SG 43= EXPPRESSED

4.1K 165 11
                                    

"maksud lo apaan?"

"Maksudnya apa sih Ra? gue ga ngerti" Virgo menggeleng.

"Gausah sok polos pura-pura gatau deh!" Clara menatap Virgo tajam. "Gue benci dibohongi" Tukas Clara.

Virgo semakin dibuat tak mengerti, "Gini kalo gue salah sama lo, lo ngomong salah gue apa dibagian mananya biar gue tau. Kalo lo ngomong gini gue ga bakal paham maksud lo" Ujar Virgo.

"Lo yang berpura-pura polos, padahal lo kan yang nyebarin foto itu!" Ujar Clara dengan marah, "Sebenarnya apa maksud lo nyebarin foto itu? gue ga nyangka sih lo bisa sebrengsek itu padahal gue udah nganggap lo sebagai kakak gue sendiri" Clara memperlihatkan wajah kecewanya pada Virgo.

Virgo mengunci tubuh Clara dibalik tembok, mereka ada di Wc kampus Clara. Clara meminta Virgo menemuinya.

Clara terkesiap, ia menatap wajah Virgo lama, Nafas mereka saling memburu. Hidung mereka hampir bersentuhan.
"Gue kalo ngelakuin salah sama lo, lo harusnya jelasin dulu. Biar gue tau, bukan nuduh kaya gini" Ujar Virgo sangat dekat dengan Clara. Jantung ara berpacu lebih cepat.

"Gue ga niat nuduh lo, tapi emang udah ada bukti yang nyata" Clara mendorong dada Virgo, agar menyingkir dari tubuhnya. Ia ngos-ngosan karena gugup dengan apa yang Virgo lakukan.

"Buktinya mana?"

Clara memperlihatkan Video, yang dimana sang Preman mengatakan bahwa Virgo yang melakukannya. Virgo menghela nafas, lalu menatap Clara, "Dan lo percaya dengan apa yang orang lain bilang, daripada percaya sama gue yang udah lo anggap kakak lo sendiri?" Virgo terkekeh.

"Bukannya orang-orang lebih percaya dengan apa yang mereka dengar dari orang lain?" Tanya Clara

"Itu salah satu kesalahan besar lo ra, lo hanya ngandalin omongan atau bukti orang lain, tanpa lo liat langsung apa emang bener gue atau bukan" Virgo mengeluarkan pematik dan rokok lalu memasangnya.

"Masih ngerokok?"

"Kaya apa yang lo liat"

"Gabaik buat kesehatan lo, itu bakal buat lo sakit. matiin"

"Lo lebih bakal buat sakit dari pada rokok ini"

Clara berjalan mendekat, dan berusaha mengapai rokok tersebut. Virgo berusaha menjauhkannya. Clara terbatuk saat tak sengaja menghirup asap rokok tersebut.

uhuk uhuk

Virgo lekas mematikan rokoknya, "Makanya jangan dekat-dekat. Gue orangnya brengsek bakal nyesel lo" Kemudian Virgo meninggalkan Clara.

***
"Bos, gue udah ngelakuin seperti apa yang lo minta"

"Bagus, mereka ga ada yang curiga kan?"

"Sepertinya gak ada bos. Mereka percaya bahwa yang melakukan itu adalah Tuan Virgo"

"Oke lo boleh pergi" Sebelum preman itu pergi, mereka tertawa.

"Lo liat permainan gue, who know kalo yang ngelakuin sebenarnya adalah gue. Gue bakal balas dendam sama semua orang yang gue ga senangi" Gadis itu tertawa.

***
Astaga... Clara dari tadi uring-uringan tidak jelas, sudah seminggu Virgo tak pernah muncul dihadapannya, pesannya pun tak pernah dibaca. Apakah Clara keterlaluan?

"Ahh, gue ga boleh gini, gaboleh" Clara berusaha mengendalikan pikirannya.

"Oke gue harus cari Virgo buat minta maaf" Ia bergegas menganti pakaiannya secepat kilat, Lalu keluar.

Ceklek

"Eh-Eh lo mau kemana?" Tanya salwa yang baru saja datang bersama Livi

"Gue ada urusan, gue pergi dulu"

Saat Clara sedang berjalan, ia secara tidak sengaja melihat orang yang ia kenal, ia berjalan perlahan berusaha melihat apa yang mereka lakukan karena kelihatan mencurigakan.

"Bagus, mereka ga ada yang curiga kan?"

"Sepertinya gak ada bos. Mereka percaya bahwa yang melakukan itu adalah Tuan Virgo"

"Oke lo boleh pergi" Sebelum preman itu pergi, mereka tertawa.

Clara melotot, ia langsung datang ke tempat itu, "Kak pevita... Jadi selama ini?"

Pevita menatap Clara kaget, "Ah, kenapa lo bisa ada disini?" Ia menetralisikan wajahnya berusaha tersenyum.

"Jawab pertanyaan gue ka, lo yang sebenarnya nyebarin foto itu?"

Wajahnya menatap Clara tajam, "Hm ternyata lo udah tau ya? bagus deh kalo gitu. Ya emang gue sih kenapa?" Ia terkekeh.

Wajah Clara menjadi masam, "Kenapa lo bisa ngelakuin hal itu? gue ga pernah buat masalah sama lo ka"

Pevita mengangguk-angguk sambil tersenyum, "Ya emang, tapi secara ga langsung lo buat sesuatu antara gue dan afi itu rusak!"

"Maksud lo apaan ka? gue ga ada hubungan apa apa sama ka afi selain teman"

"Ya emang, lo anggap dia teman!  cuma dia anggap lo itu lebih dari sekedar teman! tau gak! setiap dia bareng gue, dia selalu ngingetnya lo, lo dan lo. Rasanya otak sama hatinya itu cuma ada lo! Lo gatau gue suka sama dia dari jaman gue SMA dan lo orang baru tiba-tiba datang ngambil hati dia dari gue!" Pevita mengucapnya penuh amarah.

"Gue minta maaf soal itu. Tapi kenapa harus Virgo yang lo buat seakan-akan dia pelakunya?" Tanya Clara tak mengerti.

Pevita menunjukan seringainya, "Karena apa? lo tau ga? 2 tahun lalu, gue di asuh sama keluarganya Virgo, dan Virgo ga terima gue masuk dalam keluarganya akhirnya dia lebih milih buat ninggalin rumah.Akhirnya gue jadi sasaran empuk keluarga Virgo buat lampiasin amarah mereka ke gue? gue disiksa setiap hari sampai akhirnya gue cape dan memilih buat pergi. Setahun kemudian gue dengar Virgo udah kembali kerumahnya buat nerusin bisnis Ayahnya. Untung aja gue di asuh sama keluarga kaya yang sayang sama gue"

Clara tertegun mendengar penuturan Pevita."Tapi ka, Virgo pernah cerita ke gue kalo dia tinggal di panti asuhan itu dari kecil. Gue jadi bingung mana yang benar"

Pevita mengeluarkan sebuah foto polaroid, disitu berisi 4 orang "Ini Ayah, Ibunya Virgo, Virgo dan gue" Pevita memperlihatkan pada Clara, "Ini waktu awal mereka masih care sama gue karena orang tua gue baru aja meninggal kecelakaan pesawat"

"Mungkin sebagian cerita Virgo benar dan sebagian itu karangan yang dia buat"Ujar Pevita

"Apa orang tua Virgo gila kerja?"

Pevita mengangguk, " Ya itu juga sebagian alasan Virgo meninggalkan rumah"

Clara menghela nafas kasar, "Tapi kenapa lo ngelakuin ini?"

"Gue pengen balas dendam sama Virgo dan kesal sama lo" Ia tersenyum lalu pergi meninggakan Clara sendiri.

***
tbc
jan lupa malming hari ini!

Strong Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang