Ayesha kembali ke Kairo yah," ucapku sambil tersenyum kecil.

"Bukan saya As-Syifa, tapi kita," pungkad Zidan.

"Aku tidak yakin dengan kondisi kehamilanku untuk berpergian jauh Zidan. Dokter juga melarang," tuturku pelan.

"Baiklah ... saya tidak mau mengambil resiko. Fatir akan mengantar Ayesha kembali ke Kairo, bukan saya," jelas Zidan.

"Zidan ... apa kamu bahagia bersamaku?" tanyaku menatap dalam Zidan.

"Masya Allah As-Syifa, kenapa kamu bertanya seperti itu?" tanya Zidan balik.

"Aku melihat dari matamu, bahwa kamu masih sangat mencintai Ayesha dan hal itu membuat aku takut kalau aku nggak bisa buat kamu bahagia, sama seperti Ayesha membuat kamu bahagia."

HALALKAN AKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang