SG 42=SPEECHLESS

4.3K 191 15
                                    

"Jadi sebenarnya siapa yang sebarin si Ra?" Tanya Virgo setelah melihat postingan tersebut diinstagram Clara.

"Mana gue tau. Gue tanya ka Afi sama ka Pevita, katanya bukan mereka. Terus siapa, gue bingung. Sumpah, karna masalah ini gue jadi bahan omongan di kampus" Clara berujar lirih

Virgo menatapnya iba, "Lo tenang aja. Gue bakal berusaha cari tau siapa yang sebarin foto itu" Ujar Virgo penuh tekad.

"Makasi ya Go, lo emang temen yang udah gue anggap kaka sendiri" Ujar Clara memeluk Virgo.

Virgo membalas pelukan Clara, sambil tersenyum kecut, "lo emang temen yang udah gue anggap kaka sendiri" batin Virgo meyakinkan.

***
"Enrico kapan balik ya? gue kangen banget. Dia di sana lagi apa ya?" Gumam Clara dikantin tanpa sadar.

"Hwah, Apah Wra? Siawpah?" Tanya Salwa sambil berusaha menelan baksonya.

"Sal, telan dulu baru ngomong" Ujar Pevita sambil terkekeh.

Salwa terlihat malu dan mengangguk, "Iya ka, maaf hehe"

Pevita dan Afi memang sedang makan bersama Clara dan teman-temannya. Kali ini meja tidak penuh, tapi mereka hanya ingin saja bergabung bersama.

"Ohyah Ra, Enrico siapa?" Tanya Pevita penasaran. Pevita sebenarnya gadis yang baik, dia friendly kepada orang-orang.  Beruntungnya Afirga.

"Oh, Enrico itu mantannya si Rara noh, Ditinggal pergi keluar negeri sampai sekarang gagal moveon" Jawab Livi cepat sebelum Clara menjawab.

"Apaan sih Liv!" Clara menepuk pundak Livi, mereka semua terkekeh.

"Lah, Ra sampe saat ini ga move on-move on ya?" Pevita Terkekeh

"Ya emang ka, gimana engga. Padahal kita udah selalu ngingetin dia, cuma dia aja keras kepala, udah tahu penduduk indonesia 269 juta jiwa, dan lo ga dapat pengganti dia? serah ra serah kawin aja lo sama batu sono" Ujar Salwa menggebu-gebu.

"Kenapa ga coba moveon ra?" Tanya Afirga

"Bukan gue ga pernah coba buat moveon, atau gimana. Selama setahun ini gue berusaha buat ngikhlasin dia. Karena kalo kita coba lupain kita pasti ga bakal bisa kan? Cara yang tepat yaitu kita ikhlasin. Cuma hingga saat ini bayang-bayang dia selalu ada dibenak gue" Clara tersenyum membayangkan kejadian-kejadian manis bersama Enrico dulu.

"Kalo misalnya dia kembali nanti, sudah bersama yang lain gimana?" Tanya Afirga dengan pengadaiannya.

Clara tersenyum kecut. "Maaf ka, gue belum bisa jawab"

***
Beberapa hari ini, Clara memang sudah jarang mendengar orang-orang membicarakan dirinya. Tapi tetap saja masih ada 1 atau 2 orang. Ya begitulah mulut manusia.

Rintone hape Clara berbunyi, tanda ada telepon masuk, ia melihat sekilas nama yang menelpon. Kak afirga?

Clara segera mengangkatnya.

"Ha—"

"Ra, lo dimana bisa ketemu ga? ada berita penting, gue udah dapat orang yabg nyebarin foto lo"

"Hah, bisa ka, share loc aja"

"oke"

tut

Telepon dimatikan sepihak oleh Clara, ia menunggu Afi mengirim alamatnya sekarang dan ia akan menuju kesana.

***
"Kak mana yang sudah nyebarin foto gue?" Tanya Clara sesaat sampai di gudang.

"Ikut gue Ra, dia ada didalam. Dijaga sama Iqbal dan Dilan."

Clara mengangguk, ia mengikuti arahan Afi. Sampai didalam gudang ia menemukan seorang preman yang diikat disebuah kursi. "Maksudnya gimana Ka?" Tanya Clara tak mengerti.

"Lo bisa tanya sama orang ini, kenapa dia nyebarin foto lo dan siapa yang suruh dia" Ujar Iqbal sambil melepaskan tali yang berada dimulut preman tersebut.

Clara berjalan perlahan mendekati, dia merasa ragu. "Siapa yang nyuruh lo?"

Preman tersebut diam. Dan hanya menatap Clara sinis.

Bukkk

Afi menghajar Preman tersebut, hingga mengeluarkan darah sudut bibirnya. "Lo masih gamau ngomong?!"

"Lo siapa jangan ikut campur hahahaha" Preman tersebut tertawa merendahkan pada Afi. Afi yang sudah terpancing emosi langsung mengajar bertubi-tubi preman  itu.

Clara langsung menutupi wajahnya, tidak ingin melihat apa yang terjadi dihadapannya. Dia benar-benar takut.

Iqbal teman Afi langsung menahan Afi, Sedangkan Dilan berusaha mendekap Clara. "Udah Fi, Kasian lo liat Clara jadi takut kaya gini" Clara malah mulai terisak.

Afirga menghentikan Aksinya, dan menghadap Clara lalu menarik Clara kedalam pelukannya. "Hiks, gue takut hiks ka"

"Maafin gue, maafin gue ra. gue ga maksud" Afirga terus mengusap kepala Clara.

Dilan mulai memaksa agar preman tersebut angkat bicara, "Sebenarnya apa motif lo buat sebarin foto Clara?!"

"Bukan urusan lo"

bugh

Kesadaran Preman itu sudah tidak sepenuhnya sadar, dia sudah mulai pusing.

Dilan bersiap mengepalkan tangannya, "Lo masih ga mau jawab?" Ia bersiap melayangkan pukulannya.

"Ah, jangan pukul gue lagi"

"Makanya Jawab bangsat!" Geram Iqbal

"Oh oke," Preman tersebut menghela nafas, "Gue gatau motif apa. Soalnya gue cuma disuruh buat nyebarin aja" Akhirnya preman itu mengaku.

"Siapa yang nyuruh lo?!"

"Virgo"

deg

Jantung Clara serasa berhenti berdetak, apakah benar yang didengarnya ini? "A-apa, V-virgo?" Clara menggeleng tak percaya, "Jangan bohong lo"

"Ngapain gue bohong. Gue emang disuruh Virgo buat sebarin foto lo berdua"

Clara tak percaya, benar-benar ia dibuat pusing. "Orang yang udah gue anggap jadi kaka gue ternyata ngelakuin ini ke gue. Gue ga sangka Virgo" Batin Clara

tbc
males nanya pendapat, soalnya ga di hargain,ok.

Strong Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang