SG 48 = FLASHBACK

4.5K 186 9
                                    

Gapapa tan, Nathan benar. Clara sama nathan sekarang udah gak ada hubungan apapun tan. Yang penting itu pacar nathan. Clara bisa pulang sendiri kok" Ujar Clara memberi penjelasan.

Mika menatapnya penuh kasih sayang, "Tapi tante gak suka dia sama Nathan. Tante maunya nathan sama kamu, ya karena nathan lupa ingatan makanya kalian kaya gini" Mika berujar sedih.

Clara menepuk bahu Mika pelan, "Memangnya kenapa Nathan sampai lupa ingatan tan?"

"Maaf ya Ra. Tante, Om sama Manda dulu ga mau cerita. Engga mau kamu nantinya khawatir." Terdengar helaan nafas berat, "Waktu itu nathan lagi sakit.
Tapi dia ga ngomong sama kamu, dan waktu dia berubah cuek sama kamu itu karena dia takut ga bisa selalu ada disisi kamu. Tapi akhirnya dia sadar, dia ga seharusnya kaya gitu ke kamu. Sama aja nyiksa kalian berdua. Kamu tahu dia sakit apa?" Tanya Mika

Clara menggeleng, "Nathan ga pernah cerita"

"Dia sakit tumor otak"

deg. Jadi itu alasan Rico meninggalkannya?

"Maka dari itu tante ga mau anak tante ninggalin tante" Mika rasanya akan menangis, "Jadi tante dan om berusaha nyari dokter hebat sampai diluar negeri agar Enrico bisa sembuh. Kami dapat dokter terbaik di Australia. Tapi resiko yang harus dialami adalah lupa ingatan atau mungkin pergi selamanya"

"Kenapa Rico nyembunyiin rahasia sebesar ini sama Clara? Stelah bertahun-tahun...." Clara tak melanjutkan ucapannya, ia tak bisa lago berkata-kata.

"Alasannya dia gamau kamu mikirin dia sampai khawatir" Ujar Mika, ia berdiri "Hm, sebentar tante mau ambil sesuatu"

Clara hanya mengangguk. Tak lama Mika kembali dengan sebuah Amplop cokelat ditangannya, kelihatan lama tak tersentuh.

"Ini surat yang nathan titipin berapa tahun lalu, katanya berikan kekamu kalo dia sampai benar-benar kehilangan ingatannya" Clara menerima amlop tersebut dengan ragu.

Ia berdiri dan mengucapkan sesuatu sebelum pamit. Mika ingin menahannya tapi yasudahlah.

Clara menyusuri trotoar itu sendiri sambil mengenggam amplop cokelat ditangannya. Ia tiba disebuah taman tak jauh dari situ, tamannya sepi. Mungkin hanya dia disana.

"Apa gue sanggup bacanya sekarang?"

Ia mengangguk merapalkan doa agar ia kuat membacanya nanti.

'buat rara'
"Hai ra? pakabar? hm, mungkin kamu bakal buka surat ini setelah aku ga ingat kamu bertahun-tahun mungkin. Atau ga kamu ga membukanya sama sekali haha.
Kamu ingat? waktu aku ngmg kekm, alasanny km blm blh tau skrg? ah tapi kayanya km udh tau deh dri mama. Tau kan mama mulutnya suka gimana gitu hehe, maaf ya. Aku lakuin ini demi kebaikan kita. Aku rasa cukup kamu merasakan kehilangan yang begitu dalam lagi, setidaknya jika aku pergi ga akan terlalu berpengaruh bagi hidup kamu kan...Jika nanti kembali melupakan kamu, maaf ya. Aku ga ada maksud buat lupain kamu, kamu harus tahu walaupun pikiran aku ngelupain kamu, tapi hati aku selalu ada kamu disana. Jika suatu saat kita kembali menjadi orang asing, semoga saja kamu tidak terluka karena ulahku. Jika nantinya kamu mendapat orang yang berhak untuk hati kamu, aku harap kamu selalu bahagia. Yaya intinya aku mau kamu bahagia. Yasudah ya Ra, operasi aku bakal dimulai seminggu lagi. Aku bakal kirim surat ini ke indonesia nanti yaa, see u "- enrico

Clara mulai menangis terisak, "Kenapa tiba-tiba nangis?" Tanya seseorang membuat Clara kaget dan menjatuhkan surat tersebut, ia menyeka air matanya, "Em kenapa lo ada disini?"

Enrico. Ya

"Tadi pas mau balik rumah liat ada yang nangis, aku samperin" Ia duduk disebelah Clara. Dan melihat sebuah surat yang jatuh ia memunggutnya dan membacanya.

"EH JAN—"

Terlambat. Enrico sudah membacanya dengan seksama. Matanya menatap mata Clara yang sembab, "Ini surat dari aku?"

Clara membuang pandangannya, "See, lo bisa baca sendiri kan?" Katanya berbicara ketus.

"Sebenarnya kenapa dulu lo sangat berpengaruh kekehidupan gue?" nada bicaranya dan pengucapannya berbeda, kembali lagi ke lo-gue.

"Kenapa tanya gue? kenapa ga tanya diri lo aja sana?" Kata Clara

Enrico menunduk, "Maaf"

Clara mengangkat kepalanya, "Untuk apa?"

"Karena masalah tadi dirumah dan masalah gue gabisa ingat lo sampai sekarang"

Clara mengangguk tenang, "Gapapa ga masalah"

"Tapi gue mohon lo jangan ganggu kehidupan gue lagi ya? sekarang ada orang lain yang lagi gue perjuangin" Tukas Enrico pada Clara.

Clara menatapnya penuh tanya, Apakah dia semenganggu itukah bagi Rico?
"Ya gue tau. Gue ga lagi ganggu lo, itu hak lo. Gue bahkan sudah ngelupain lo"

Enrico menaikan sebelah alisnya, "Thanks ya, tapi kenapa lo nangis pas baca pesan ini? sebegitu berartinya?"

"Gue hanya terharu saja alasan lo waktu ninggalin gue ternyata ini. Ya akhirnya rasa penasaran gue selesai, dan gue pergi dulu"

"Gue senang kalo kita bisa berdamai dimasa lalu" Enrico tersenyum tipis.

"Ya, sekarang mari kita jalani hidup masing-masing, gue ga akan lagi ganggu lo, dan sebaliknya" Clara bersiap berdiri. Tapi...

"Tunggu" Rico mencekal pergelangan tangannya, Perasaan Clara bergetar.

"Gue pengen nanya kenapa lo bisa ada dirumah gue?"

Clara menghempas cekalan tangan tersebut, memutar bola matanya malas. "Gue ketemu nyokap lo pas ga sengaja jalan di Mall tadi. Dan gue di ajak kerumah lo, gak ada maksud lain oke"

"Gue kan emang ga mikir lo ada maksud lain" Kata Rico dengan polosnya.

"Bodo amat" Ia kemudian berjalan pergi.

"Gue anter lo, ikut gue" Tariknya pada Clara, Tetapi clara hanya diam
"Kenapa?" Tanya Rico.

"Bukannya lo bilang gue kalo datang sendiri. Bisa pulang sendiri? kenapa sekarang mau nganter?"

"Ya emang... Tapi sekarang kan sudah mau malam, mana mungkin gue biarin cewe pulang sendiri, kalo lo diculik gimana?"

"Peduli apa lo?"

Rico menghela nafas berat, "Lo serius kalo dulu gue suka sama lo dengan sikap lo yang nyebelin kaya gini?" Ia bersidekap dada.

"Waktu yang ubah gue" Ujarnya berjalan pergi, "dan mungkin juga karena lo"

***
tbc guyssss
mana nih team? COMMENT YA
#KOKORARA
#RARAIGO
#KOKOKAY

Strong Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang